RIWAYAH 'AZRAU JAKARTA-LI NAJIB AL-KAILANI (DIRASAH TAHLILIYYAH BINYAWIYYAH WA NAQD AL-ADAB NISA'IYYAH)

Dinul Istikomah, NIM.: 97112043 (2004) RIWAYAH 'AZRAU JAKARTA-LI NAJIB AL-KAILANI (DIRASAH TAHLILIYYAH BINYAWIYYAH WA NAQD AL-ADAB NISA'IYYAH). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (RIWAYAH 'AZRAU JAKARTA-LI NAJIB AL-KAILANI (DIRASAH TAHLILIYYAH BINYAWIYYAH WA NAQD AL-ADAB NISA'IYYAH)) 97112043_BAB I_BAB PENUTUP dan DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version Download (13MB) | Preview
	Text (RIWAYAH 'AZRAU JAKARTA-LI NAJIB AL-KAILANI (DIRASAH TAHLILIYYAH BINYAWIYYAH WA NAQD AL-ADAB NISA'IYYAH)) 97112043_BAB II sampai BAB IV.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (32MB)

Abstract

Fenomena marjinalisasi, eksploitasi, dan subordinasi perempuan terdapat pada setiap bidang. Perempuan dianggap makhluk yang lemah dan kedudukannya lebih rendah dibanding laki-laki. Hal ini pun terjadi dalam dunia sastra, bagaimana penggambaran tokoh perempuan, karakter yang dimiliki, serta peran tokoh perempuan dalam sebuah karya sastra. Sastra merupakan salah satu media untuk menyampaikan aspirasi perempuan dan untuk membela perempuan serta hak-hak persamaan derajat. Kehadiran kritik sastra feminis bertujuan untuk merubah citra yang dibangun masyarakat tentang perempuan. Kritik sastra feminis memberikan perubahan dalam dunia sastra, baik sebagai pencipta karya maupun sebagai tokoh dalam karya sastra. Peran tokoh perempuan dalam sebuah karya sastra dapat menjadi corong bicara pengarang dalam meneriakkan emansipasi dan protes terhadap tradisi-tradisi kaku yang membelenggu perempuan dari kesewenang-wenangan laki-laki. Kritik sastra feminis ideologis melibatkan wanita, khususnya kaum feminis, sebagai pembaca, yang pusat perhatiannya pada citra serta stereotip dalam karya sastra. Penggambaran tokoh perempuan yang diharapkan oleh para feminis tergambar dalam novel "Adzrau Jakarta" karya Najib Kailani. Dalam novel ini, yang berperan sebagai tokoh utamanya adalah perempuan, yaitu Fatimah. Dia seorang gadis yang masih cukup muda, mempertahankan semangat nasionalisme, dan mempertahankan tanah airnya dari pengaruh ideologi komunis. Selain itu, pada dirinya juga terdapat ide feminis. Di sini terdapat pendobrakan peran perempuan dengan karakter yang sesuai dengan nilai-nilai feminis. Digambarkan dalam novel ini, perempuan memiliki karakter sebagai orang yang aktif dalam kehidupan bermasyarakat, yaitu sebagai pengemban amanat bangsa, berpendidikan, mandiri, cerdas, berwawasan luas, serta wanita yang mampu menjaga diri. Perannya sebagai perempuan yang bekerja dalam lingkup publik sebagai wartawan dan aktivis masyumi dapat memberikan kesadaran dan merubah situasi serta citra tentang perempuan.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item