PERKAWINAN DENGAN ANAK TIRI MENURUT PANDANGAN IBNU HAZM

Nafilah, NIM.: 96352573 (2000) PERKAWINAN DENGAN ANAK TIRI MENURUT PANDANGAN IBNU HAZM. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (PERKAWINAN DENGAN ANAK TIRI MENURUT PANDANGAN IBNU HAZM) 96352573_BAB I_BAB PENUTUP dan DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version Download (14MB) | Preview
	Text (PERKAWINAN DENGAN ANAK TIRI MENURUT PANDANGAN IBNU HAZM) 96352573_BAB II sampai BAB V.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (33MB) | Request a copy

Abstract

Penelitian ini menganalisis pandangan Ibnu Hazm mengenai pernikahan dengan anak tiri dan dasar-dasar hukumnya. Perkawinan sebagai institusi dasar dalam hukum Islam memiliki aturan dan syarat yang harus dipatuhi, termasuk larangan-larangan tertentu. Ibnu Hazm, seorang ulama terkemuka, memiliki pandangan yang berbeda dari mayoritas ulama lain, di mana ia membolehkan seorang laki-laki menikahi anak perempuan dari mantan istrinya dengan syarat mereka belum pernah melakukan hubungan intim (berdukhul). Tujuan dari skripsi ini adalah untuk memaparkan alasan hukum yang digunakan oleh Ibnu Hazm dalam menetapkan pendapatnya dan untuk menganalisis pandangan tersebut dari segi hikmah larangan menikahi anak tiri. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dan jenis penelitian library research atau studi kepustakaan. Data primer penelitian ini adalah kitab Al-Muhalla dan kitab Al-Ihkam fi Ushul al-Ahkam karya Ibnu Hazm, sementara data sekunder diperoleh dari kitab-kitab lain yang relevan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ibnu Hazm mendasarkan pendapatnya pada pemahaman literal terhadap ayat Al-Qur'an Surat An-Nisa' ayat 23, serta hadis yang diriwayatkan oleh Ali bin Abi Thalib dan Umar bin Khattab. Analisis lebih lanjut menunjukkan adanya batasan pada kebolehan tersebut, yaitu hanya jika mantan istri belum pernah digauli. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pandangan Ibnu Hazm memberikan kontribusi pemikiran hukum Islam yang produktif dan komprehensif, meskipun kontroversial di kalangan mayoritas ulama.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item