BUKTI ADANYA TUHAN MENURUT IMMANUEL KANT

MUHAMMAD ULIL ABSHOR, NIM: 08510003 (2013) BUKTI ADANYA TUHAN MENURUT IMMANUEL KANT. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA.

[img]
Preview
Text (BUKTI ADANYA TUHAN MENURUT IMMANUEL KANT)
BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (2MB) | Preview
[img] Text (BUKTI ADANYA TUHAN MENURUT IMMANUEL KANT)
BAB II, III, IV, V.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (414kB)

Abstract

Tuhan, itulah yang sering terdengar dalam persoalan filsafat maupun agama. Tuhan adalah masalah pokok dalam setiap agama dan filsfat. Agama tanpa kepercayaan Tuhan tidak disebut agama. Begitu juga filsafat, pembahasan dan pengertian tentang Tuhan sudah ada sejak Yunani. Dalam filsafat pembuktian eksistensi Tuhan telah dibicarakan antara lain: bukti ontologis, kosmologis, teleologis maupun bukti moral. Pada abad modern pertanyaan tentang Tuhan masih terdengar dikalangan filosof. Pertanyaan tentang Tuhan tidak datang dengan sendirinya, melainkan manusia sudah lama menyembah Tuhan. Filsafat mencoba untuk memikirkan “Tuhan” dari berbagai sudut baik membuktikan eksistensi Tuhan lewat argument-argumen bukti adanya Tuhan. Pada persoalan tersebut salah satu tokohnya pada filsafat modern adalah Immanuel Kant, ia mencoba membahas tentang eksistensi Tuhan melalui tentang bukti moral. Menurut Kant bukti ontologi, kosmologi, teleologi semuanya lemah tidak bisa membawa keyakinkan terhadap Tuhan. Menurut Kant manusia mempunyai perasaan moral yang tertanam dalam jiwa dan hati sanubarinya. Orang merasa bahwa ia mempunyai kewajibankewajiban untuk menjahui perbuatan-perbutan yang baik. Perintah ini bersifat absolute mutlak dan universal (categorical imperative), perintah baik dilakukan karena perintah mengatakan demikian, perintah jahat dijauhkan karena perintah mengatakan demikian. Perbuatan baik dilakukan dan perintah jahat dijauhkan karena hal itu merupakan kewajiban manusia. Menurut Kant, perbuatan baik menjadi baik tidak karena akibat-akibat baik yang timbul dari perbuatan itu dan tidak pula agama mengajarkan itu baik. Persoalan baik dan buruk tidak diperoleh dari pengalaman di dunia ini, tetapi dibawa dari lahir. Kant mengakui dalil bagi kehidupan moral, dalil yang pertama tentang kebebasan, yang kedua tentang imoralias jiwa, dan yang ketiga tentang eksistensi Tuhan. Kant mengatakan bahwa kalau seseorang bertindak menurut kesusilaan, maka orang itu bertindak bebas. Kebebasan ini bukanlah karena keyakinan, tetapi apabila tindakan itu tidak bebas, berarti manusia mendapat pengaruh dari luar karena itu ia tidak bertanggung jawab atas tindakannya, sehingga ia tidak mempunyai perasaan wajib. Kebebasan berarti menentukan sediri perbuatannya dan bertindak demikian rupa sehingga perbuatan itu dapat berlaku umum. Oleh karena itu kehendak harus bebas tidak dapat pengaruh apapun. Jiwa harus imortal, agar jiwa mendapat kebahagiaan yang sempurna yang merupakan kebaikan tertinggi dan ini adalah Tuhan. Melalui moral kita dapat mengetahui eksistensi Tuhan. Akhirnya berujung pada kesimpulan bahwa Bukti moral ini dapat ditarik kesimpulan jika manusia dalam dirinya ada perintah mutlak untuk mengerjakan yang baik dan menjahui yang buruk dan kalau perintah ini diperoleh bukan dari pengalaman tetapi telah terdapat dalam diri manusia, maka perintah tersebut berasal dari Zat yang tuhu baik maupun buruk. Zat inilah yang disebut Tuhan.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Subjects: Tafsir Hadist
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Aqidah Filsafat (S1)
Depositing User: Miftahul Ulum [IT Staff]
Date Deposited: 13 May 2013 18:18
Last Modified: 04 Aug 2016 13:10
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/7674

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum