AL QISHAH AL QASHIRAH MAWQIFU WADA' LI NAJIB MAHFUZ DIRASAH TAHLILIYAH SIKULUJIYAH

ARYANI KUSUMAJATI - NIM. 04111704 , (2008) AL QISHAH AL QASHIRAH MAWQIFU WADA' LI NAJIB MAHFUZ DIRASAH TAHLILIYAH SIKULUJIYAH. Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

[img]
Preview
Text (AL QISHAH AL QASHIRAH MAWQIFU WADA' LI NAJIB MAHFUZ DIRASAH TAHLILIYAH SIKULUJIYAH)
BAB 1, BAB IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (3MB) | Preview
[img] Text (AL QISHAH AL QASHIRAH MAWQIFU WADA' LI NAJIB MAHFUZ DIRASAH TAHLILIYAH SIKULUJIYAH)
BAB II, BAB III.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (582kB)

Abstract

ABSTRACT Mawqifu wada' dalam antologi cerpen Syahrul 'Asl merupakan salah satu karya yang menarik perhatian penulis karena kedua tokoh utama dalam karya ini memiliki sifat yang bertolak belakang satu sama lain. Secara garis besar jika diaplikasikan sesuai teori Peter Salovey dan Jack Mayer sebagai pencipta istilah 'kecerdasan emosional', maka karya ini menunjukkan seorang tokoh bernama Abdul Qawi dengan kecerdasan emosional rendah, begitu pun sebaliknya Abdul Wahid dengan kecerdasan emosional tinggi. Dalam bahasa sehari-hari, kecerdasan emosional biasanya disebut sebagai 'akal sehat'. Hal ini terkait dengan kemampuan membaca lingkungan politik dan sosial, dan menatanya kembali; kemampuan memahami dengan spontan apa yang diinginkan dan dibutuhkan orang lain, kelebihan dan kekurangan mereka; kemampuan untuk tidak terpengaruh oleh tekanan; dan kemampuan untuk menjadi orang yang menyenangkan, yang kehadirannya didambakan orang lain. Abdul Qawi yang memilki kecerdasan emosi cenderung lebih rendah daripada Abdul Wahid, akhirnya memutuskan untuk tetap meneruskan tugasnya setelah mempertimbangkan antara melarikan diri dari tugas dan hidup tanpa kendali aturan yang mengikat atau meneruskannya. Dia memilih meneruskan tugas karena di depannya terdapat jalan yang dapat memberikan petunjuk untuk tugasnya tersebut yaitu dengan menaiki pesawat yang dibawa oleh Nuh, dia dapat mengetahui arah selatan yang menjadi satu-satunya petunjuk dalam melaksanakan tugasnya. Jika dilihat dalam cerita tersebut, Abdul Qawi yang selalu bernada ketus kepada sahabatnya dan mementingkan kesenangannya sendiri serta tanpa berpikiran panjang, maka hal tersebut sesuai dengan keputusan yang diambil. Tampaknya dia tidak mau menanggung resiko yang mungkin lebih besar, hal tersebut benar-benar menunjukkan bahwa tokoh dengan kecerdasan emosi rendah hanya mementingkan kenikmatan bagi dirinya sendiri. Sedangkan yang terjadi pada tokoh Abdul Wahid berlawanan dengan sahabatnya. Seolah menginginkan kehidupan yang nyata, dia percaya dimana pun orang hidup tidak akan pernah dapat lari dari aturan yang mengikat. Karena dia menginginkan sesuatu yang jelas, maka dengan pemikirannya yang panjang dia memutuskan untuk melepaskan tugas yang dimiliki bersama sahabatnya karena tugas tersebut tidak memiliki kejelasan sama sekali. Tugas yang hanya berada di dalam sebuah amplop yang tidak boleh mereka buka sebelum sampai di tempat tujuan yang tidak jelas, karena hanya arah selatan yang menjadi satu-satunya petunjuk yang mungkin saja akan membahayakan diri mereka sendiri.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: PEMBIMBING: DRS. BACHRUM BUNYAMIN, MA
Uncontrolled Keywords: Syahrul 'Asl, antologi, cerpen, kecerdasan emosional
Subjects: Bahasa Arab
Kesusastraan Arab
Divisions: Fakultas Adab dan Ilmu Budaya > Bahasa dan Sastra Arab (S1)
Depositing User: Miftakhul Yazid Fuadi [staff it]
Date Deposited: 31 May 2012 18:08
Last Modified: 19 Dec 2016 14:51
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/1275

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum