Umi Kalsum, S.H, NIM.: 23202011108 (2025) FENOMENA BERIANG AKIBAT TINGGINYA NILAI BELIS DI KECAMATAN SAMBI RAMPAS KABUPATEN MANGGARAI TIMUR NUSA TENGGARA TIMUR. Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.
|
Text (FENOMENA BERIANG AKIBAT TINGGINYA NILAI BELIS DI KECAMATAN SAMBI RAMPAS KABUPATEN MANGGARAI TIMUR NUSA TENGGARA TIMUR)
23203011108_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version Download (4MB) | Preview |
|
|
Text (FENOMENA BERIANG AKIBAT TINGGINYA NILAI BELIS DI KECAMATAN SAMBI RAMPAS KABUPATEN MANGGARAI TIMUR NUSA TENGGARA TIMUR)
23203011108_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf Restricted to Registered users only Download (4MB) | Request a copy |
Abstract
Penelitian ini mengkaji fenomena beriang yang terjadi di Kecamatan Sambi Rampas Kabupaten Manggarai Timur sebagai dampak dari tingginya tuntutan belis dalam tradisi perkawinan adat. Belis yang mencakup emas, uang tunai, serta hewan ternak bernilai tinggi sering kali menjadi beban berat bagi pihak laki-laki, sehingga mendorong pasangan muda untuk memilih beriang sebagai alternatif. Penelitian ini berupaya untuk menjelaskan bagaimana pandangan masyarakat terhadap fenomena beriang akibat tingginya nilai belis di Kecamatan Sambi Rampas dan bagaimana peran tokoh adat dalam menyikapi fenomena tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif-analitik dan pendekatan sosiologis-empiris. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer yang diperoleh melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Adapun subjek penelitiannya adalah tokoh adat, tokoh agama, tokoh masyarakat, pasangan yang melakukan beriang serta orang tua dari pelaku beriang. Selain itu, data sekunder yang mencakup literatur terkait tradisi belis dan perkawinan adat juga digunakan untuk mendalami konteks budaya yang relevan. Penelitian ini menggunakan teori konstruksi sosial yang dikembangkan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckman untuk menganalisis fenomena kawin lari sebagai bagian dari konstruksi sosial yang terbentuk dalam masyarakat. Selain itu, teori strukturasi oleh Anthony Giddens digunakan untuk memahami peran individu dalam menegosiasikan kebebasan mereka dari struktur adat yang ada. Penelitian menunjukkan bahwa beriang merupakan bagian dari konstruksi sosial yang terbentuk secara bertahap. Pada tahap eksternalisasi, masyarakat mengekspresikan nilai bahwa pernikahan dianggap sah dan terhormat jika disertai pemberian belis tinggi, yang secara tidak langsung menekan pasangan muda dan mendorong mereka untuk menghindari proses adat. Nilai tersebut kemudian mengalami objektivasi ketika dilembagakan dalam sistem adat, sehingga menikah tanpa belis dianggap melanggar norma sosial. Pada tahap internalisasi nilai-nilai tersebut dihayati oleh individu, termasuk pasangan muda yang merasa tertekan hingga menganggap beriang sebagai satu-satunya jalan keluar. Dalam kerangka teori strukturasi, fenomena beriang dipahami sebagai bentuk agensi sosial, yaitu upaya individu dalam menegosiasikan kebebasan dari tekanan struktur adat demi mewujudkan pernikahan. Tokoh adat memiliki peran strategis sebagai penjaga nilai budaya sekaligus mediator dalam meredam konflik dan membangun solusi adaptif antara norma adat dan realitas sosial ekonomi masyarakat.
| Item Type: | Thesis (Masters) |
|---|---|
| Additional Information / Supervisor: | Prof. Dr. Fathorrahman, S.Ag., M.Si |
| Uncontrolled Keywords: | perkawinan; Tradisi Belis; Kawin Lari |
| Subjects: | 300 Ilmu Sosial > 340 Ilmu Hukum > 346.01 Hukum Keluarga - Hukum Pernikahan |
| Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Magister Ilmu Syari'ah (S2) |
| Depositing User: | Muchti Nurhidaya [muchti.nurhidaya@uin-suka.ac.id] |
| Date Deposited: | 02 Sep 2025 13:54 |
| Last Modified: | 02 Sep 2025 13:54 |
| URI: | http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/72512 |
Share this knowledge with your friends :
Actions (login required)
![]() |
View Item |
