STUD I KOMPARATIF ANTARA KONSEPSI AL-GHAZALI DAN IBN TAIMIYYAH MENGENAI TA'WIL

NANANG MAOLANI, NIM. 99533186 (2003) STUD I KOMPARATIF ANTARA KONSEPSI AL-GHAZALI DAN IBN TAIMIYYAH MENGENAI TA'WIL. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA.

[img]
Preview
Text (STUD I KOMPARATIF ANTARA KONSEPSI AL-GHAZALI DAN IBN TAIMIYYAH MENGENAI TA'WIL)
BAB I. V.pdf

Download (2MB) | Preview
[img] Text (STUD I KOMPARATIF ANTARA KONSEPSI AL-GHAZALI DAN IBN TAIMIYYAH MENGENAI TA'WIL)
BAB II. III. IV.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (4MB)

Abstract

Studi komparatifantara konsepsi al-Ghazali dan Ibn Taimiyyah tentang ta’wil. nerupakan judul dalam skripsi ini, yang di dalamnya mengkaji pemikiran al-Ghazali dan Ibn Taimi ah tentang ta’wil,Setelah terdeskripsikan dengan baik, dianalisis dari perspektif epistemologi Islam, terutama konsepsi epistemologi yang telah disistematiskan oleh Muhammad 'Abid al-Jabiri" dan Sari Nusibeh. Konsepsi al- Ghazali tentang ta'wil, yang merupakan episternologi tafsir, berlandaskan pada sebuah asumsi dasar bahwa paradigma salaf itu Iebih selamat atau "al-salafu aslamu", dan paradigma khalaf itu lebih memahami dan mengetahui atau "al-khalafu afqahu wa ta'lamu," Konsekuensinya, penafsiran ulama salaf terhadap teks-teks yang dikategorikan mutasyaoih - yang mengakui dan membenarkan maknanya secara literal - dianggap hanya bagi kalangan awam an sich. Sedangkan kalangan terpelajar al-rasikhun fi al-ilm, dan di antaranya adalah ulama khalaj) dapat menyingkap makna yang terkandung di daIamnya. Adapun cara atau metode untuk menguak nakna-makna yang ada di batik teks tersebut adalah dengan menggunakan ta’wil. )Ieh karena itu, ta’wil didefinisikan dengan "membelokkan teks dari makna Iiteralnya raJi•h) kepada makna yang lainnya (marju) karena ada dam (qariinah) yang nenghendakinya. " Hemat penulis, pemikiran al-Ghazall" yang demikian ini lisebabkan ia banyak menggumuli ilmu-ilrnu luar (ulum al-awail) yang kemudian iisintesakannya dengan ilmu keislaman yang telah dikuasainya. Konsepsi Ibn Taimiyyah tentang tewil; yang juga merupakan epistemologi afsir, berlandaskan pada sebuah asumsi dasar bahwa paradigma salaf itu lebih nemahami dan mengetahui atau "al-salafu afqahu wa a'lamu." Knsekuensinya, >enafsiran kha/~lterhadap teks-teks yang dikategorikan mutasyaoih - yang menurut nereka memiliki makna-makna intelektual spiritual yang tidak mudah untuk diketahui cecuali oleh ahl al-m,a'rifah wa al-mukasyafah- adalah sesuatu yang inovatif(bid'ah) ian harus ditolak. Sedangkan pemahaman yang benar adalah penafsirannya aliran .alaf yang mengakui dan membenarkan teks-teks tersebut secara literal tanpa nelakukan penyelewengan (tahrif). penegasian (ta’til), mempertanyakan cara (takyif), ian menyerupakannya dengan makhluk (tasyhlh). Kedua pemikiran tersebut bila diIihat dari perspektif epistemologi Islam, rnaka consepsi te'wi] al-Ghazall "bersifat irfan[ dalam istiIah al-Jabirt" dan mistis dalam stilah Nusibeh karena yang menjadi surnber pengetahuan bagi ts'wil itu adalah ntuisi, dan yang menjadi metodenya adalah _'~j • sedangkan konsepsi la'w!7 Ibn l'aimiyyah bersifat hayan/" dalam istilah al-Jabiri" dan konservatif .dalam istilah 'Ilusibeh karena yang menjadi surnber bagi pengetahuanrawr? itu adalah teks itu sendiri, dan yang menjadi metode pengetahuannya adalah istinhat (pengambilan pemahaman dari teks).

Item Type: Thesis (Skripsi)
Subjects: Tafsir Hadist
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Tafsir Hadist (S1)
Depositing User: Miftahul Ulum [IT Staff]
Date Deposited: 10 Oct 2013 09:36
Last Modified: 25 May 2015 10:15
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/9396

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum