KONSEP IHSAN DALAM AL-QURAN (Pendekatan Semantik)

Ahmadiy, S.Th.I, NIM. 09213.628 (2012) KONSEP IHSAN DALAM AL-QURAN (Pendekatan Semantik). Masters thesis, UIN Sunan Kalijaga.

[img]
Preview
Text (KONSEP IHSAN DALAM AL-QURAN (Pendekatan Semantik))
BAB I,V.pdf - Published Version

Download (2MB) | Preview
[img] Text (KONSEP IHSAN DALAM AL-QURAN (Pendekatan Semantik))
BAB II,III,IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (587kB)

Abstract

Al-Qur'an sebagaimana diketahui dan diyakini adalah kitab yang diturunkan sebagai petunjuk dan pembimbing bagi manusia. Ajarannya begitu luas dan komprehensif, mencakup urusan yang besar dan hal-hal yang kecil serta berbicara segala aspek kehidupan. Al-Qur'an bukan saja berisi tentang pelajaran dan bimbingan mengenai hubungan antara manusia dan Tuhan, melainkan juga berurusan dengan persoalan hidup manusia itu sendiri secara lebih kompleks, termasuk di dalamnya masalah ihsan (perbuatan baik). Ihsan merupakan tiang atau soko guru ketiga bagi agama yang benar (din al-Haq), setelah iman dan Islam. Yang dinamakan agama yang benar bukan hanya berupa kepercayaan di dalam hati pada adanya tuhan dan segala sifat-sifatnya (iman), tetapi kepercayaan itu harus disertai dengan amal perbuatan nyata (Islam), amal perbuatan itu tidak cukup dengan asal berbuat saja, tetapi harus disertai dengan tulus ikhlas menurut petunjuk Allah (ihsan). Dengan kata lain, agama yang benar berupa kesatupaduan antara tiga soko gurunya: iman, Islam, dan ihsan. Ada trilogi (tiga asas) dalam totalitas agama Islam, yaitu iman, Islam, dan ihsan. Iman sebagai dasar dari agama, menyangkut kepercayaan terhadap Allah dan risalah yang dibawa Rasulullah. Tanpa iman, agama seseorang tidak sah. Islam adalah manifestasi atau pengamalan dari iman, dan ihsan adalah pengamalan iman dengan kesempurnaan jiwa. Orang yang mempercayai enam hal yang disebut rukun iman, berarti telah beriman. Jika telah beriman dan melaksanakan rukun Islam yang lima, berarti telah Islam. Jika telah beriman, melaksanakan rukun Islam yang lima ditambah dengan kekhusyukan, ikhlas dan penuh akhlak mulia, maka telah ihsan. Jadi, ihsan dapat dicapai setelah seseorang mencapai kesempurnaan iman dan Islam. Realitas tersebut di atas mendorong penulis untuk lebih dalam mengkaji kata ihsan dalam al-Qur'an. Peneliti berupaya memfokuskan pada nilai-nilai normatif dengan pendekatan semantik. Kata ihsan memiliki implikasi makna yang cukup luas dan layak untuk dicermati. Ihsan hendaklah dipahami sebagai inspirasi agar manusia sebagai makhluk yang paling sempurna dan mulia dituntut untuk selalu memikirkan apa yang terdapat di alam semesta dengan akalnya termasuk yang melekat pada diri mereka sendiri. Hal itu memang suatu yang mutlak untuk dilakukan demi tetap terjaganya keharmonisan kehidupan manusia dan alam semesta dalam gerak yang serasi dan seimbang.

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information: Pembimbing: Dr. H. Hamim Ilyas, M.A
Uncontrolled Keywords: KONSEP, IHSAN, AL-QURAN, Pendekatan Semantik
Subjects: Aqidah Filsafat
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta > Aqidah Filsafat
Divisions: Pascasarjana > Thesis > Agama dan Filsafat
Depositing User: Edi Prasetya [edi_hoki]
Date Deposited: 14 Feb 2013 21:14
Last Modified: 15 Apr 2015 15:09
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/7019

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum