MOTIF SOSIAL TINDAK BUNUH DIRI DI DESA WONOREJO SRENGAT BLITAR

FITRIANATSANY, NIM. 09540005 (2013) MOTIF SOSIAL TINDAK BUNUH DIRI DI DESA WONOREJO SRENGAT BLITAR. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA.

[img]
Preview
Text (MOTIF SOSIAL TINDAK BUNUH DIRI DI DESA WONOREJO SRENGAT BLITAR)
BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (2MB) | Preview
[img] Text (MOTIF SOSIAL TINDAK BUNUH DIRI DI DESA WONOREJO SRENGAT BLITAR)
BAB II, III, IV.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (260kB)

Abstract

Fokus dalam penelitian ini adalah menelaah tentang motif sosial terhadap tindak bunuh diri yang dikarenakan masalah keturunan. Bunuh diri karena masalah keturunan ini merupakan penyimpangan yang dilakukan seseorang sebagai penyelesaian dari masalah yang sedang dihadapinya dan dijadikan contoh oleh orang lain ketika sedang dilanda permasalahan yang terekam oleh waktu dan peristiwa. Keunikan ini kemudian peneliti anggap sangat penting untuk diungkap dengan menggunakan teori motif sosial dari Max Weber bahwa antara agama (doktrin) memiliki korelasi yang positif dengan tindakan sosial individu dalam masyarakat. Agama berfungsi menjadi motif sosial individu dalam berinteraksi. Dengan bekal agama yang cukup seseorang dapat membedakan antara tindakan yang baik dan dosa, sehingga tidak akan menimbulkan suatu penyimpangan seperti tindak bunuh diri yang merupakan masalah pribadi dan juga sosial. Teori bunuh diri dari Emile Durkheim juga peneliti gunakan untuk menganalisis tindak bunuh diri. Penelitian ini mengambil lokasi di Desa Wonorejo, Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar Jawa Timur. Adapun metode yang peneliti gunakan adalah kualitatif dengan tehnik observasi, interview dan juga dokumentasi. Peneliti pertama melakukan pengumpulan data, setelah itu mereduksi data yang telah diperoleh, kemudian menyajikan data-data tersebut dan yang terakhir adalah penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa masalah bunuh diri karena faktor keturunan itu disebabkan adanya penyimpangan individu sosiopathik yaitu merupakan hasil proses dari differensiasi dan individuasi. Secara religiusitas seseorang yang melakukan tindak bunuh diri ini kurang memiliki kedekatan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sehingga dengan mudah mengambil cara yang dilarang oleh agama. Untuk itu perlu adanya komunikasi, kepekaan, perhatian dan juga kepedulian yang diberikan oleh keluarga maupun masyarakat sekitar kepada seseorang yang sedang depresi untuk dibimbing ke arah yang positif.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Subjects: Sosiologi Agama
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Sosiologi Agama (S1)
Depositing User: Miftahul Ulum [IT Staff]
Date Deposited: 13 May 2013 17:22
Last Modified: 21 May 2015 11:39
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/7665

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum