Aji Mustofa, NIM.: 23200011101 (2025) TOLERANSI ASIMETRIK DAN NEGOSIASI: RELASI MAYORITAS-MINORITAS TERHADAP BUDAYA MAKANAN HALAL. Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.
|
Text (TOLERANSI ASIMETRIK DAN NEGOSIASI: RELASI MAYORITAS-MINORITAS TERHADAP BUDAYA MAKANAN HALAL)
23200011101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version Download (4MB) | Preview |
|
|
Text (TOLERANSI ASIMETRIK DAN NEGOSIASI: RELASI MAYORITAS-MINORITAS TERHADAP BUDAYA MAKANAN HALAL)
23200011101_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf Restricted to Registered users only Download (6MB) | Request a copy |
Abstract
Tesis ini bertujuan mengkaji dinamika negosiasi dan toleransi beragama antara kelompok mayoritas Muslim dan minoritas non-Muslim dalam konteks budaya makanan halal di Kabupaten Banyumas. Diskusi mengenai negosiasi dan toleransi antar kelompok agama selama ini banyak dikembangkan dalam pendekatan politik, budaya, dan ideologis. Tesis ini berangkat dari studi-studi sebelumnya di berbagai negara yang umumnya menyoroti penerimaan makanan halal oleh non-Muslim atau standarisasi halal sebagai pilihan konsumen, namun belum banyak yang mengkaji secara spesifik proses negosiasi aktif dan dinamika relasi sehari-hari antara mayoritas dan minoritas dalam konteks makanan halal di tingkat lokal. Tesis ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dengan tokoh lintas agama dan masyarakat lokal, observasi partisipatif dalam praktik kuliner dan keagamaan, serta dokumentasi dari sumber-sumber relevan. Data dianalisis menggunakan teknik reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan. Teori Planned Behavior dari Ajzen digunakan untuk menganalisis perilaku adaptif, sementara konsep multikulturalisme dari Will Kymlicka digunakan untuk memahami negosiasi yang berlangsung dalam masyarakat. Hasil tesis ini menunjukkan bahwa toleransi keagamaan di Banyumas terbentuk dan berfungsi secara baik. Toleransi dalam aspek makanan halal tetap terbentuk, hanya saja bentuknya tidak identik dengan toleransi dalam aspek ibadah atau sosial. Dalam ibadah dan relasi sosial, toleransi terjadi secara dua arah. Muslim menghormati ibadah non-Muslim, dan sebaliknya. Dalam aspek makanan halal, non-Muslim secara aktif menyesuaikan diri dengan norma halal sebagai bentuk penghormatan terhadap mayoritas, sedangkan umat Muslim tidak menyediakan makanan non-halal kepada tamu non-Muslim karena pertimbangan teologis. Ruang negosiasi cenderung tidak seimbang. Mayoritas tidak merasa perlu mengubah apa pun dari dirinya, sementara minoritas terus menyesuaikan diri untuk menjaga harmoni. Toleransi tidak hadir dalam bentuk simetri, tetapi dalam bentuk saling memahami keterbatasan tanpa paksaan asimilatif atau disebut bentuk toleransi dari bawah (tolerance from below). Ini menunjukkan bahwa toleransi tidak harus selalu simetris, tetapi dapat terwujud dalam bentuk relasi asimetris yang saling menghargai.
| Item Type: | Thesis (Masters) |
|---|---|
| Additional Information / Supervisor: | Dr. Suhadi Cholil, S.Ag., M.A. |
| Uncontrolled Keywords: | makanan halal; toleransi beragama; relasi asimetris; negosiasi budaya; multikulturalisme |
| Subjects: | 200 Agama > 297 Agama Islam > 297.491 Label Halal |
| Divisions: | Pascasarjana > Thesis > Interdisciplinary Islamic Studies > Kajian Industri dan Bisnis Halal |
| Depositing User: | Muchti Nurhidaya [muchti.nurhidaya@uin-suka.ac.id] |
| Date Deposited: | 03 Nov 2025 15:42 |
| Last Modified: | 03 Nov 2025 15:42 |
| URI: | http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/74105 |
Share this knowledge with your friends :
Actions (login required)
![]() |
View Item |
