TULISAN BAHASA ARAB YANG SEMPURNA DAN IMPLIKASINYA DALAM PENGAJARAN BAHASA ARAB

SAIDUN FIDDAROINI , NIM. 86064 / S - 3 (1995) TULISAN BAHASA ARAB YANG SEMPURNA DAN IMPLIKASINYA DALAM PENGAJARAN BAHASA ARAB. ["eprint_fieldopt_thesis_type_phd" not defined] thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (TULISAN BAHASA ARAB YANG SEMPURNA DAN IMPLIKASINYA DALAM PENGAJARAN BAHASA ARAB)
BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (3MB) | Preview
[img] Text (TULISAN BAHASA ARAB YANG SEMPURNA DAN IMPLIKASINYA DALAM PENGAJARAN BAHASA ARAB)
BAB II, III, IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (11MB)

Abstract

Disertasi ini merupakan studi evaluatif terhadap konsep tulisan bahasa Arab yang sempurna dan implikasinya dalam pengajaran bahasa Arab. Metode pendekatan yang dipakai dalam studi ini adalah kualitatif rasionalistik. I Pentingnya pengajaran bahasa Arab sudah tidak bisa diragukan lagi. Sampai sejauh ini pengajaan bahasa Arab sering dinyatakan kurang berhasil. Sedangkan yang sering ditinjau kembali adalah metode pengajaran, tujuan, guru, dan subyek didiknya. Tinjauan khusus terhadap tulisan bahasa Arab yang dipelajari --sebagai materi pengajarannya--belum pernah ada, meskipun kasus-kasus kesulitan membaca teks Arab, yang menyebabkan salah bacaan dan pemahaman, seringkali menjadi kendala dalam proses pengajaran bahasa Arab. Belum pernah muncul pertanyaan: Mengapa tulisan bahasa Arab menimbulkan kesulitan bagi pembacanya? Tulisan sebagai lambang tertulis dari suatu bahasa berfungsi sebagai alat untuk dibaca agar dipahami maksud yang terkandung di dalamnya. Kemampuan membaca dipakai untuk memahami maksud tulisan. Membaca untuk paham, bukan paham dulu maksud tulisan agar dapat membacanya. II Pembakuan tulisan bahasa Arab terjadi tiga kali, yaitu masa penulisan Quran (Mushaf Usmani), masa Hajjaj bin Yusuf as-Saqafi, yakni penyempurnaan Abu al-Aswad ad-Dualy bersamaan dengan Nasr bin Asim dan Yahya bin Ya'mur dan ketiga masa Al-Khalil bin Ahmad. Tulisan pertama tidak bersyakal dan tidak bertitik pembeda huruf. Tulisan kedua berharakat titik berwarna merah dan bertitik-titik pembeda huruf. Tulisan ketiga bersyakal sebagaimana yang ada sekarang ini dengan titik-titik pembeda huruf. Tulisan bahasa Arab yang bersyakal tersebut bersistem fonetik dengan ejaan fonemis. Karena itu pembaca dapat membacanya dengan benar meskipun tidak paham maksud tulisan. Pembaca tidak harus paham dulu sebelum dapat membaca dengan benar. Tujuan membaca untuk paham, bukan paham untuk membaca. III Membaca tulisan bahasa Arab bersyakal dengan benar tidak memerlukan ilmu nahwu. Ilmu nahwu dipergunakan agar dapat lebih paham maksud suatu kalimat tertentu. Sebagai tata bahasa bahasa Arab, ilmu ini tidak berfungsi sebagai alat untuk membaca. Ilmu saraf diperlukan untuk dapat memahami maksud bentuk kata yang disusun dalam suatu kalimat. Ilmu ini bukan sebagai alat untuk membaca, tetapi alat untuk dapat memahami maksud bacaan melalui bentuk-bentuk kata. Adapun alamat irab yang terdiri dari harakat, sukun dan juga huruf, maka ia adalah unsur tulisan itu sendiri. Ia bukan sebagai pelengkap. Ia menentukan maksud suatu kalimat. Tanpa alamat irab, maka tulisan tidak bisa rnelambangkan bunyi bahasa Arab dengan sempurna. Oleh karena itu kesulitan membaca tulisan ‘gundul’ bukan karena tidak dikuasainya ilmu nahwu dan saraf, tetapi karena tulisan itu sendiri yang belum sempurna. IV Berbagai penyimpangan dalam proses pengajaran bahasa Arab terjadi karena pemakaian tulisan 'gundul' sebagai materi pengajarannya. Demikian itu tampak pada masing-masing komponen pengajarannya. Pertama, tujuan praktis pengajaran bahasa Arab yang ada di Pondok-pondok Pesantren, di lembaga-lembaga bahasa Arab tingkat tinggi termasuk lAIN, adalah agar dapat membaca tulisan 'gundul'. Demikian juga tujuan para ‘pelajarnya’ adalah agar dapat membaca tulisan 'gundul'. Kedua, metode pengajaranny.a sesuai dengan tujuan praktisnya, metode gramatika-terjemah yang ‘kuno’ justru di terapkan, dengan tujuan supaya dapat membaca tulisan’gundul’. Ketiga, materi pengajaran bahasa Arab dalam buku-buku pelajarannya disusun mengarah kepada kemampuan membaca tulisan 'gundul'. Terdapat pokok bahasan mengajari cara membaca tulisan ‘gundul’, seperti dalam bahasan ahkam ma ba’da al-wawi. Keempat, evaluasi kemampuan berbahasa Arab pada tingkat tinggi adalah evaluasi kemampuan membaca tulisan ‘gundul’. Konkretnya dengan kata-kata A’rib hazihi alkalimat atau dengan perintah lain: "Lengkapilah teks Arab ini dengan syakal!” Masing-masing komponen pengajaran tersebut di atas mengarah kepada kemampuan membaca tulisan 'gundul', yang tidak logis. Ini tidak akan terrjadi bila tulisan sudah sempurna, lengkap dengan syakalnya. V Tulisan bahasa Arab yang sempurna adalah tulisan bahasa Arab yang bersyakal. Pengajaran bahasa Arab akan bisa efektif dan efisien bila tulisannya sudah disempurnakan. Pada gilirannya aplikasi tulisan bahasa Arab yang sempurna menjadi salah satu sarana efektif dan efisien menuju tercapainya pemasyarakatan bahasa Arab.

Item Type: Thesis (["eprint_fieldopt_thesis_type_phd" not defined])
Additional Information: Promotor : Prof. H. Zaini Dahlan, MA.
Uncontrolled Keywords: Bahasa Arab, Pengajaran
Subjects: Ilmu Agama Islam
Divisions: Pascasarjana > Disertasi > Ilmu Agama Islam
Depositing User: H. Zaenal Arifin, S.Sos.I., S.IPI.
Date Deposited: 17 Nov 2014 07:41
Last Modified: 07 Apr 2015 10:37
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/14545

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum