PENAFSIRAN AYAT-AYAT TENTANG HOMOSEKSUALITAS OLEH MUFASIR INDONESIA ERA KONTEMPORER

Muhammad Syaikhul Arif, NIM.: 22205032037 (2024) PENAFSIRAN AYAT-AYAT TENTANG HOMOSEKSUALITAS OLEH MUFASIR INDONESIA ERA KONTEMPORER. Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (PENAFSIRAN AYAT-AYAT TENTANG HOMOSEKSUALITAS OLEH MUFASIR INDONESIA ERA KONTEMPORER) 22205032037_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version Download (5MB) | Preview
	Text (PENAFSIRAN AYAT-AYAT TENTANG HOMOSEKSUALITAS OLEH MUFASIR INDONESIA ERA KONTEMPORER) 22205032037_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (5MB) | Request a copy

Abstract

Perkembangan wacana homoseksualitas sejak beberapa dekade terakhir, telah banyak mendapat perhatian dari para mufasir Indonesia kontemporer. Upaya-upaya pengarusutamaan isu gender diikuti dengan merebaknya perspektif homoseksualitas memicu kekhawatiran di kalangan masyarakat. Para cendekiawan tafsir dan mufasir terbelah pandangan dan pendapatnya dalam persoalan homoseksualitas. Pada konteks praktik penafsiran yang memiliki daya kuasa otoritas keagamaan, setidaknya dapat terlihat perebutan dominasi otoritatif. Usaha advokasi hak-hak kelompok minoritas gender melalui penafsiran, dapat dilihat dari usaha beberapa kelompok sarjana. Sementara di lain pihak, geliat kontra-narasi terhadap narasi pro-homoseksual digaungkan melalui mufasir yang meyakini haramnya homoseksualitas beserta turunannya dalam tubuh Islam. Peneliti memfokuskan pada empat mufasir untuk ditelaah pandangan dan penafsirannya atas isu homoseksual, yakni Musdah Mulia, Husein Muhammad, Abdul Mustaqim, dan M. Quraish Shihab. Kemudian peneliti berusaha untuk menjawab tiga rumusan masalah: 1) bagaimana penafsiran ayat-ayat homoseksualitas dalam pandangan mufasir Indonesia era kontemporer?, 2) bagaimana tipologi penafsiran ayat homoseksualitas oleh mufasir Indonesia era kontemporer?, 3) bagaimana penafsiran ayat homoseksualitas oleh sarjanawan Muslim Indonesia era kontemporer berdialektika dalam arena praksis sosial? Guna menjawab rumusan masalah pertama, akan diuraikan penafsiraan masing-masing mufasir atas ayat-ayat homoseksual. Kemudian untuk menjawab rumusan masalah kedua, menggunakan pembagian tipologi miliki Abdullah Saeed. Dan rumusan masalah terakhir, menggunakan teori praksis sosial milik Pierre Bourdieu. Langkah penerapan teori praksis sosial mula-mula dengan membedah habitus dan modalitas para mufasir yang dikaji. Kemudian dilanjutkan dengan menguraikan bagaimana praktik penafsiran para mufasir pada isu homoseksualitas. Setelah mengetahui praktik penfasiran para mufasir, kemudian dapat dianalisis struktur penafsiran dalam posisinya di ranah sosial. Langkah terakhir ialah menganalisis bagaimana penafsiran dari para mufasir berdialektika dalam arena penafsiran homoseksualitas. Penelitian ini merupakan studi kajian pustaka, dengan menggunakan karya-karya para mufasir sebagai sumber primer penelitian. Penelitian ini kemudian mendapatkan hasil bahwasanya terdapat perbedaan mendasar terhadap pemaknaan dari keempat mufasir pada makna dari liwath lantaran perbedaan habitus dan modalitas yang mereka miliki, yang kemudian meniscayakan perbedaan pandangan dan penerimaan mereka terhadap homoseksualitas. Selain dari perbedaan pemaknaan, hasil dari penelitian ini juga menemukan bahwasanya keberadaan penafsiran dari Quraish Shihab dan Abdul Mustaqim turut serta dalam mengukuhkan dominasi dari doxa yang telah mapan. Sementara penafsiran dari Musdah Mulia dan Husein Muhammad terkategorikan sebagai pemahaman baru atau selain dari doxa yang telah mapan (heterodoxa).

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item