AL MA'ANAH FI SHI'R "UZKURINA" LI AHMAD RAMI (DIRASAH TAHLILIYYAH SIMIYAIYYAH LI MICHAEL RIFATERRE)

Alya Ayu Maulita, NIM.: 19101010072 (2023) AL MA'ANAH FI SHI'R "UZKURINA" LI AHMAD RAMI (DIRASAH TAHLILIYYAH SIMIYAIYYAH LI MICHAEL RIFATERRE). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (AL MA'ANAH FI SHI'R "UZKURINA" LI AHMAD RAMI (DIRASAH TAHLILIYYAH SIMIYAIYYAH LI MICHAEL RIFATERRE)) 19101010072_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version Download (2MB) | Preview
	Text (AL MA'ANAH FI SHI'R "UZKURINA" LI AHMAD RAMI (DIRASAH TAHLILIYYAH SIMIYAIYYAH LI MICHAEL RIFATERRE)) 19101010072_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Penelitian ini berjudul Konsep Penderitaan dalam Puisi “Użkurīnī” Karya Ahmed Rami (Analisis Semiotika Riffatere). Puisi “Użkurīnī” merupakan salah satu puisi karya sastrwan Mesir Ahmad Rami yang dihimpun dalam antologinya yang berjudul “Dīwān Rāmī”. Puisi ini menceritakan penderitaan hidup seorang laki-laki yang telah kehilangan sosok wanita yang dicintainya. Untuk menemukan makna penderitaan dalam puisi ini peneliti menggunakan teori Semiotika Riffaterre. Michael Riffaterre mengenalkan dua level pembacaan, yaitu pembacaan heuristik dan pembacaan hermeneutik. Pembacaan heuristik yang merupakan pembacaan tingkat pertama ialah pembacaan yang menelaah arti kata secara bahasa. Pembacaan hermeneutik merupakan pembacaan tingkat kedua yang merupakan lanjutan dari tingkatan pertama yaitu menafsirkan bait-bait yang ada dengan mencari hipogram potensial, matriks, model dan hipogram aktual. Hasil yang didapatkan setelah melakukan penelitian dengan menggunakan dua tahap pembacaan teori Semiotika Riffaterre adalah kesedihan, kerinduan dan kesepian yang dirasakan tokoh “Aku” merupakan sebuah penderitaan. Hidup tokoh “Aku” menjadi tidak mudah setelah kepergian kekasihnya. Ia merasa bahwa kebahagiaan telah direnggut darinya. Walaupun matahari terbit lagi dan burung berkicau dengan suara indah ia tetap dalam kesedihannya, ia tetap mendoakan kekasihnya. Ia menginginkan kekasihnya disana tetap selalu mengingatnya seperti ia yang selalu mengingat kebahagiaan mereka dulu. Ia bersaksi bahwa ia telah menjadi sosok yang setia. Sungguh ia menginginkan mengganti lembaran lama dengan lembaran baru. Akan tetapi ketulusan akan kesetiaan mencegahnya untuk lupa. Bagaimana ia bisa lupa? Ia menjaga janji cinta dengan kekasihnya yang telah tiada sepanjang hidupnya. Walaupun sudah berbeda alam, ia percaya bahwa doa akan selalu menyatukan mereka. Biarlah tokoh “Aku” menanggung penderitaanya karena ia merupakan sosok laki-laki yang setia kepada wanitanya.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item