WAWASAN AL-QUR’AN TENTANG SUMPAH ALLAH

Drs. H. Hasan Mansur Nasution ,MA, NIM. 83003/S3 (1998) WAWASAN AL-QUR’AN TENTANG SUMPAH ALLAH. Skripsi thesis, Pasca Sarjana.

[img]
Preview
Text (WAWASAN AL-QUR’AN TENTANG SUMPAH ALLAH )
BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (4MB) | Preview
[img] Text (WAWASAN AL-QUR’AN TENTANG SUMPAH ALLAH )
BAB II, III, IV.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (11MB)

Abstract

Disertasi ini berjudul wawasan Al- qur’an tentang sumpah Allah; pokok masalahnya adalah sesungguhnya wawasan Al-quran tentang sumpah Allah, yang dirumuskan dalam bentuk- bentuk pertanyaan; apa yang dimaksud dengan sumpah Allah dan apa unsur-unsur yang membentuknya, ayat- ayat mana yang termasuk sumpah Allah dan kenapa Allah bersumpah, tentang apa Allah bersumpah (muqsam, alaih)dan apakah yang semua tertulis dalam Al- quran, serta apa kaitan muqsam bih dengan muqsam alaih. Penelitian ini penting dibahas untuk memperlihatkan sumpah Allah dan akan sangat bermanfaat untuk meningkatkan pemahaman terhadap Al-qur’an. Setelah dilakukan ditemukan bahwa sumpah didalam Al-qur’an ada sumpah Allah, sumpah manusia, dan sumpah setan yang kesemuanya diungkapkan Allah. Secara umum sumpah itu dilakukan adalah untuk menguatkan kehendak yang bersumpah. Dari kata-kata yang aratinya dalam bahasa indonesia adalah sumpah ditemukan kata yang berkaitan dengan aqsama, ahlafa yamin, syahadah. Dan juga ada ya’tali, yu’luna, dan huruf sumpah (ba, ta, dan waw) yang kesemuanya terdapat dalam Al-qur’an. Khusus tentang sumpah Allah, yang dimaksud dengannya adalah menguatkan berita dari Allah melalui firmannya dengan menggunakan unsur0unsur sumpah. Dalam hal ini diperhatikan dari kata uqisimu dan huruf sumpah waw yang terdapat setelah Al- huruf Al-muqatata’ah dan pada fawatih Al-suar. Sebagai contoh dari kata uqsimu adalah seperti firman Allah: aku, (Allah) benar- benar bersumpah dengan kota ini(mekkah) (la uqsimu bihaza Al- balad) dan seterusnya sampai kepada muqsam’ alaih (sesungguhnya kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah0 dan kemudian firman Allah yang bermakna demi sebagai terjemahan dari huruf sumpah waw se[erti Allah bersumpah dengan bukit (wa ala-tur, demi bukit) dan seterusnya sampai kepada muqsam, alaih (sesungguhnya azab tuhanmu pasti terjadi) Untuk terbentuknya sumpah Allah ditemukan adanya lima unsur perangkatnya yaitu muqsim (yang bersumpah) yaitu Allah, sigah artinya lafal baik dari kata uqsimu maupun huruf sumpah waw sebab al-qasam artinya sebab terjadinya sumpah sepertinya untuk dipikirkan dan diteliti (li al-taamul wa al-nazar), muqsam bih yaitu suatu yang dengannya sumpah dilakukan seperti Allah bersumpah dengan waktu matahari sepenggalahan naik (wa al-dhuha_. Untuk memahami kata- kata yang dijadikan sumpah Allah (muqsam bih), mungkin dapat dilihat dari arti sebenarnya dari kata- kata tersebut atau mungkin dapat juga dilihat dari arti kata simbolik dari kata-kata itu, misalnya Allah bersumpah dengan binatang mungkin dapat dipahami juga dari segi arti simboliknya sebagai lambang keagungan, dengan malam sebagai lambang keheningan, dengan siang sebagi lambang kecerahan, dan kesibukan, dengan malaikat sebagai lambang kekuatan dan kebenaran serta kepatuhan, dan zaitun sebagai lambang perdamaian, dan dengan kuda sebagai lambang keperkasaan. Kemudian unsuer terakhir untuk terbentuknya sumpah Allah adalah muqsam alaih atau yang disebut juga jawab al qasam yaitu pertanyaan yang karenannya sumpah dilakukan dalam hal ini haruslah berupa hal hal yang layak didatangkan sumpah baginya, seperti hal- hal yang ghaib dan yang tersembunyi jika sumpah itu dimaksudkan untuk menetapkan keberadaannya. Dan muqsam alaih itu menurut biasanya terbaca dalam ayat Al-qur’an tetapi kadang- kadang tidak tampak (mahzuf) namun dapat dipahami dari konteks ayat atau menurut informasi dari buku-buku tafsir. Karena itu, seluruh sumpah Allah dalam muqsam alaihnya baik terbaca maupun dalam pemahaman. Tentang muqsam alaih yang mahzuf ini disebut deng ijaz dalam ilmu balaghah. Kemudian muqsam alaih itu biasanya didahulukan dari muqsam bih kecuali diantara Al- huruf, Al-muqatta’ah ada yhang dianggap sebagai muqsam alaih, maka berarti kalimat setelah huruf sumpah waw adalah sebagai muqsam bih yang telah didahului muqsam alaih.dalam hal ini tempat muqsam bih tidak berubah. \pembahasan dalam disertasi ini adalah dengan memperhatikan tema umum dpada muqsam alaih setelah sebelumnnya dikemukakan apa saja yang menjadi muqsam bihnya dalam kaitan kata uqsimu dalam Al0qur’an dirtemukan delapan kali pada delapan ayat dari tujuh surat (Al-waqiah/56:75; Al-haqqah/ 69:38; Al- takwir /81:15; Al-maarij/70:40; Al-qiyamah/75:1-2; Al- insyiqaq/82:16; Al- balad/90:1) yang kesemuanya adalah makkiah. Semua kata uqsimu diawali dengan huruf La sehingga menjadi La Uqsimu dengan berbagai interpretasi terhadapnya. Dan yang menjadi tema pokok dari kata Uqsimu adalah tentang Al- Qur’an, tentang kekuasaan Allah, dan tentang proses penciptaan dan kehidupan manusia. Tentang Al-qura’an tampak Allah bersumpah untuk menyatakan bahwa Al-qura’an itu adalah bacaan yang mulia sebagai wahyu dari Allah yang dibawa oleh utusan yang mulia dan diturunkan kepada rasul yang mulia. Allah menyatakan itu setelah Allah bersumpah seperti dengan bintang- bintang, malam, subuh, dan lain- lain. Sedangkan tentang kekuasaan Allah tampak Allah bersumpah untuk menyatakan-Nya benar- benar maha kuasa. Kekuasaan Allah yang menjadi tema kajian ini tampak setelah Allah bersumpah dengan Allah sendiri yaitu sumpah Allah dengan tuhan yang mengatur tempat terbit dan terbenamnya matahari, bulan, bintang. Dan juga sumpah Allah dengan hari kiamat dan jiwa yang amat menyesali dirinya sendiri. Kekuasaan Allah itu sangat banyak diantaranya mengumpulkan kembali tulang belulang manusia setelah hancur. Tema ketiga dari kata Uqsimu adalah proses penciptaan dan kehidupan manusia. Allah bersumpah dalam hal ini untuk menyatakan bahwa manusia melalui tingkat demi tingkat dalam kehidupan dan Allah menciptakan manusia berada dalam susah payah. Keberadaan manusia melalui tingkat demi tingkat ialah dari setetes air mani sampai dilahirkan, kemudian melalui masa kanak – kanak, remaja dan sampai dewasa. Dari hiidupa menjadi mati kemudian dibangkitkan kembali. Hal ini sesuai dengan Muqsam bih yang juga mengalami proses dalam peredarannya. Manusia yang mengalami proses itu diciptakan Allah dalam keadaan susah payah. Hal ini sesuai dengan muqsam bih yang menjelaskan tentang nabi Muhammad SAW yang berada di Mekkah dalam keadaan susah payah. Demikian juga keberadaan bapak dan anak secara umum dalam proses perjalanan hidupnya. Dalam hal huruf sumpah waw sebagai sumpah Allah pembahasannya diperhatikan dari dua hal yaitu setelah al-huruf al-muqatta’ah dan pada fawatih al suwar. Mengenai yang pertama yaitu al huruf al muqatta’ah (seperti nun untuk satu huruf, ha mim untuk dua huruf, alil lam mim untuk tiga huruf alif lam mim ra untuk empat huruf, dan kaf ha ya ain sad untuk lima huruf) sumpah Allah itu bertemakan tentang Muhammad, tentang al- Qur’an, dan tentang kesombongan orang- orang kafir. Dalam hal ini ditemukan pada enam surat Al-Qur’an (yasin/36:2; al- Qalam/68:1; al-Zukhruf/43;2; al-Dukhan/44:2 Sad/38:1; Qaf/50:1). Tentang Muhammad misalnya Allah bersumpah untuk menyatakannya sebagai salah seorang dari rasul-rasul yang diutus Allah dan menyatakan bahwa Muhammad itu bukan orang gila. Keberadaan Muhammad sebagaimana dijelaskan itu adalah sekaligus untuk menolak keingkaran kafir yang menyatakan bahwa Muhammad itu bukan rasul dan menolak tuduhan yang mengatakan bahwa Muhammad adalah seorang yang gila. Dengan demikian sumpah Allah ini memperkuat keberadaan Muhammad dan sekaligus sebagai tasliyyah (hiburan) kepada Muhammad karena rasul sebelumnya pun mengalami keadaan yang sama. Sumpah ini Allah nyatakan setelah Allah bersumpah dengan al-Qur’an yang penuh hikmah dan sumpah Allah dengan qalam dan apa yang mereka tulis. Tentang al-Qur’an Allah bersumpah untuk menyatakan bahwa al-Qur’an dijadikan-Nya dalam bahasa Arab dan diturunkan-Nya pada suatu malam yang diberkahi. Al-Qur’an itu diturunkan –Nya kepada Nabi dan ummi. Pernyataan Allah ini didahului dengan sumpah Allah dengan kitab (Al-Qur’an) yang menerangkan. Pada surat pertama dan kedua tentang ini sama- sama diawali dengan ha dan mim (dua huruf) yang merupakan bagian dari al-huruf al muqatta’ah (potongan- potongan huruf) dengan tujuan untuk peringatan (li al-tanbih) dan untuk penjelasan tentang kemukjizatan Al-Qur’an. Pada bagian akhir dari al huruf al muqatta’ah adalah sad dan qaf yang bertemakan tentang kesombongan orang- orang kafir. Dalam hal ini Allah bersumpah untuk menyatakan bahwa sebenarnya orang- orang kafir itu berada dalam kesombongan. Karena itu, mereka tidak menerima kedatangan rasul kepada mereka dan mereka tidak percaya setelah mati dan setelah menjadi tanah akan kembali lagi. Allah menyatakan seperti ini setelah Allah bersumpah dengan Al-Qur’an. Kesombongan kafir itu telah banyak terjadi dan telah banyak umat sebelum mereka yang telah dibinasakan Allah. Kemudian yang kedua adalah pada fawatih al-suwar (pembukaan – pembukaan surat-surat) Al-Qur’an. Fawatih al- suwar itu ada sepuluh yaitu al- tahmid dan tabarak serta tasbih, huruf hijaiyah, al nida (seruan), al-jumal al-khabariyyah, ala-qasam (sumpah), al- syart, al- amr (perintah), al-istifham (pertanyaan), do’a, dan al-ta’lil (penjelasan sebab atau alasan). Penjelasan mengenai huruf sumpah waw pada fawatih al-suwar dirangkum dari 15 surat Al-Qur’an (Al-Saffat/37; al-Zariat/51; al-tur/52; al-Mursalat/77; al-Naziat/79; al-Najm/53; al-Duha/99; al-Buruj/85;al-Tariq/86; al-Fajr/89; al-Syam/91; al-Lail/92; al-Tin/95; al-Adiat/100; dan al-Asr/103). Dalam hal ini tampak bahwa sumpah Allah pada fawatih al-suwar itu bertemakan tentang Allah, tentang Muhammad, dan tentang manusia pada umumnya. Tentang Allah maksudnya adalah merupakan pernyataan bahwa Allah itu benar-benar Esa dan apa yang di janjikan-Nya pasi benar dan hari pembalasan serta azab Allah pasti terjadi dan tidak seorang pun dapat menolaknya. Dan dari kelima surat tentang Allah ini tampak bahwa muqsam bih terbanyak adalah dengan malaikat. Selai itu ada sumpah Allah itu dengan angin, awan, kapal- kapal, bukit, kitab yang ditulis, baitul makmur, langit, dan laut. Dengan demikian tampak bahwa Allah bersumpah dengan sesuatu yang tidak dapat disaksikan tetapi harus diyakini dan sesuatu yang dapat disaksikan dan sangat bermanfaat dalam kehidupan. Hal kedua adalah sumpah Allah untuk menyatakan bahwa Muhammad tidak sesat dan tidak keliru serta Allah tidak meninggalkan Muhammad dan tidak benci kepadanya. Keadaan ini adalah menguatkan keberadaan Muhammada sebagaimana juga pada bagian terdahulu yang bertemakan tentang Muhammad. Penjelasan Allah tentang keberadaan Muhammad diawali dengan sumpah Allah dengan bintang ketika terbenam pada surat keduanya Allah bersumpah dengan waktu matahari sepenggalahan naik dan malam apabila telah sunyi. Demikianlah keberadaan Muhammad menurut pandangan Allah dan pandangan orang yang benci kepada Muhammad. Hal ketiga adalah sumpah Allah untuk menyatakan tentang keberadaan manusia pada umunya. Dari delapan surat yang disatukan dalam tema ini, yang pertama menjelasakan pernyataan Allah tentang kebinasaan orang yang membuat parit yaitu pembesar Yaman yang melemparkan dan membakar orang- orang yang beriman didalam parit yang telah mereka sediakan. Kedua adalah pernyataan Allah bahwa tidak adal suatu jiwa pun (diri) melainkan ada penjaganya. Ketiga, pernyataan Allah tentang apakah manusia tidak memperhatikan bagaimana Allah berbuat terhadap kaum’Ad. Keempat, pernyataan Allah bahwa dia telah mengilhamkan kepada jiwa itu jalan kefasikan dan ketaqwaan sehingga beruntungkah mereka mensucikan jiwanya dan sebaliknya mengalami kerugian. Kelima, pernyataan Allah bahwa Dia telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik- baiknya, tetapi manusia akan dikembalikan ke tempat yang serendah-rendahnya kecuali mereka yang beriman dan beramal saleh. Keberadaan manusia kesemuanya itu dapat diperinci lagi yaitu manusia yang mengikuti perintah Allah dan manusia yang melanggar perintah Allah. Semua keberadaan manusia tersebut dikemukakan oleh Allah setelah sebelumnya Allah mengemukakan pelbagai muqsam bih seperti langit, bumi, fajar, malam, siang, bulan, bintang, matahari, hari yang dijanjikan, penciptaan laiki- laki dan perempuan, yang genap dan yang ganjil, buah Tin, dan Zaitun, bukit Sinai, kota Makkah yang aman, kuda perang, dan sumpah Allah dengan masa. Kemudian ditemukan kaitan antara muqsam bih dengan muqsal alaih dalam sumpah Allah seperti pada surat Yasin/36;1-3 diman Al-Qur’an yang penuh hikmah itu (muqsam bih) diturunkan kepada Muhammad SAW sebagai salah seorang dari rasul Allah (muqsam alaih). Dengan demikian kaitan antara keudanya adalah dari segi sama-sama ditujukan kepada Muhammad SAW. Akhirnya, dengan memahami keseluruhan sumpah Allah dalam Al-Qur’an akan menambah pemahaman terhadap betapa luasnya pesan- pesan Allah yang terdapat dalam Al-Qur’an.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: Kata kunci : Sumpah Allah
Subjects: Ilmu Agama Islam
Divisions: Pascasarjana > Disertasi > Ilmu Agama Islam
Depositing User: Edi Prasetya [edi_hoki]
Date Deposited: 12 Nov 2014 17:49
Last Modified: 11 Dec 2023 15:10
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/14499

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum