AKULTURASI KEBUDAYAAN ISLAM DAN KEBUDAYAAN LOKAL DALAM TRADISI BHALABAR DI PULAU GILI IYANG, KECAMATAN DUNGKEK, MADURA

Khairul Fatah, NIM.: 19105020052 (2025) AKULTURASI KEBUDAYAAN ISLAM DAN KEBUDAYAAN LOKAL DALAM TRADISI BHALABAR DI PULAU GILI IYANG, KECAMATAN DUNGKEK, MADURA. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (AKULTURASI KEBUDAYAAN ISLAM DAN KEBUDAYAAN LOKAL DALAM TRADISI BHALABAR DI PULAU GILI IYANG, KECAMATAN DUNGKEK, MADURA)
19105020052_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (7MB) | Preview
[img] Text (AKULTURASI KEBUDAYAAN ISLAM DAN KEBUDAYAAN LOKAL DALAM TRADISI BHALABAR DI PULAU GILI IYANG, KECAMATAN DUNGKEK, MADURA)
19105020052_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (9MB) | Request a copy

Abstract

Proses akulturasi budaya Islam dengan budaya lokal di Indonesia menunjukkan dinamika yang kompleks, di mana kedua entitas budaya ini saling memengaruhi dan membentuk identitas baru yang unik. Salah satu contoh dari akulturasi ini dapat ditemukan dalam tradisi pernikahan di Pulau Gili Iyang, Bhalabar. Posisi kebudayaan lokal yang sudah berkembang kemudian mendapatkan penyesuaian makna dengan kebudayaan Islam. Minimnya kajian yang secara spesifik membahas akulturasi tradisi Bhalabar di pulau Gili Iyang menjadi alasan utama penulis untuk menjadikanya sebagai objek kajian. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis proses akulturasi dan makna dari tradisi Bhalabar bagi masyarakat Gili Iyang. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan antropologi interpretatif Clifford Geertz, melalui observasi, wawancara mendalam dengan pelaku tradisi dan analisis dokumen terkait. Teori thick description diterapkan untuk mengurai simbol-simbol budaya sebagai jaringan makna (web of meaning), termasuk makna lima pintu selendang, pakaian tebbe’ dan interaksi sosial dalam ritual. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa akulturasi yang terjadi dalam tradisi Bhalabar bersifat dinamis dan dialogis. Islam yang berkembang di Gili Iyang memberi kerangka etis melalui internalisasi nilai seperti tanggung jawab dalam penikahan dan penghormatan kepada keluarga. Simbol-simbol seperti labeng saketeng dan baju tebbe’ menjadi medium transmisi nilai religius sekaligus pelestarian identitas Madura. Tradisi Bhalabar memiliki makna yang sangat penting bagi masyarakat Gili Iyang, seperti gotong royong, kerukunan antar keluarga dan nilai-nilai religiusitas.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information / Supervisor: Drs. Rahmat Fajri, M.Ag.
Uncontrolled Keywords: Tradisi Bhalabar, Akulturasi Islam, Budaya Lokal, Clifford Geert
Subjects: 200 Agama > 297 Agama Islam > 297.267 Islam dan Seni, Islam dan Budaya, Seni Islam, Budaya Islam
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Studi Agama Agama (S1)
Depositing User: Muh Khabib, SIP.
Date Deposited: 19 Sep 2025 14:21
Last Modified: 19 Sep 2025 14:21
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/73149

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum