PROBLEM EKSISTENSIAL DALAM BUNUH DIRI: ANALISIS EKSISTENSIALISME MUHAMMAD IQBAL

Ahmad Dafa Audi Hafiz, NIM.: 18105010038 (2025) PROBLEM EKSISTENSIAL DALAM BUNUH DIRI: ANALISIS EKSISTENSIALISME MUHAMMAD IQBAL. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (Problem Eksistensial dalam Bunuh Diri: Analisis Eksistensialisme Muhammad Iqbal)
18105010038_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (4MB) | Preview
[img] Text (Problem Eksistensial dalam Bunuh Diri: Analisis Eksistensialisme Muhammad Iqbal)
18105010038_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf
Restricted to Registered users only

Download (8MB) | Request a copy

Abstract

Bunuh diri adalah fenomena eksistensial yang penyebabnya masih menjadi misteri hingga saat ini. Apakah ada hal mendasar yang menyebabkan semua kasus bunuh diri? Atau Justru, semua aksi bunuh diri hanyalah fenomena acak yang tidak terhubung oleh sebab tunggal? Pertanyaan-pertanyaan ini akan berkembang menjadi lebih kompleks ketika yang dibahas adalah bunuh dirinya seorang muslim. Demikian karena bunuh dirinya seorang muslim tidak hanya merupakan problem eksistensial, tetapi juga merupakan problem teologis. Untuk menjawab pertanyaan di atas, skripsi ini menggunakan pemikiran eksistensialisme Muhammad Iqbal dalam teori manusia otentik. Sebuah teori yang menginspirasi hipotesis awal studi ini, bahwa bunuh diri disebabkan oleh alpanya kebebasan. Untuk membuktikan hipotesis tersebut, skripsi ini menggunakan jenis penelitian yang berbasis spekulasi (speculative-based research), yaitu bentuk penelitian yang dimaksudkan untuk menguji spekulasi atau hipotesis tertentu, dengan cara menganalisisnya dalam beragam skenario dan konteks yang mungkin terjadi. Kemudian jenis penelitian pustaka (library-based research) juga turut digunakan sebagai metode pengambilan data melalui literatur yang telah ada. Selain itu, studi ini menggunakan pendekatan eksistensialisme inventif, yang berarti dalam menjawab persoalan akademis, pendapat pribadi akan turut disertakan sebagai representasi subjektif, dengan masih berpegang pada argumentasi yang dapat dipertanggungjawabkan. Hasilnya, dapat disimpulkan bahwa ada fenomena khusus yang menjadi sebab tunggal dari bunuh diri, yang dalam tulisan ini disebut sebagai asinkronitas kebebasan. Ini adalah suatu fenomena eksistensial yang terjadi lantaran kebebasan internal manusia (kehendak bebas) tidak sinkron dengan kebebasan eksternalnya (situasi bebas). Kondisi “asinkron” inilah yang menciptakan problem eksistensial pada diri individu, yang jika terus berkembang akan berujung pada tragedi bunuh diri. Islam sendiri, bagi Muhammad Iqbal, memiliki solusi untuk menghindarkan manusia, atau setidaknya membuat manusia menjadi kuat, dalam menghadapi problem eksistensial. Solusi tersebut adalah ritual salat dan penghayatan atas nilai-nilai tauhid. Iqbal menjelaskan bahwa salat memberikan momen meditatif bagi ego yang membebaskannya dari rutinitas duniawi yang melelahkan. Adapun penghayatan atas nilai-nilai tauhid, yang berintikan pada afirmasi atas keagungan Allah, akan membuat manusia tidak akan melihat siapa pun atau apa pun sebagai yang agung, sehingga membuatnya tidak mudah takut, terintimidasi, dan pesimis terhadap upayanya dalam menghadapi realitas eksternal.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information / Supervisor: Dr. Novian Widiadharma, S.Fil., M.Hum.
Uncontrolled Keywords: bunuh diri; kebebasan; eksistensialisme; asinkronitas kebebasan
Subjects: Aqidah Filsafat
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta > Aqidah Filsafat

Islam dan Pemikiran
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Aqidah dan Filsafat Islam (S1)
Depositing User: Muchti Nurhidaya [muchti.nurhidaya@uin-suka.ac.id]
Date Deposited: 01 Jul 2025 15:50
Last Modified: 03 Jul 2025 08:26
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/71485

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum