KONSEP KEBERTUHANAN TRADISI WETU TELU

Mahesa Nendi Putra, NIM.: 18105010057 (2025) KONSEP KEBERTUHANAN TRADISI WETU TELU. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (KONSEP KEBERTUHANAN TRADISI WETU TELU)
18105010057_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (2MB) | Preview
[img] Text (KONSEP KEBERTUHANAN TRADISI WETU TELU)
18105010057_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Masyarakat Bayan dianggap sebagai salah satu masyarakat Islam yang unik karena memiliki sistem kepercayaan Hindhu-Budha yang kuat dalam hal keyakinan terhadap animism dan dinamisme. namun tetap mencerminkan sinkretisme antara ajaran Islam dan tradisi lokal. Penelitian ini penting untuk mengeksplorasi bagaimana masyarakat Bayan memahami dan menghayati konsep Tuhan dalam konteks budaya mereka, yang memadukan unsur-unsur kepercayaan tradisional dan Islam. Kajian ini dapat memberikan wawasan baru tentang keberagaman, Fenomena Wetu Telu di wilayah Lombok Utara, tepatnya di Desa Bayan, menimbulkan kontroversi di bidang keagamaan, terutama keyakinan yang dipegang teguh oleh masyarakat muslim yang tinggal di sana. Salah satu masalah dengan fenomena ini adalah waktu sholat, yang biasanya dilakukan oleh masyarakat muslim. Orang-orang di Desa Bayan melakukan sholat tiga waktu, yaitu Subuh, Dhuhur, dan Ashar. Hal ini terkait erat dengan kepercayaan keagamaan Masyarakat Bayan, terutama dalam hal kebertuhanan. Teologi adalah salah satu pilar penting dalam kehidupan manusiaHasil penelitian ini akan digunakan sebagai alat untuk pengembangun penelitian ke-AFI-an, terutama dalam bidang filsafat Islam dengan mempertimbangkan konsep teologi itu sendiri. sebagai cara bagi pembaca untuk belajar menjadi pembaca yang baik. Penelitian ini juga bermanfaat bagi masyarakat Lombok secara keseluruhan dan masyarakat Bayan secara khusus dalam meningkatkan pengetahuan tentang teologi Bayan. konsep kebertuhanan dalam siklus kepercayaan tradisi Islam Wetu Telu bisa lihat dari bagaimana praktek dan ritual tradisi lokal yang ada pada budaya Desa Bayan, praktek keagamaannya menunjukkan akan konsep dari kebertuhanan itu sendiri bisa. secara geneologi masyarakat kepercayaan Wetu Telu yang ada di Bayan hidup dalam tatanan yang bisa dikatakan dilingkungan keagamaan yang sbersifat maju dalam hal pendidikan contohnya pondok pesantren, pendidikan keagamaan dan acara keagamaan seperti pengajian dan acara keagamaan lainnya. alam atau kosmos dalam Wetu Telu dinamakan dalam istilah jagat besar dan jagat kecil, selain itu alam juga dijadikan sebagai bentuk siklus perjalanan hidup manusia disebut dengan alam rahim, alam dunia, dan alam akhirat, kemudian dari pengertian ini muncul juga pemahaman tentang istilah pertumbuhan dalam keyakinan Wetu Telu di sebut tiok, mentelok, dan menganak. kehidupan akan hari akhir salah satu menjadi kepercaan masyarakat Islam Wetu Telu mereka menganggap bahwa kehidupan dunia hanyalah sementara sedangkan akhirat selamanya sebagaimana layaknya keyakinan dari mayoritas muslim, hal yang terbilabng unik dalam kepercayan Islam Wetu Telu mengenai hari akhir adalah dosa atau kesalahan yang mereka lakukan akan menjadi tanggungan dari kyai yang sudah ditunjuk, selain itu kyai juga dianggap sebagai perwakilan dari sang pencipta.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information / Supervisor: Dr. Mutiullah, S.Fil.,I. M.Hum.
Uncontrolled Keywords: Wetu Telu; kebertuhanan; kosmologi; hari akhir
Subjects: Islam dan Tradisi
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Aqidah dan Filsafat Islam (S1)
Depositing User: Muchti Nurhidaya [muchti.nurhidaya@uin-suka.ac.id]
Date Deposited: 02 Jul 2025 10:15
Last Modified: 03 Jul 2025 08:23
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/71495

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum