ISLAM DAN PANCASILA (ANALISIS PERBANDINGAN ATAS PANDANGAN MOHAMMAD HATTA DAN MOHAMMAD NATSIR TENTANG DASAR NEGARA INDONESIA)

Ach. Romli, NIM. 98363074 (2004) ISLAM DAN PANCASILA (ANALISIS PERBANDINGAN ATAS PANDANGAN MOHAMMAD HATTA DAN MOHAMMAD NATSIR TENTANG DASAR NEGARA INDONESIA). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (ISLAM DAN PANCASILA (ANALISIS PERBANDINGAN ATAS PANDANGAN MOHAMMAD HATTA DAN MOHAMMAD NATSIR TENTANG DASAR NEGARA INDONESIA))
98363074_Bab I_Bab V_Daftar Pustaka.pdf - Published Version

Download (4MB) | Preview
[img] Text (ISLAM DAN PANCASILA (ANALISIS PERBANDINGAN ATAS PANDANGAN MOHAMMAD HATTA DAN MOHAMMAD NATSIR TENTANG DASAR NEGARA INDONESIA))
98363074_Bab II_Bab III_Bab IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (9MB) | Request a copy

Abstract

Penelitian ini menyajikan pandangan Mohammad Hatta dan Mohammad Natsir tentang Islam dan Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia. Yaitu bagaimana pandangan keduanya tentang dasar negara Indonesia yang paling tepat. Serta bagaimana hubungan Islam dan Pancasila dalam konteks keindonesiaan. Dalam melakukan pembahasan ini, penyusun menggunakan data-data kepustakaan yang ditulis oleh kedua tokoh tersebut ( data primer), dan data-data Iain yang terkait dengan tema pembahasan ini (data sekunder). Data-data yang terkumpul kemudian dianalisis secara menda!am dengan rnenggunakan instrumen analisis deduktif-induktif dan komparatif mela!ui pendekatan sosio-historis dan normatif (fiqh ). Dalam penelitian ini dihasi!kan suatu kesimpulan bahwa Hatta tidak sepakat untuk mernformalkan Islam sebagai dasar negara, dan sebaliknya melihat bahwa Pancasila merupakan so!usi alternatif bagi bangsa Indonesia yang pluralistik. Islam tidak perlu dijadikan sebagai dasar negara karena nilai-nilai yang terkandung da!am Pancasila iu sejalan dengan nilai-nilai substantif Islam. Berbeda dengan Hatta, meskipun Natsir melihat kesesuaian Pancasila dengan nilai-nilai ajaran Islam, ia tetap menghendaki Islam sebagai dasar negara. Karena menurutnya, dengan menerima Islam sebagai dasar negara maka nilai-nilai Pancasila akan termuat didalamnya. Perbedaaan ini berangkat dari pengaruh sosio-kultural maupun setting politik yang mengitarinya. Hatta relatif berwarna dalam pola relasinya dengan lingkungan, tradisional-sufistik, Modernis Islam dan Pendidikan Barat. Hal ini berimplikasi pada pemikiran Hatta yang tampak afektif, liberal, inklusif dan kosmopolotan. Sedangkan, Natsir hidup dalam lingkungan yang relatif konstan, modernis Islam. Pendidikan Barat yang ditempuhnya justru mengukuhkannya sebagai tokoh modernis Islam terkemuka dimasanya. Sebagai tokoh modernis lainnya, Natsir tampak gamang dalam pola pemikirannya. Di satu saat, ia tampak cukup liberal, tetapi disaat yang lain ia tampak rigid, ekslusif dan tekstual.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information / Supervisor: Drs. H. Barmawi Mukri, S.H,M.Ag
Uncontrolled Keywords: Dasar Negara; Mohammad Hatta; Pancasila; Mohammad Natsir
Subjects: 200 Agama > 297 Agama Islam > 297.413 Perbandingan Mazhab
Pancasila
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Perbandingan Madzab (S1)
Depositing User: Muchti Nurhidaya [muchti.nurhidaya@uin-suka.ac.id]
Date Deposited: 11 Jun 2025 11:01
Last Modified: 11 Jun 2025 11:01
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/71297

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum