NIKAH MUT'AH DALAM TAFSIR AL MARAGI DAN TAFSIR AL MIZAN

EDI SUGIYANTO , NIM. 96532148 (2003) NIKAH MUT'AH DALAM TAFSIR AL MARAGI DAN TAFSIR AL MIZAN. Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

[img]
Preview
Text (NIKAH MUT'AH DALAM TAFSIR AL MARAGI DAN TAFSIR AL MIZAN)
BAB I. V.pdf - Published Version

Download (1MB) | Preview
[img] Text (NIKAH MUT'AH DALAM TAFSIR AL MARAGI DAN TAFSIR AL MIZAN)
BAB II. III. IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (3MB)

Abstract

Skripsi ini berjudul "Nikah Mut'ah dalam Tafsi r al-Maragi' dan Tafsir al Mizan", di dalam mengkaji tentang pandangan dan penafsiran Ahmad Mustafa" al-Maragfi dan Muhammad Husain Tabataba'I mengenai nikah mut'ah, Metodc penelitian yang dipakai adalah metode perbandingan, di mana pcnulis berusaha menganalisis persamaan dan perbedaan pandangan dari kcdua mufassir terscbut. Al-Maragi (18XI-1945 M) dan Tabataba'i (1892-1981) adalah dua tokoh rnufassir yang sama-sama memiliki popularitas, terutama dalam hal penafsiran al-Qur'an. Hanya saja dilihat dari sudut pandang latar belakangnya, memang ada pcrbcdaan. bahkan tcrkesan saling kontradiktif Yang pcrtama adalah mcrcprcsentasikan pandangan-pandangan kaum Sunni, sedang yang lain Icbih banyak membela pandangan tcologi Syiah. Perbcdaan Inilah yang tampaknya bcrpcngaruh pada bagaimana kcduanya mcmahami persoalan yang cukun kontroversial dan menjadi titik rawan dalam relasi Sunni-Syiah, yaitu ketika sama-sama mcnafsirkan ayat tcntang nikah mut'ah pada QS. al-Nisa': 24. Dalam t afsimya, al-Maragf berpandangan bahwa nikah mut'ah it u hukumnya haram. walaupun mengakui nikah ini pemah ada pada zaman Nabi dan menjadi rukhssh. Bahkan ia menganggap bahwa nikah mut'ah itu sama dcngan perbuatan zina dan bukan merupakan suatu akad perkawinan. Oleh karena itu, dalam pandangan al-Maragf nikah semacam ini adalah haram unt uk selamanya, Penafsiran dan pendapatnya juga diperkuata oleh hadis yang menceritakan tentang pelarangan sahabat Umar atas nikah mut'ah ini. Berbcda dengan al-Maragi, Tabataba'i berpandangan scbaliknya. Ia berpendapat bahwa nikah mut'ah itu halal dan tidak dapat disamakan dcngan zina. karena larangan zina telah terangkan pada ayat yang lain, bukan dengan me-naskh QS. al-Nisa': 24 sebagai ayat yang menjelaskan adanya nikah mut'ah, di samping itu anggapan bahwa mut'ah itu sama dengan zina adalah sebuah pendapat yang dinilainya mengada-ada dan tidak merujuk pada kitab-kitab scjarah. Adapun larangan Umar. justru dinilai oleh Tabataba'I sebagai fakta bahwa yang mclarang itu hanyalah Umar sendiri lalu disandarkan kepada Nabi. Olen karcnanya ia adalah halal untuk selamanya. Untuk menjembatani penafsiran kontradiktif dati kcduanya, penults lebih cendcrung kcpada pandangan Ibn 'Abbas, bahwa nikah mut'ah ilu merupakan sesuatu yang halal sebagaimana halalnya bangkai, darah dan daging babi, yang tiada halal kecuali dalam keadaan darurat. Terlepas dari semua itu, sesungguhnya usaha untuk melacak akar penafsiran tentang nikah mut'ah adalah salah satu upaya untuk saling mewujudkan saling pernahaman dan toleransiantar umat dalam kehidupan keberagamaan.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: Nikah Mut'ah
Subjects: Tafsir Hadist
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Tafsir Hadist (S1)
Depositing User: Edi Prasetya [edi_hoki]
Date Deposited: 14 Nov 2013 13:01
Last Modified: 25 May 2015 09:14
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/9459

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum