HADIS-HADIS TENTANG LARANGAN MENGHARAP MATI (TELAAH MA'ANI AL-HADIS)

SITI NGALIMAH KADARSIH, NIM. 99533121 (2003) HADIS-HADIS TENTANG LARANGAN MENGHARAP MATI (TELAAH MA'ANI AL-HADIS). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA.

[img]
Preview
Text (HADIS-HADIS TENTANG LARANGAN MENGHARAP MATI (TELAAH MA'ANI AL-HADIS))
BAB I. IV.pdf

Download (1MB) | Preview
[img] Text (HADIS-HADIS TENTANG LARANGAN MENGHARAP MATI (TELAAH MA'ANI AL-HADIS))
BAB II. III.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (2MB)

Abstract

Al-Qur'an dan hadis merupakan undang-undang kebidupan yang di dalamnya bermuara Lautan Hikmah dan bagi siapa yang berpegang kepada keduanya akan selamat selama-lamanya. Kebidupan dan kematian ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Setiap yang bidup pasti akan mati. Oleh sebab itu, kematian tidak perlu dieari (karena pasti datang). Di dalam kehidupannya, manusia senantiasa dihadapkan kepada berbagai persoalan hidup sebagai batu ujian. Bagi mereka yang menyadari fungsi hidupnya akan berlaku sabar dan tidak putus asa terhadap ujian atau cobaan yang menimpa; sedangkan bagi mereka yang tidak kuat menghadapinya senantiasa putus asa, laridari kenyataan dan segera mengakhiri kebidupannya. Menurut para ulama, hadis-hadis Nabi tentang larangan mengharap mati yang dinilai kesahihannya dapat dijadikan hujjah. Seseorang tidak dibenarkan mengharap kematian datang pada dirinya, kerena jika seseorang itu baik, boleh jadi dengan bertambahnya usia akan bertambah kebaikannya. Demikian halnya mereka yangbanyak dosa, dengan bertambahnya usia akan bertaubat dan memperbaiki kesalahannya. Kemajuan di bidang ilmu dan teknologi telah nyata memberi manfaat besar bagi kehidupan manusia. Penemuan-penemuan baru di bidang teknologi pun dapat menimbulkan penyakit baru dan dampak negatif dati kemajuan tersebut Makin terasa akibat dati keteledoran manusia sendiri. Di samping itu, tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan tersebut belum bisa dirasakan oleh sebagian besar manusia, sehingga menimbulkan kecemasan, perubahan-perubahan di bidang ekonomi, sosial budaya, dan kondisi kejiwaan seseorang. Akibatnya individu banyak mengalami depresi, stres dan putus asa yang dapat mengarah kepada tindakan-tindakan yang menyebabkan kematian. Semakin tinggi kebudayaan manusia, maka semakin banyak sarana yang dibuatnya untuk merekonstruksi masa lampau, Dalam hal ini bentuk-bentuk mengharap mati, seperti bunuh diri yang ada pada zaman Nabi, banyak terjadi pada saat ini dengan sarana dan metode yang berbeda dati sebelumnya. Dengan ini manusia lupa bahwa hidup dan mati merupakan urusan Tuhan dan manusia tidak berhak eampur tangan dengan urusan tersebut. Oleh karena itu, jika sese orang mengakhiri kehidupannya sendiri, maka ia telah mendahului ketentuan Tuhan dan akan diancam dalam neraka Jahanam. Apabila seseorang tidak kuat menghadapi ujian maupun eobaan karena berbagai usaha telah dilakukan dan takut terkena fitnah dalam agama, seperti banyaknya kemaksiatan, kezaliman, sehingga khawatir akan rusakagamanya, maka Nabi mengajarkan doa "Ya Allah, htdupkanlab kami jika kehidupan ini baik bagi kami ' dan mattkanlahkami jika kematian itu baik bag; kami." Adapun doa tersebut merupakan alternatif terakhir setelah berbagai usaha dilakukan dan setiap Muslim dianjurkan agar 'berdoa dalam kebaikan dan pengharapan terhadap karunia dan taufiq-Nya.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Subjects: Tafsir Hadist
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Tafsir Hadist (S1)
Depositing User: Miftahul Ulum [IT Staff]
Date Deposited: 10 Oct 2013 10:12
Last Modified: 25 May 2015 10:36
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/9401

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum