HOMOSEKSUALITAS; SEBUAHTINJAUAN FILOSOFIS

HERDIS HERDIANSYAH, NIM. 00510169 (2004) HOMOSEKSUALITAS; SEBUAHTINJAUAN FILOSOFIS. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA.

[img]
Preview
Text (HOMOSEKSUALITAS; SEBUAHTINJAUAN FILOSOFIS)
BAB I. V.pdf

Download (2MB) | Preview
[img] Text (HOMOSEKSUALITAS; SEBUAHTINJAUAN FILOSOFIS)
BAB II. III. IV.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (3MB)

Abstract

Manusia di samping sebagai mahluk sosial, mahluk ekonomi, mahluk politik dan term-term mahluk lainnya, juga dikenal sebagai mahluk seksual. Konsepsi tentang mahluk seksual ini terkait erat dengan pemahaman tentang dimensi ketubuhan. Dalam peradaban klasik konsep seksualitas dipahami sebagai bagian integral dari tubuh. Yunani kuno dan Romawi kuno melihat tubuh sebagai sesuatu yang kotor sehingga pengekangan-pengekangan menjadi sebuah kemutlakan bila ingin mendapatkan kebahagiaan. Bagi Yunani kuno konsep tentang tubuh, menyeret seksualitas (homoseksualitas) menjadi permasalahan yang terkait erat dengan moralitas pengendalian diri dalam bentuk pembelajaran filsafat, sedangkan di Romawi kuno homoseksualitas diatur dalam perundangundangan. Renaisance justru sebaliknya karena kemenangan rasio atas dominasi gereja, menjadikan homoseksualitas sebagai salah satu bentuk dari perayaan kebebasan yang keluar dari aturan yang telah ditetapkan gereja. Ratu Victoria di Inggris justru sarna seperti pemaharnan Yunani kuno dan Romawi kuno, seksualitas dikekang dan ditabukan, bahkan sebatas untuk membicarakannya. Para filosof barat modem seperti Freud beranggapan bahwa homoseksualitas merupakan sebuah variasi dari hubungan seksual yang terkait dengan konsep libido sebagai bentuk pencarian kepuasan. Sartre beranggapan bahwa konflik antar manusia, terutama homoseksualitas merupakan perang memperebutkan eksistensi pasangannya. Marxisme justru menganggap homoseksualitas merupakan sebuah perlawanan dari heteroseksualisme menurut konsep kapitalisme yang hanya bertujuan mengumpulkan modal dengan anak sebagai faktor produksi di masa depan. Foucault beranggapan homoseksualitas adalah sebuah konsep sosial yang merupakan kontra wacana dari represi kekuasaan seksualitas yang terikat dengan moralitas. Pandangan agama (Islam dan Kristen) memandang homoseksualitas sebagai sebuah penyimpangan dari konsep seksualitas yang bertujuan sebagai sarana untuk beribadah kepada Tuhan dalam bentuk pengendalian diri. Kedua agama ini hanya melihat homoseksualitas sebagai sebuah aktifitas seksual terlarang seperti yang termaktub daIarn kitab suci, sehingga model-model ancaman dan siksaan menjadi salah satu cara untuk melarang homoseksualitas. Seperti yang Syahrur dan Yesus kemukakan peluang untuk memperbaiki diri menjadi lebih penting dari pada terus-menerus menyalahkan homoseksualitas. Homoseksualitas dalam peradaban klasik (Yunani kuno, Romawi kuno, Renaisance dan pemerintahan Ratu Victoria di Inggris), pandangan filosofbarat modern, sampai konsep agama-agama (Islam dan Kristen) semuanya belum bisa menyelesaikan permasalahan homoseksualitas, dan ini terjadi karena pemahaman seksualitas hanya dalam wilayah aktifitas fisik semata, padahal lebih dari itu homoseksualitas merupakan sebuah gejala yang mutlak ada seiring dengan paradoksalitas hidup yang tidak mengenal konsep tunggal dari sebuah kehidupan. Sehingga ketika ada siang maka mutlak ada malam, ketika ada terbit maka wajib ada terbit. Meski kemudian untuk homoseksualitas sendiri masalah normal tidaknya tergantung kepada pemahaman lingkungan sosial dan individu itu sendiri.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Subjects: Aqidah Filsafat
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta > Aqidah Filsafat
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Aqidah Filsafat (S1)
Depositing User: Miftahul Ulum [IT Staff]
Date Deposited: 09 Oct 2013 08:44
Last Modified: 04 Aug 2016 09:37
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/9357

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum