KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH DITINJAU DARI FLEKSBILITAS KOGNITIF DAN KEMAMPUAN METAKOGNITIF PADA DEWASA AWAL

Ratna Sulistiyani, NIM.: 20107010073 (2025) KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH DITINJAU DARI FLEKSBILITAS KOGNITIF DAN KEMAMPUAN METAKOGNITIF PADA DEWASA AWAL. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH DITINJAU DARI FLEKSBILITAS KOGNITIF DAN KEMAMPUAN METAKOGNITIF PADA DEWASA AWAL)
20107010073_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf

Download (4MB) | Preview
[img] Text (KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH DITINJAU DARI FLEKSBILITAS KOGNITIF DAN KEMAMPUAN METAKOGNITIF PADA DEWASA AWAL)
20107010073_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf
Restricted to Registered users only

Download (5MB) | Request a copy

Abstract

Undang-Undang No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak menjelaskan bahwa LPKA wajib menyelenggaran Pendidikan, pelatihan keterampilan, pembinaan dan pemenuhan hak narapidana anak. Namun pada tahun 2022 di LPKA Klas I Palembang seorang narapidana anak ditemukan meninggal dunia gantung diri di blok hunian isolasi, diduga karena depresi. Kemudian di LPKA Klas II Bandar Lampung, tercatat dalam kurun waktu 1 (satu) tahun terakhir dari 2020 – 2022 terdapat 3 (tiga) kasus bunuh diri narapidana anak yang terjadi. Lalu pada tahun 2022 LPKA ini digemparkan dengan tewasnya narapidana anak berinisial RF akibat dikeroyok dan dibuli 4 rekannya sesama narapidana. Data tersebut menunjukkan terdapat permasalahan dalam pembinaannya. untuk menjawab permasalahan tersebut, secara komprehensif penulis memetakannya menjadi dua rumusan berikut: Mengapa terjadi kasus bunuh diri dan pembulian di LPKA Klas I Palembang dan LPKA Klas II Bandar Lampung? Serta Apa upaya yang diberikan oleh LPKA Klas I Palembang dan LPKA Klas II Bandar Lampung dalam mencegah kasus bunuh diri dan mengatasi pembulian narapidana anak? Penelitian ini merupakan penelitian empiris yang bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan masalah yuridis-empiris. Sumber data diperoleh dari wawancara dengan staff pegawai pembinaan dan Narapidana anak LPKA Klas I Palembang dan LPKA Klas II Bandar Lampung. Sumber data sekunder didapat dari peraturan perundang-undangan, buku-buku dan jurnal. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Faktor utama yang menyebabkan terjadinya kasus bunuh diri dan bullying di kalangan narapidana anak di LPKA Klas I Palembang adalah kurangnya akses ke layanan kesehatan mental, dan minimnya dukungan sosial baik dari keluarga maupun lingkungan sekitar. Sedangkan di LPKA Klas II Bandar Lampung itu sendiri yaitu adanya masalah keluarga dan penolakan orang tua. Sedangkan Upaya dan strategi program pembinaan dalam mencegah kasus bunuh diri dan mengatasi pembulian narapidana anak di LPKA Klas I palembang dan LPKA Klas II bandar lampung yaitu dengan memberikan kebutuhan pembinaan yang terpadu untuk mencegah kasus bunuh diri dan pembulian. Upaya pembinaan yang dijalankan meliputi konseling psikologis, pengawasan ketat, dan program kegiatan positif seperti olahraga, seni, dan keterampilan vokasional. Dalam mencegah kasus bunuh diri dan mengatasi pembulian narapidana anak di LPKA Klas I palembang dan LPKA Klas II bandar lampung memfasilitasi dukungan sosial melalui interaksi kelompok, pengembangan keterampilan, dan peningkatan kunjungan keluarga untuk menurunkan perasaan isolasi di kalangan narapidana anak.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information / Supervisor: Sabiqotul Husna, S. Psi., M. Sc.
Uncontrolled Keywords: dewasa awal; pemecahan masalah; fleksibilitas kognitif; metakognitifk
Subjects: 100 Filsafat dan Psikologi > 150 Psikologi > 158.3 Psikologi Konseling, Penyuluhan, Bimbingan Konseling
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora > Psikologi (S1)
Depositing User: Widiyastuti, M.IP
Date Deposited: 23 Jan 2025 11:31
Last Modified: 02 Dec 2025 15:04
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/69618

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum