CANONICAL TEXT: PERALIHAN DARI AL-QUR’AN YANG DIBACAKAN KEPADA AL -QUR’AN YANG DITULIS (Kajian atas Formulasi Pembacaan Angelika Neuwirth tentang Referensialitas dan Tekstualitas dalam Surat al-Hijr)

AETIK ROMAZONA, S.S., NIM. 05213452 (2008) CANONICAL TEXT: PERALIHAN DARI AL-QUR’AN YANG DIBACAKAN KEPADA AL -QUR’AN YANG DITULIS (Kajian atas Formulasi Pembacaan Angelika Neuwirth tentang Referensialitas dan Tekstualitas dalam Surat al-Hijr). Masters thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

[img]
Preview
Text (CANONICAL TEXT: PERALIHAN DARI AL-QUR’AN YANG DIBACAKAN KEPADA AL -QUR’AN YANG DITULIS (Kajian atas Formulasi Pembacaan Angelika Neuwirth tentang Referensialitas dan Tekstualitas dalam Surat al-Hijr))
BAB I, V.pdf - Published Version

Download (614kB) | Preview
[img] Text (CANONICAL TEXT: PERALIHAN DARI AL-QUR’AN YANG DIBACAKAN KEPADA AL -QUR’AN YANG DITULIS (Kajian atas Formulasi Pembacaan Angelika Neuwirth tentang Referensialitas dan Tekstualitas dalam Surat al-Hijr))
BAB II,III, IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (450kB)

Abstract

Al-Qur’an sebagai sebuah teks, dapat ditafsirkan secara terbuka (plural)maka wajar dalam setiap rentang waktu tertentu terjadi pergulatan penafsiran yang beraneka ragam. Dewasa ini, konteks reinterpretasi al -Qur’an dengann perspektif bahasa dan sastra memperlihatkan perkembangan yang unik, yang berkisar di seputar tema: bahwa usaha menafsirkan dan mempelajari al -Qur’an tidak lagi didominasi oleh sarjana muslim; sarjara non muslim juga turut ambil bagian dalam aktifitas penafsiran al -Qur’an dan tidak jarang disertai dengan interpretasi mencengangkan. Angelika Neuwirth salah satunya adalah seorang ahli al-Qur’an yang diakui di Jerman. Angelika Neuwirth menyajikan sebuah pendekatan penelitian yang memandang al -Qur’an sebagai hasil dari berbagai wacana yang mendokumentasikan interaksi antara Nabi dan para pengikutnya. Menurut pandangan ini, al -Qur’an merefleksikan proses komunikasi oral yang berlangsung dalam sebuah periode dua dekade dan membawa perubahan. Angelika Neuwirth mencoba menawarkan pola pendekatan al -Qur'an secara sastra (literary approuch) yang menyiratkan diktum ontologis bahwa “citra atau rasa sastra dalam teks al-Qur'an merefleksikan bahwa te ks al-Qur'an masih berada dalam proses”. Kemudian Neuwirth menawarkan model bahwa al -Qur'an yang telah menjadi kitab kanon dan final tersebut berada dalam sebuah proses komunikatif (canonical proses). Hal ini yang dia sebut sebagai “jalan ketiga”. Seperti yang terbaca dalam tulisan-tulisannya, pendekatan Neuwirth terhadap proses komunikasi al -Qur’an mengacu pada teori salah seorang sarjana Biblikal (Biblical studies), Bervard S. Child tentang konsep kanonisasi dalam pembacaan kitab suci. Bagi Neuwirth, al-Qur’an adalah sebuah kanon yang terbentuk dengan mengalami proses kanonisasi. Menurutnya, al -Qur’an merefleksikan proses komunikasi oral yang berlangsung dalam periode dua dekade dan membawa perubahan. Neuwirth lantas membedaan antara dua periode yang berbeda dalam genesis/tafsir, yaitu (1) al -Qur’an yang merupakan fase oral murni, di mana pesan kembali pada dirinya sendiri sebagai qur’a>n; dan (2) fase kelanjutan, di mana kita>b menjadi sebuah istilah referen bagi teks -teks baru yang panjang dan strukturny a yang mengandaikan penggunaan tulisan. Modalitas ganda teks al-Qur’an, sebagai sebuah perkembangan, harus dipandang sebagai sebuah proses kanonisasi. Salah satu yang menarik dari pernyataan Neuwirth tentang al-Qur’an serta proses kanonisasinya adalah: bah wa proses kanonisasi dan komunikasi al -Qur’an telah melahirkan dan membentuk sebuah komunitas, di mana hal ini tampak, salah satunya, dalam surat al -H{ijr. Penulis melihat bahwa apa yang teori -teori kajian al-Qur’an yang diperkenalkan Angelika Neuwirth belum mendapat perhatian, khususnya dari kalangan sarjana kajian al-Quran Tanah Air. Menurut Neuwirth ada dua langkah stretgis dalam menganalisis sebuah surat, pertama menjabarkan massa berkembang yang menjadi komposisi komunitas dalam sebuah karya sastra. Da n kedua, mencari kontek tekstual dalam diskursus surat, baik di lakukan di dalam surat itu sendiri maupun di luar surat dalam al-Qur'an. Salah satunya dalam kasus surat al-Hijr, dia mencoba mengikuti pola kanon dengan mengambil satu bagiannya yang disebut sebagi surat. Satu surat bagikan satu bendel/satu plot/satu judul dalam pandangan bahwa al -Qur'an merupakan teks sastra. Sebagai teks sastra, di dalam al -Qur'an terdapat fenomena sastra (literary phenomena) yang terdapat di dalamnya terdapat diskursus dan juga pesan khusus. Di dalamnya terdapat komuniksi, perdebatan yang diikuti 0leh subyek-subyek tertentu (dramatis personae) yang membentuk proses munculnya komunitas dalam suasana dramatis dalam rangkaian surat al -hijr. Seperti sender (we), transmiter (Muha mmad/U) dan beberapa aktor lain. Hal inilah menjadi tawaran Neuwirth dalam salah sebuah artikel Referensialitas dan Tekstualitas dalam Surat al-H{ijr. Adapun metode yang akan penulis pakai adalah: Pertama, Metode analisis deskriptif. Dari sini, kemudian diusahakan adanya analisa dengan menggunakan analisis eksplanasi (explanatory analysis), yakni suatu analisa mengenai bagaimana dan mengapa pemikiran Angelika Neuwirth mengemuka serta sebab - sebab apa yang ada dibalik fenomena tersebut. Kedua, Metode induktif, yaitu metode penalaran yang berangkat dari pengetahuan yang bersifat khusus, kemudian. dari pengetahuan yang bersifat khusus ini, dinilai suatu hal yang umum. Di sini metode Neuwirth dalam karyanya akan ditelaah kemudian ditarik sebuah kesimpulan tentang metodeinterpretasinya yang dipakai dalam karya itu serta relevansinya bagi pengembangan pola pembacaan al -Qur’an secara general. Pendekatan sastra dalam menafsirkan al -Qur'an dari sudut pandang metode dan cara penafsiran Angelika Neuwirth terhadap arus penafsiran al- Qur'an kontemporer memakai teknik eksposisi tematis yang mana Neuwirth membagi 99 ayat surat al-H{ijr ke dalam 5 bagian berikut menetapkan elemen - elemen karakter dalam suatu narasi ( dramatis personae) pada tiap-tiap bagiannya. Neuwirth dalam penafsirannya berusaha menghadirkan unsur-unsur historisitas (asbab al-nuzul en maki madani) data-data historis di masa yang dia sebut sebagai oral tradition (masa nabi/penurunan ayat). Kemudian pembakuan (fixation) teks atau ‘setelah adanya kanonisasi’ menimbulkan masalah spesifik mengenai keberadaan al-Qur'an itu sendiri. Untuk itulah, Neuwirth menjabarkan beberapa kelalutan mengenai ini guna menghasilkan penafsiran yang baik yaitu bahwa al-Qur'an sebagai teks dengan analisis self referensial (dalam tradisi sastra/al-Qur'an menceritakan kedudukan dirinya) yang menunjukkan eksistesi al-Qur'an.

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information: Pembimbing: Shahiron syamsuddin
Uncontrolled Keywords: CANONICAL TEXT,PERALIHAN DARI AL-QUR’AN YANG DIBACAKAN KEPADA AL -QUR’AN YANG DITULIS
Subjects: Aqidah Filsafat
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta > Aqidah Filsafat
Divisions: Pascasarjana > Thesis > Agama dan Filsafat
Depositing User: Edi Prasetya [edi_hoki]
Date Deposited: 28 Jan 2013 17:41
Last Modified: 15 Apr 2015 08:21
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/6831

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum