PEMIKIRAN SYEKH ALI JUMAH TENTANG HADIS-HADIS PEREMPUAN DALAM KELUARGA (STUDI KITAB AL MAR'AH FI AL HADARAH AL ISLAMIYYAH)

Linda Diningsih, NIM.: 21105050037 (2025) PEMIKIRAN SYEKH ALI JUMAH TENTANG HADIS-HADIS PEREMPUAN DALAM KELUARGA (STUDI KITAB AL MAR'AH FI AL HADARAH AL ISLAMIYYAH). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (PEMIKIRAN SYEKH ALI JUMAH TENTANG HADIS-HADIS PEREMPUAN DALAM KELUARGA (STUDI KITAB AL MAR'AH FI AL HADARAH AL ISLAMIYYAH)) 21105050037_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version Download (2MB) | Preview
	Text (PEMIKIRAN SYEKH ALI JUMAH TENTANG HADIS-HADIS PEREMPUAN DALAM KELUARGA (STUDI KITAB AL MAR'AH FI AL HADARAH AL ISLAMIYYAH)) 21105050037_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Isu gender dalam kajian Islam kerap dijadikan alat untuk mendiskreditkan Islam, terutama dalam hal perempuan dalam keluarga yang belakangan ini sering menimbulkan masalah serius, yakni perceraian. Beberapa hadis dipahami secara tekstual untuk mendukung anggapan bahwa Islam membatasi hak-hak perempuan dan membolehkan perlakuan kasar terhadap perempuan. Di sisi lain, beberapa akademisi menilai bahwa dominasi laki-laki dalam penafsiran teks agama menyebabkan kurangnya perspektif perempuan dalam pemahaman keagamaan. Berangkat dari permasalahan ini, peneliti tertarik mengkaji pemikiran Syekh Ali Jumah dalam kitab al Mar'ah fi al Hadarah al Islamiyyah, untuk melihat bagaimana beliau, sebagai ulama laki-laki, memahami hadis-hadis tentang perempuan dalam keluarga. Penelitian ini mengkaji dua hal, pertama menganalisis hadis yang tertulis dalam kitab al Mar'ah fi al Hadarah al Islamiyyah, bagaimana penulisan dan fungsinya dalam kitab. Kedua, menelaah pemahaman Syekh Ali Jumah pada hadis-hadis perempuan dalam ruang keluarga, yang dibatasi tema poligami, hak-hak perempuan dalam pernikahan, serta memukul istri dalam Islam. Untuk menganalisis pemahaman tersebut, peneliti menggunakan teori analisis gender Mansour Fakih yang bertujuan untuk mengidentifikasi bentuk-bentuk ketidakadilan gender yang muncul dalam interpretasi Syekh Ali Jumah. Dengan demikian, penelitian akan menilai apakah narasi-narasi yang dibangun oleh Syekh Ali Jumah cenderung mempertahankan struktur relasi gender yang tidak setara, atau menawarkan pembacaan yang mampu mendekonstruksi dominasi patriarkal dalam pemahaman terhadap hadis-hadis perempuan dalam keluarga. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif-analitis, dan menjadikan kitab al Mar'ah fi al Hadarah al Islamiyyah sebagai sumber primer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Syekh Ali Jumah memiliki 4 tipologi dalam menuliskan hadis, yaitu: 1) hadis ditulis matan lengkap disertai sanad, 2) hadis ditulis matan terpotong disertai sanad, 3) hadis ditulis matan lengkap tanpa sanad, dan 4) hadis ditulis matan terpotong tanpa sanad. Fungsi hadis dalam kitab meliputi penguat al Quran, penetap hukum, pendukung sejarah, penguat ijma, serta klarifikasi terhadap isu. Pada pembahasan poligami, Syekh Ali Jumah mengutip HR. Ahmad 4.609 yang membatasi praktik poligami, tetapi tidak menyertakan hadis lain yang lebih kritis terhadap praktik poligami. Dalam hak memilih pasangan, Syekh Ali Jumah mengutip hadis-hadis seputar hak perempuan dalam menerima atau menolak lamaran seperti HR. Nasai 5.359, pemahaman yang cukup proporsional dalam memperlihatkan hak perempuan dalam memilih pasangan. Dalam hak gugat cerai, hadis yang dikutip HR. Bukhari 4.979 tentang khiyar dan HR. Bukhari 4.973 tentang khulu yang menunjukkan keterbatasan hak perempuan dalam perceraian. Selanjutnya, dalam tema kekerasan dalam rumah tangga, hadis yang dikutip HR. Abu Dawud 2.146 dan HR. Baihaqi 14.780 yang mengecam laki-laki yang memukul istri, tetapi pemahamannya belum menolak praktik pemukulan secara keseluruhan. Temuan ini menunjukkan, dalam memahami isu-isu perempuan dalam keluarga, Syekh Ali Jumah belum sepenuhnya menawarkan pendekatan baru yang mendekonstruksi pemahaman patriarkal klasik, dan lebih menampilkan corak interpretasi moderat-konservatif yang masih menjaga struktur relasi gender tradisional.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item