Saidah Difla Iklila, NIM.: 22200012104 (2025) RITUAL DI BAWAH MENDUNG RELASI MAGI DAN AGAMA DALAM RITUAL NYARANG HUJAN. Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.
|
Text (RITUAL DI BAWAH MENDUNG RELASI MAGI DAN AGAMA DALAM RITUAL NYARANG HUJAN)
22200012104_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version Download (11MB) | Preview |
|
|
Text (RITUAL DI BAWAH MENDUNG RELASI MAGI DAN AGAMA DALAM RITUAL NYARANG HUJAN)
22200012104_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (20MB) | Request a copy |
Abstract
Penelitian ini membahas praktik ritual nyarang hujan di Kampung Longkewang, Cianjur, yaitu upaya tradisional memindahkan hujan yang dilakukan seorang pawang melalui perpaduan doa, sesaji, dan benda-benda magis. Keunikan ritual ini terletak pada keberlanjutannya di tengah komunitas santri yang menjunjung tinggi nilai-nilai Islam, sehingga memunculkan pertanyaan bagaimana unsur magi dapat tetap lestari di masyarakat religius. Tujuan penelitian ini adalah memahami keterkaitan unsur magi dan agama dalam ritual nyarang hujan serta menjelaskan faktor-faktor yang membuatnya bertahan di tengah modernitas, dakwah Islam puritan, dan logika rasional ilmiah. Rumusan masalah mencakup: (1) bagaimana unsur magi dan agama terwujud dalam ritual nyarang hujan? (2) bagaimana relasi keduanya dijelaskan dalam perspektif antropologi? dan (3) mengapa praktik ini tetap bertahan hingga kini? Argumen utama penelitian ini adalah bahwa ritual nyarang hujan bukan sekadar warisan masa lalu atau bentuk kepercayaan irasional, melainkan ekspresi dari sistem pengetahuan lokal yang adaptif. Masyarakat Longkewang tidak menempatkan magi dan agama sebagai dua unsur yang saling menegasikan, tetapi sebagai elemen yang dapat berdialog dan saling menguatkan dalam praktik spiritual. Pandangan ini memungkinkan ritual tetap lestari karena memadukan fungsi praktis, simbolis, dan kultural. Penelitian ini menggunakan pendekatan etnosains untuk menempatkan pengetahuan lokal sebagai kerangka analisis utama. Simbol, tindakan, dan makna dikaji dari sudut pandang pelaku melalui observasi partisipan, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Analisis dilakukan dengan memerhatikan interaksi antara sistem pengetahuan lokal, ajaran agama, dan praktik ritual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nyarang hujan bertahan bukan hanya karena diyakini mampu memindahkan atau menunda hujan, tetapi juga karena perannya sebagai penguat identitas budaya, sarana harmonisasi hubungan manusia–alam, dan strategi bertahan hidup secara spiritual dan sosial. Fungsi ini melampaui aspek praktis dan mencakup dimensi simbolis yang memperkuat kohesi sosial. Temuan mengungkap adanya paradoks: secara teologis, mayoritas warga Longkewang menolak konsep magi karena dinilai tidak sejalan dengan ajaran Islam, namun secara kultural tetap meyakini kemampuan pawang hujan pada kondisi tertentu, terutama dalam konteks adat. Hal ini mencerminkan adanya negosiasi dinamis antara ajaran agama, tradisi lokal, dan kebutuhan sosial. Kesimpulannya, nyarang hujan merupakan praktik adaptif yang bertahan karena berfungsi ganda sebagai strategi ekologis, sosial, dan kultural, sekaligus bagian integral identitas masyarakat Longkewang.
| Item Type: | Thesis (Masters) |
|---|---|
| Additional Information / Supervisor: | Dr. Maharsi, M. Hum |
| Uncontrolled Keywords: | Nyarang, Pawang, Magi, Ritual, Etnosains |
| Subjects: | 300 Ilmu Sosial > 300 Ilmu-Ilmu Sosial > 306.09598 Budaya Lokal |
| Divisions: | Pascasarjana > Thesis > Interdisciplinary Islamic Studies > Islam Nusantara |
| Depositing User: | Muh Khabib, SIP. |
| Date Deposited: | 21 Aug 2025 10:51 |
| Last Modified: | 21 Aug 2025 10:51 |
| URI: | http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/72434 |
Share this knowledge with your friends :
Actions (login required)
![]() |
View Item |
