Qisah Qasim fi al riwayah Awlad Haratina li Najib Mahfuz (dirasah tahliliyah semiotiqiyyah li Charles Sanders Peirce)

HANIFAH WULANDARI, NIM 07110047 (2012) Qisah Qasim fi al riwayah Awlad Haratina li Najib Mahfuz (dirasah tahliliyah semiotiqiyyah li Charles Sanders Peirce). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA.

[img]
Preview
Text
BAB I, BAB V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (936kB) | Preview
[img] Text
BAB II, BAB III, BAB IV.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (277kB)

Abstract

Aulad Haratina merupakan kumpulan dari beberapa cerita karya Najib Mahfuz seperti Adham, Jabal, Rifa’ah, Qosim dan Arafah. Dalam hal ini peneliti hanya akan membahas salah satu dari kumpulan novel tersebut yang berjudul Qosim. Isi cerita tersebut adalah kisah perjalanan Qosim yang dimulai dari lahir hingga ia ditunjuk Jabalawi untuk mengelola wakaf secara adil dan bijaksana. Selain kisahnya yang menarik, dari hasil pembacaan juga dapat diketahui bahwa cerita tersebut mengandung tanda-tanda atau makna yang dapat diinterpretasikan. Dalam hal ini, penulis menggunakan analisis semiotik. Semiotik adalah salah satu pendekatan yang memberikan peluang yang dominan bagi pembaca untuk memberi makna karya sastra seperti terlihat dalam sistem semiotika yang dibangun oleh Charles Sanders Peirce. Peneliti mencoba menggunakan sistem yang dibangun oleh Peirce sebagai alat analisa dalam mendapatkan makna. Peirce membangun triadic system (tripihak) yaitu Representamen, objek, dan interpretant. Setiap tanda diberi makna oleh manusia dalam mengikuti proses yang disebutnya semiosis. Yang dimaksud semiosis ialah proses pemaknaan tanda yang bermula dari persepsi atas dasar, kemudian dasar merujuk pada objek, akhirnya terjadi proses interpretant. Bagi Peirce, tanda adalah representatif dan juga interpretative. Tanda tidak hanya mewakili sesuatu tetapi juga membuka peluang bagi penafsiran kepada yang memakai dan menerimanya. Dalam hubungan keduanya itu, menurut Peirce terbagi atas tiga jenis tanda yaitu: ikon, indeks dan symbol. Dengan demikian kita dapat mengungkap apa yang terdapat dibalik tanda itu sendiri dan memahami tanda-tanda khususnya yang terdapat dalam kisah ini. Dari hasil analisis kisah tersebut dengan memperhatikan aspek ikon, indeks, dan symbol, penulis menemukan bahwa kisah Qosim ini mempunyai kesamaan dengan kisah perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW. Hal ini dapat diketahui bahwasanya dari aspek ikon, Qosim adalah ikon dari nabi Muhammad SAW. Dari aspek indeks, Qosim menjadi tanda yang berasal dari kata ��� yang menjadi penanda. Setelah diinterpretasikan bahwa tokoh Qosim adalah sosok pemimpin yang dermawan, bijaksana dan mengelola warisan dengan baik sehingga dapat membagi warisan dari Jabalawi kepada rakyat-rakyatnya secara adil. Atas kesepakatan para kritikus sastra, dari aspek symbol diketahui bahwa tokoh Jabalawi adalah sebagai symbol Tuhan, dan Qindil adalah symbol dari Malaikat Jibril.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: Jabalawi
Subjects: Kesusastraan Arab
Divisions: Fakultas Adab dan Ilmu Budaya > Bahasa dan Sastra Arab (S1)
Depositing User: Sugeng Hariyanto, SIP (sugeng.hariyanto@uin-suka.ac.id)
Date Deposited: 20 Aug 2015 09:00
Last Modified: 20 Dec 2016 10:28
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/9425

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum