Vivi Yunita, NIM.: 19101020093 (2024) PERUBAHAN TRADISI BELIS PADA SUKU KEDANG DI DESA LEUBATANG, KECAMATAN OMESURI, LEMBATA NUSA TENGGARA TIMUR (1967-2023 M). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.
|
Text (PERUBAHAN TRADISI BELIS PADA SUKU KEDANG DI DESA LEUBATANG, KECAMATAN OMESURI, LEMBATA NUSA TENGGARA TIMUR (1967-2023 M))
19101020093_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version Download (5MB) | Preview |
|
|
Text (PERUBAHAN TRADISI BELIS PADA SUKU KEDANG DI DESA LEUBATANG, KECAMATAN OMESURI, LEMBATA NUSA TENGGARA TIMUR (1967-2023 M))
19101020093_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf Restricted to Registered users only Download (5MB) | Request a copy |
Abstract
Tradisi Belis di Desa Leubatang adalah tradisi pemberian mahar dari pihak laki-laki kepada pihak perempuan dalam ritual pernikahan. Berdasarkan pengertian tersebut maka laki-laki mempunyai kewajiban untuk memberikan mahar sesuai dengan kesepakatan dalam musyawarah adat. Tradisi ini mengandung nilai keagamaan dan juga nilai kekerabatan. Tradisi Belis berfungsi sebagai salah satu syarat sah dalam perkawinan adat Kedang, berpindahnya suku perempuan mengikuti suku laki-laki dan sebagai refleksi status sosial perempuan serta perubahan peran perempuan dalam struktur keluarga. Rumusan masalah yang diteliti yaitu: 1) Bagaimana awal mula Tradisi Belis pada Suku Kedang di Desa Leubatang? 2) Bagaimana pelaksanaan Tradisi Belis di Desa Leubatang pada tahun 1967 – 2023 M? 3) Apa makna belis dalam pernikahan adat Kedang bagi masyarakat di Desa Leubatang? Penelitian ini menggunakan pendekatan Antropologi Budaya. Adapun konsep yang digunakan adalah konsep tradisi dan perubahan sedangkan metode yang digunakan adalah metode Sejarah yaitu Heuristik, Verifikasi, Interpretasi, dan Historiografi. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa Tradisi Belis di Desa Leubatang adalah warisan nenek moyang yang dilestarikan hingga saat ini. Sebelum islamisasi, tahun 1600 M dalam ritual pernikahan hanya dilakukan secara adat dan belis yang digunakan adalah Gong, Gading, Aba-Aaba, dan Laong. Setelah Islamisasi hingga tahun 2023 Tradisi Belis mengalami perubahan yakni dari pelaksanaan tradisi dan juga jenis belis. Setiap perubahan pada Tradisi Belis turut membawa dampak positif yakni dalam pelaksanaan tradisi dan juga bagi kehidupan di masyarakat. Selain itu Tradisi Belis mempunyai makna Sina Sawa Kong, Sina Bala Sawa artinya nilai, cinta dan pengharapan.
| Item Type: | Thesis (Skripsi) |
|---|---|
| Additional Information / Supervisor: | Dra. Soraya Adnani M. Si |
| Uncontrolled Keywords: | Tradisi Belis; Gong; Adat Kedang |
| Subjects: | 300 Ilmu Sosial > 300 Ilmu-Ilmu Sosial > 306.959 865 21 Kehidupan Sosial dan Adat istidat Islam dan Tradisi |
| Divisions: | Fakultas Adab dan Ilmu Budaya > Sejarah Kebudayaan Islam (S1) |
| Depositing User: | Muchti Nurhidaya [muchti.nurhidaya@uin-suka.ac.id] |
| Date Deposited: | 24 Dec 2025 13:49 |
| Last Modified: | 24 Dec 2025 13:49 |
| URI: | http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/74734 |
Share this knowledge with your friends :
Actions (login required)
![]() |
View Item |
