KOMUNIKASI LINTAS AGAMA: MODAL SOSIAL PEMBENTUKAN MASYARAKAT SIPIL

ABDUL ROZAK , - (2008) KOMUNIKASI LINTAS AGAMA: MODAL SOSIAL PEMBENTUKAN MASYARAKAT SIPIL. Jurnal Dakwah Vol.IX No 1 Januari-Juni 2008.

[img]
Preview
Text
ABDUL ROZAK KOMUNIKASI LINTAS AGAMA MODAL SOSIAL PEMBENTUKAN MASYARAKAT SIPIL.pdf

Download (7MB) | Preview
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_lightbox)
lightbox.jpg

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_preview)
preview.jpg

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_medium)
medium.jpg

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_small)
small.jpg

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_lightbox)
lightbox.jpg

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_preview)
preview.jpg

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_medium)
medium.jpg

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_small)
small.jpg

Download (0B)

Abstract

Indonesia adalah sebuah bangsa di mana masyarakatnya bercorak plural. Pluralitas tersebut ditandai dengan ciri yang bersifat horizontal maupun vertical.' Ciri horisontal terlihat dari adanya berbagai kesatuan sosial yang terbentuk berdasarkan perbedaan suku bangsa, adat-istiadat, budaya dan agama. Sementara ciri vertikal terbentuk akibat adanya perbedaanperbedaan strata sosial atas dan bawah berdasarkan faktor ekonomi dan politik seperti status sosialekonomi kuat dan lemah, elitpenguasa dan masyarakat biasa. Stratifikasi sosial tersebut dapat dilihat berdasarkan kemampuan dan penguasaan dalam bidang ekonomi, politik, ilmu pengetahuan, dan sebagainya. Struktur masyarakat Indonesia yang seperti itu menunjukkan dengan jelas bahwa masyarakat bangsa ini bersifat majemuk. Masyarakat majemuk, kata Furnivall sebagaimana disitir Shepsle, adalah masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih elemen dan tatanan sosial yang hidup berdampingan tetapi tidak berintegrasi dalam satu kesatuan politik. Kemajemukan tersebut merupakan kekayaan bangsa yang sangat bernilai, namun pada sisi yang lain pluralitas tersebut dapat menjadihambatan yang serius bagi integrasi sosial dan pembangunan nasional. Terlebih jika stratifikasi sosial berbenturan dengan differensiasi sosial, maka konflik yang eksesif seringkali tidak dapat dielakkan

Item Type: Article
Uncontrolled Keywords: lintas agama, sipil
Subjects: Dakwah Jurnal
Divisions: E-Journal
Depositing User: Edi Prasetya [edi_hoki]
Date Deposited: 25 Jun 2013 17:07
Last Modified: 25 Jun 2013 17:07
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/8366

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum