INDUKSI KALUS DAUN KEMUNING (Murraya paniculata (L.) Jack) DENGAN PENAMBAHAN HORMON 2,4-D DAN BAP SECARA IN VITRO HALAMAN JUDUL

Arista Yunia Dyah Puspita, NIM.: 20106040037 (2024) INDUKSI KALUS DAUN KEMUNING (Murraya paniculata (L.) Jack) DENGAN PENAMBAHAN HORMON 2,4-D DAN BAP SECARA IN VITRO HALAMAN JUDUL. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img] Text (INDUKSI KALUS DAUN KEMUNING (Murraya paniculata (L.) Jack) DENGAN PENAMBAHAN HORMON 2,4-D DAN BAP SECARA IN VITRO HALAMAN JUDUL)
20106040037_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (2MB)
[img] Text (INDUKSI KALUS DAUN KEMUNING (Murraya paniculata (L.) Jack) DENGAN PENAMBAHAN HORMON 2,4-D DAN BAP SECARA IN VITRO HALAMAN JUDUL)
20106040037_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf
Restricted to Registered users only

Download (3MB) | Request a copy

Abstract

Kemuning merupakan salah satu jenis tanaman obat yang memiliki banyak potensi dan manfaat. Usaha perbanyakan kemuning secara konvensional sering menemui berbagai kendala sehingga diperlukan metode kultur jaringan, salah satunya dengan induksi kalus. Propagasi tanaman yang dilakukan melalui kultur kalus dinilai lebih efisien karena adanya proses perekayasaan. Hormon yang biasa digunakan dalam induksi kalus adalah 2,4-D dan BAP. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh dan perlakuan kombinasi hormon 2,4-D dan BAP paling optimal terhadap pertumbuhan kalus eksplan daun kemuning. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni – Desember 2024. Desain penelitian menggunakan metode eksperimen RAL yang terdiri dari kombinasi 2,4-D (0; 1; 1,5; dan 2 ppm) dan BAP (0; 0,5; dan 1 ppm), terdapat 12 perlakuan dengan masing-masing 4 pengulangan. Penelitian menunjukkan hasil bahwa kalus mampu terinduksi di semua perlakuan termasuk kontrol. Hari tercepat muncul kalus adalah pada hari ke-10 setelah tanam, yaitu pada perlakuan penambahan hormon 2 ppm 2,4-D dan 1 ppm BAP. Jumlah kalus pada perlakuan 1,5 ppm 2,4-D + 1 ppm BAP; 2 ppm 2,4-D + 0,5 ppm BAP; dan 2 ppm 2,4-D + 1 ppm BAP menghasilkan kalus paling banyak setiap minggunya dibandingkan perlakuan lainnya. Morfologi yang dihasilkan oleh semua perlakuan adalah kalus berwana hijau kekuningan dan bertekstur remah (friable). Berat basah tertinggi dimiliki oleh perlakuan 2 ppm 2,4-D dan 0,5 ppm BAP sebesar 0,0447 g. Berat kering terbesar adalah sebesar 0,0133 pada perlakuan 1,5 ppm 2,4-D dan 1 ppm BAP. Persentase browning dan kontaminasi masing-masing sebesar 6,25% dan 20,83%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan kombinasi hormon 2,4-D dan BAP pada eksplan daun kemuning terbukti berpengaruh terhadap laju pembentukan kalus daun kemuning, jumlah kalus, morfologi kalus, berat basah dan berat kering kalus.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information / Supervisor: Shilfiana Rahayu, M.Sc.
Uncontrolled Keywords: callus; Kemuning Leaf; BAP; kultur jaringan
Subjects: 500 Sains Murni > 570 Biologi, Ilmu Hayat
Divisions: Fakultas Sains dan Teknologi > Biologi (S1)
Depositing User: Muchti Nurhidaya [muchti.nurhidaya@uin-suka.ac.id]
Date Deposited: 26 Mar 2025 13:37
Last Modified: 26 Mar 2025 13:37
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/70596

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum