MODEL BISNIS SOSIAL BAITUL MAAL WAT TAMWIL (BMT) BERINGHARJO YOGYAKARTA

Haddat Alwi, NIM.: 20102050013 (2024) MODEL BISNIS SOSIAL BAITUL MAAL WAT TAMWIL (BMT) BERINGHARJO YOGYAKARTA. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (MODEL BISNIS SOSIAL BAITUL MAAL WAT TAMWIL (BMT) BERINGHARJO YOGYAKARTA) 20102050013_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version Download (4MB) | Preview
	Text (MODEL BISNIS SOSIAL BAITUL MAAL WAT TAMWIL (BMT) BERINGHARJO YOGYAKARTA) 20102050013_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (4MB) | Request a copy

Abstract

Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki predikat gini ratio tertinggi di Indonesia. Akibatnya, berdampak pada tingginya tingkat kemiskinan. Sehingga, dibutuhkan langkah konkret dari pemerintah dan swasta. Salah satu solusi alternatif ialah penerapan bisnis sosial. Maka, tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan model bisnis sosial yang diterapkan oleh BMT Beringharjo Yogyakarta pada komunitas dampingan di program Simbah Harjo Development dan Pertanian Jogjinawi. Teori yang diterapkan ialah model bisnis sosial Alter dan teori Community Economic Development Wrihatnolo dan Dwidjowijoto. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan perspektif analisis studi kasus. Data primer dalam penelitian ini didapatkan dari key informan, sedangkan data sekunder didapat dari database/website dan media sosial BMT Beringharjo Yogyakarta. Pengambilan informan dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Metode pengumpulan data menggunakan teknik wawancara semi terstruktur dan dokumentasi berupa foto dan arsip dari kegiatan yang dilakukan. Sementara pembahasan deskripsi model bisnis sosial terkait dengan pelaksanaan tahapan-tahapan pemberdayaan. Dimulai dari adanya tahapan penyadaran yang menggunakan 2 bentuk pendekatan, yakni kolektif dan individu. Dilanjutkan dengan pelaksanaan tahapan pendayaan dengan pemberian investasi sosial. Tahapan terakhir adalah pengkapasitasan komunitas sasaran yang menggunakan pendekatan pelatihan kolektif dengan tema yang sesuai kebutuhan komunitas sasaran. Maka dari itu, menghasilkan dua model bisnis sosial: (1) model bisnis sosial terpisah pada program Simbah Harjo Development, (2) model bisnis sosial bersinggungan pada program Pertanian Jogjinawi.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item