Shofyan Arief, NIM.: 21105020031 (2025) MAKNA SIMBOLIS TRADISI SHALAWAT BANTULAN DI DESA GUNUNGSARI TEMANGGUNG. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.
|
Text (MAKNA SIMBOLIS TRADISI SHALAWAT BANTULAN DI DESA GUNUNGSARI TEMANGGUNG)
21105020031_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version Download (3MB) | Preview |
|
|
Text (MAKNA SIMBOLIS TRADISI SHALAWAT BANTULAN DI DESA GUNUNGSARI TEMANGGUNG)
21105020031_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf Restricted to Registered users only Download (4MB) | Request a copy |
Abstract
Penelitian ini mengkaji tentang makna simbolik yang ada pada tradisi Shalawat Bantulan yang ada di Desa Gunungsari Temanggung. Tradisi ini terbentuk dari proses akulturasi antara budaya Jawa dengan agama Islam. Shalawat yang diajarkan oleh agama Islam tidak hanya dipandang sebagai bentuk amalan keagamaan saja, tetapi ajaran shalawatan yang telah bercampur dengan tradisi masyarakat lokal memberikan makna yang berbeda. Makna yang ada pada tradisi terbentuk karena adanya pertemuan antara ajaran Islam dan tradisi lokal dan menjadi tuntunan serta ajaran hidup bagi masyarakat. Penulis meneliti bagaimana proses pelaksanaan tradisi Shalawat Bantulan di Desa Gunungsari Temanggung dan bagaimana makna simbolik yang terkandung dalam tradisi Shalawat Bantulan. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan antropologi interpretatif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dengan pihak terkait dan dokumentasi. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif juga metode thick description dari tokoh Clifford Geertz bahwa suatu kebudayaan memiliki makna yang dalam dan terperinci. Kebudayaan juga dipandang sebagai jaring makna yang dibangun oleh manusia melalui simbol-simbol dan juga praktik-praktik sosial. Budaya memberikan makna dan juga pandangan hidup kepada manusia. Hasil penelitian ini menunjukkan terkait proses pelaksanaan tradisi Shalawat Bantulan yang dilaksanakan pada tiga waktu yang berbeda, yaitu pada awal bulan Suro, peringatan Nyadran dan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Sebelum melaksanakan tradisi ini terdapat beberapa persiapan seperti tempat pelaksanaan, hidangan dan peralatan penunjangan lainnya. Kegiatan juga ditutup dengan makan bersama sesajen yang sudah didoakan bersama-sama selama tradisi Shalawat Bantulan dilaksanakan. Shalawat Bantulan dimaknai oleh masyarakat setempat sebagai pemberi pengalaman keagamaan kepada manusia, selain itu masyarakat juga memaknai Shalawat Bantulan sebagai pencarian makna hidup bagi mereka. Selain memberikan pengalaman keagamaan dan pencarian makna hidup, Shalawat Bantulan juga dimaknai oleh masyarakat sebagai upaya peningkatan solidaritas masyarakat, selain itu juga Shalawat Bantulan dimaknai sebagai media pengajaran tentang cara beribadah.
| Item Type: | Thesis (Skripsi) |
|---|---|
| Additional Information / Supervisor: | Derry Ahmad Rizal, M.A. |
| Uncontrolled Keywords: | Shalawat Bantulan; makna simbolik; antropologi interpretatif |
| Subjects: | 300 Ilmu Sosial > 300 Ilmu-Ilmu Sosial > 306.959 865 21 Kehidupan Sosial dan Adat istidat Islam dan Tradisi |
| Divisions: | Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Studi Agama Agama (S1) |
| Depositing User: | Muchti Nurhidaya [muchti.nurhidaya@uin-suka.ac.id] |
| Date Deposited: | 28 Apr 2025 15:52 |
| Last Modified: | 28 Apr 2025 15:52 |
| URI: | http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/70914 |
Share this knowledge with your friends :
Actions (login required)
![]() |
View Item |
