SUNNAH DAN BID'AH DALAM PANDANGAN K.H. HASIM ASY'ARI (Telaah Terhadap kitab Risalah Ahl al-Sunnah wa al-Jama'ah)

KHULWATIN SYAFI'AH, NIM. 96532218 (2003) SUNNAH DAN BID'AH DALAM PANDANGAN K.H. HASIM ASY'ARI (Telaah Terhadap kitab Risalah Ahl al-Sunnah wa al-Jama'ah). Skripsi thesis, PERPUSTAKAAN UIN SUNAN KALIJAGA.

Preview	Text BAB I. V.pdf Download (1MB) | Preview
	Text BAB II. III. IV.pdf Restricted to Registered users only Download (3MB)

Abstract

Pada awal abad 20, umat Islam Indonesia mengalami berbagai pengelompokan dan afiliasi terhadap organisasi tertentu. Salah satu yang terbesar dan bertahan sampai sekarang adalah Nahdlatul Ulama (NU) yang berdiri pada 31 Januari 1926 di mana K.H. Hasyim Asy'ari menjadi Rais Akbar. K.H. Hasyim Asy'ari juga menulis aturan-aturan dasar organisasi (al-Qiniin a/-Asiil Il Jsm'iyysh Nshdsb al-Ulami1 dengan fonnulasi doktrin ahl al-sunnah wa al­ jama 'ah yang masih dipakai sebagai dasar ideologi sampai kini. Organisasi ini sekaligus menjadi lokomotif bagi "kalangan ...tradisionalis"-meminjam istilah Deliar Nur- ya:Ag mempertahankan praktek-praktek dan tradisi tertentu, yang sebenarnya adalah soal-soal dalam ibadah, namun dipandang sebagai bid'ah oleh "kalangan modernis". K.H. Hasyim Asy'ari, setelah menyelesaikan pendidikan di pesantren keJuarganya dan berbagai pesantren di Nusantara, melanjutkan studinya ke Mekkah, di mana ia berinteraksi dengan ide dan pemikiran muslim intemasional seperti Pan-Islamisme dan model intelekrual ulama Haramain yang berinti pada harmonisasi tasawuf dan syari'ah. Sepulangnya di Tanah Air, ia pun terlibat dalam berbagai kegiatan sosial, keagamaan dan politik, yakni dengan mendirikan pesantren Tebu Ireng, rnelakukan perlawauan ierhadap penjajahan Beianda dan. Jepang dan juga membidani kelahiran organisasi NV yang ditujukan untuk mewadahi aspirasi "kalangan tradisionalis" dan mengurangi konflik dengan kelompck-kelompok yang berseberangan pandangan. K.H. Hasyim Asy'ari juga seorang penulis yang produktif. Sebagian besar karya-karyanya merupakan respou dan penyikapan terhadap berbagai siruasi dan kondisi pada masanya, salah satu diantaranya adalah karyanya yang berjudul Risilah Ahl sl-Sunnsh wa sl-Jeme'eh. Di sini ia mengemukakan pandangan­ pandangannya antara lain tentang ahl al-sunnah wa al-jama 'ah dan masalah sunnah dan bid'ah, satu topik yang ramai dipcrbincangkan pada tahun 20-an. Menurut K.H. Hasyim Asy'ari, bid'ah adalah segala hal barn yang dikreasi sesudah Nabi saw, baik dalam urusan ibadah maupun adat. Segala perkara bam harns diseleksi, apabila mengandung kesesatan dan kebatilan, maka itulah bid'ah yang dilaknat Allah. Sebaliknya, perbuatan-perbuatan seperti memakai tasbih, melafalkan niat, tahlilan dan lain-lain tidak dipandang sebagai bid'ah karena rnengandung unsur kebajikan. Tidak berhenti sampai disini, konsep sunnah dan bid 'all mengalami pembengkakan makna yang mencakup kandungan ideologis, di mana sebutan bid'ah mengarah sepenuhnya pada lawan polemik. Konsep sunnah dan bid'ah sekaligus menjadi media seleksi dan identifikasi terhadap kelompok­ kelompok atau pandangan-pandangan yang berseberangan. Ada dua pandangan mengenai sunnah dan bid'ah. Pertama, pandangan yang mengukuhi keumuman makna hadis tentang bid'ah, kullu bid'ah qali/ah, yakni bid'ah dalam urusan ibadah. Kedua, pandangan yang rnengkhususkan makna hadis tentang bid' ah. Tidak semua hal barn, baik ibadah maupun adat, adalah bid'ah, kecuali yang mengandung unsur kebatilan. Dari pemetaan ini, pandangan K.H. Hasyim Asy'ari bisa dikategorikan dalam kelompok pandangan kedua. Pandangan KH. Hasyim Asy'ari yang sedemkian rupa mempunyai penjelasan historis tertentu, antara lain dipengaruhi oleh latar belakang keluarga, pendidikan dan pergumulannya dengan masyarakat.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item