Zulinda Nur Erika, NIM.: 20105030096 (2024) PENAFSIRAN KATA GULUL DALAM QS. ALI ‘IMRAN AYAT 161 (KOMPARASI ANTARA TERJEMAHAN TAFSIR IBNU KASIR DENGAN TERJEMAHAN TAFSIR AL-MARAGI). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.
|
Text (PENAFSIRAN KATA GULUL DALAM QS. ALI ‘IMRAN AYAT 161 (KOMPARASI ANTARA TERJEMAHAN TAFSIR IBNU KASIR DENGAN TERJEMAHAN TAFSIR AL-MARAGI))
20105030096_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version Download (3MB) | Preview |
|
|
Text (PENAFSIRAN KATA GULUL DALAM QS. ALI ‘IMRAN AYAT 161 (KOMPARASI ANTARA TERJEMAHAN TAFSIR IBNU KASIR DENGAN TERJEMAHAN TAFSIR AL-MARAGI))
20105030096_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (4MB) | Request a copy |
Abstract
Di zaman modern ini, tafsir sebagai interpretasi ayat Al-Qur’an digunakan oleh sarjana muslim untuk mengaitkan dengan isu atau kasus yang terjadi sekarang. Adapun salah satu isu yang sekarang merebak terjadi khususnya di Negara Indonesia adalah kasus korupsi. Dalam masalah kepemilikan harta, Islam menghormati kepemilikan setiap individu terhadap harta yang dimilikinya yaitu dengan cara mengharamkan seseorang mengambil hartanya dengan cara yang tidak sah, hal ini sebagaimana yang telah diisyaratkan dalam QS. Ali ‘Imran (3) ayat 161. Salah satu pembahasan yang cukup menarik dan relevan dengan korupsi adalah makna gulul. Namun dalam menafsirkan kata gulul dalam QS. Ali ‘Imran ayat 161 para mufassir berbeda pendapat. Oleh sebab itu, penulis mencoba mengomparasikan penafsiran Ibnu Kas|ir dengan al-Maragi terhadap kata gulul dalam QS. Ali ‘Imran ayat 161. Penelitian ini merumuskan beberapa masalah yaitu: penafsiran kata gulul dalam QS. Ali ‘Imran ayat 161 dalam Tafsir Ibnu Kas|ir dan Tafsir Al-Maragi, persamaan dan perbedaan kedua penafsiran tersebut serta relevansi kata gulul di zaman sekarang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode analisis komparatif dan menggunakan kajian kepustakaan (library research). Berdasarkan hasil analisis, perbedaan penafsiran keduanya terletak pada pemaknaan lafaz gulul. Dalam kitab tafsir Ibnu Kas|ir, lafaz gulul dalam QS. Ali ‘Imran ayat 161 dimaknai dengan lafaz khana yang bermakna khianat, sedangkan dalam kitab tafsir al-Maragi kata gulul dimaknai dengan al-Akhz|u al-Khafiyyah yang artinya mengambil secara sembunyi-sembunyi. Perbedaan penafsiran ini juga terletak pada asbabun nuzul QS. Ali ‘Imran ayat 161 dan status harta yang digululkan. Sementara itu, persamaan kedua penafsiran ini yaitu sama-sama mengandung larangan berupa tidak diperbolehkannya berbuat curang terhadap harta orang lain, dan QS. Ali ‘Imran ayat 161 diturunkan untuk membersihkan diri Nabi Muhammad SAW dari tuduhan dilayangkan kepada beliau, yaitu tuduhan berbuat gulul. Berdasarkan penafsiran tersebut, maka dapat dipahami bahwa makna gulul menurut mufassir klasik dan modern tidak hanya terkait dengan rampasan perang saja, tetapi juga bisa dimaknai dengan korupsi di zaman sekarang ini karena telah mengkhianati negara atau menyalahgunakan jabatan.
| Item Type: | Thesis (Skripsi) |
|---|---|
| Additional Information / Supervisor: | Muhammad Hidayat Noor, S.Ag., M.Ag. |
| Uncontrolled Keywords: | Gulul, Tafsir Ibnu Kasir, Tafsir al-Maragi |
| Subjects: | 200 Agama > 297 Agama Islam > 297.1226 Tafsir Al-Qur'an, Ilmu Tafsir |
| Divisions: | Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Ilmu Alqur’an dan Tafsir (S1) |
| Depositing User: | Muh Khabib, SIP. |
| Date Deposited: | 20 Jan 2025 08:49 |
| Last Modified: | 20 Jan 2025 08:49 |
| URI: | http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/69369 |
Share this knowledge with your friends :
Actions (login required)
![]() |
View Item |
