Wahyu Hidayat, NIM.. 21205011005 (2025) FILSAFAT BENCANA HIDUP HARMONI DENGAN RISIKO BENCANA ALAM Peristiwa Bencana Tsunami Selat Sunda 2018 di Lampung Selatan. Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.
|
Text (FILSAFAT BENCANA HIDUP HARMONI DENGAN RISIKO BENCANA ALAM Peristiwa Bencana Tsunami Selat Sunda 2018 di Lampung Selatan)
21205011005_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version Download (5MB) | Preview |
|
|
Text (FILSAFAT BENCANA HIDUP HARMONI DENGAN RISIKO BENCANA ALAM Peristiwa Bencana Tsunami Selat Sunda 2018 di Lampung Selatan)
21205011005_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (8MB) | Request a copy |
Abstract
Indonesia dikenal sebagai wilayah rawan bencana, termasuk tsunami Selat Sunda tahun 2018 yang menimbulkan dampak besar bagi masyarakat pesisir Lampung Selatan. Peristiwa ini menunjukkan bahwa mitigasi bencana tidak cukup hanya mengandalkan kebijakan formal pemerintah, tetapi juga perlu ditopang oleh nilai-nilai budaya dan kearifan lokal. Penelitian ini meliputi tiga pertanyaan: bagaimana konsep Living Harmony dipraktikkan di zona rawan bencana, bagaimana pandangan Ecosophy terhadap peristiwa tsunami, serta mengapa masyarakat tetap memilih tinggal di zona yang berisiko. Metodologi penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi pustaka terhadap pemikiran Ilan Kelman, Seyyed Hossein Nasr, Syamsul Ma’arif, dan Ronggowarsito, dilengkapi data lapangan melalui kesaksian masyarakat pesisir pasca tsunami. Fakta lapangan menunjukkan bahwa masyarakat tidak meninggalkan wilayahnya karena faktor ekonomi, ikatan budaya, spiritual dan sosial. Sebaliknya, mereka mengembangkan cara-cara adaptif seperti ritual lokal, penguatan solidaritas antar masyarakat, serta pemaknaan spiritual bahwa bencana adalah bagian dari siklus alam. Pembahasan menegaskan bahwa konsep Living Harmony berperan dalam menjelaskan pola adaptasi sosial-budaya masyarakat, sedangkan Ecosophy memberi kerangka filosofis bahwa hubungan manusia-alam-Tuhan harus dijaga secara seimbang. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa kearifan lokal tidak hanya memperkuat kebijakan mitigasi formal, tetapi juga membentuk ketahanan yang lebih kontekstual dan berakar pada kehidupan masyarakat sehari-hari. Penyelenggaraan penanggulangan bencana yang selama ini sudah dilakukan perlu dilengkapi dengan pendekatan filosofis yang membaca bencana secara lebih dalam dan sarat makna. Ikhtiar ini harus dilakukan dalam menghadapi risiko bencana untuk menghindari sekularisasi dalam penanggulangan bencana. Kata kunci: Kearifan lokal, Living Harmony Ecosophy, dan Tsunami Selat Sunda 2018
| Item Type: | Thesis (Masters) |
|---|---|
| Additional Information / Supervisor: | Dr. Imam Iqbal. S. Fil.I, M.S.I |
| Uncontrolled Keywords: | Kearifan lokal, Living Harmony Ecosophy, dan Tsunami Selat Sunda 2018. |
| Subjects: | Aqidah Filsafat UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta > Aqidah Filsafat |
| Divisions: | Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Aqidah dan Filsafat Islam (S2) > Filsafat Islam |
| Depositing User: | S.Sos Sofwan Sofwan |
| Date Deposited: | 12 Nov 2025 08:52 |
| Last Modified: | 12 Nov 2025 08:52 |
| URI: | http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/74361 |
Share this knowledge with your friends :
Actions (login required)
![]() |
View Item |
