HERMENEUTIKA AL-QUR'AN NASR HAMID ABU ZAID

FITRIA GUSTINA, NIM. 02511042 (2007) HERMENEUTIKA AL-QUR'AN NASR HAMID ABU ZAID. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (HERMENEUTIKA AL-QUR'AN NASR HAMID ABU ZAID)
BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (3MB) | Preview
[img] Text (HERMENEUTIKA AL-QUR'AN NASR HAMID ABU ZAID)
BAB II, III, IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (7MB)

Abstract

Al-Qur'an sebagai kitab suci (scripture) memiliki pengaruh yang cukup signifikan dan besar dalam memberikan kontribusinya terhadap pembentukan kebudayaan dan peradaban Islam. Karya-karya intelektual muslim baik klasik maupun modem dalam bidang teologi, hukum, dan tafsir merupakan salah satu contoh bagaimana pengaruh teks al-Qur' an bagi kemajuan Islam. Dengan demikian, Nasr Hamid Abu Zaid cenderung menganggap peradaban ini dengan peradaban teks (hodlarat an-Nashsh), yakni peradaban yang lahir dari pergulatan kreatif dan terus menerus masyarakat muslim dengan teks, di satu sisi dan dengan lingkungan di sisi lain, atau dengan kata lain, menempatkan teks sebagai sentral peradaban. Sebagai sebuah metode interpretasi, hermeneutika sangat relevan kita pakai dalam memahami pesan al-Qur'an agar subtilitas inttelegendi (ketepatan pemahaman) dan subtilitas ecsplicandi (ketepatan penjabaran) dari pesan Allah bisa ditelusuri secara komprehensif. Maksudnya, pesan Allah yang diturunkan pada teks al-Qur'an melalui Nabi Muhammad itu tidak hanya kita pahami secara tekstual, juga bisa kita pahami secara kontekstual dan menyeluruh dengan tidak membatasi diri pada teks dan konteks ketika al-Qur'an turon. Maka, teks alQur'an beserta yang melingkupinya dapat digunakan agar selaras dan cocok dengan kondisi ruang, waktu, dan tempat di mana kita berada dan hidup. Diskursus hermeneutika tidak bisa kita lepaskan dari bahasa, karena problem hermeneutika adalah problem bahasa. Karena itu, dalam memahami teks alQur'an, disamping harus memahami kaidah tata bahasa, juga mengandaikan suasana psikologis dan sosio historis (wacana) yang teks tersebut. Atau dengan kata lain, istilah teknis yang diciptakan Ferdinand de Saussure di atas -seorang ahli bahasa dari Swis adalah hubungan yang dialektis antara teks dan wacana. Nasr Hamid Abu Zaid berupaya untuk mengkaji teks al-Qur'an dalam sinaran linguistic dan kritik sastra modem. Hermeneutika al-Qur'an dan kritik alQur'an bertemu dalam pendekatannya atas teks al-Qur'an. Menurutnya, studi alQur'an adalah sebuah bidang keilmuan interdisipliner, perkembangan yang dibimbing oleh kemajuan yang dicapai dalam ilmu-ilmu social dan humanitas, khususnya dalam bidang linguistic, semiotika, dan hermeneutika. Dia yakin bahwa pendekatan sastra atas teks al-Qur'an akan menjadi pendekatan masa depan dalam bidang studi al-Qur'an. Nasr Hamid Abu Zaid mengembangkan teorinya lebih lanjut dengan pendekatan - pendekatan yang dikembangkan dalam teori dan kritik sastra modem. Nasr Hamid Abu Zaid bahkan yakin bahwa satu-satunya untuk memahami dan menginterpretasikan al-Qur'an secara obyektif adalah dengan cara menerapkan pendekatan ini. Nasr Hamid Abu Zaid percaya bahwa studi sastra atas teks al-Qur'an, dimana konsep ''teks" mempunyai posisi yang sentra~ sangatlah penting, karena ia membimbing seseorang kearah penggunaan kesadaran ilmiah dan menghindari tendensi-tendensi idiologis.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Alim Roswantoro, M.Ag.
Subjects: Aqidah Filsafat
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta > Aqidah Filsafat
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Aqidah Filsafat (S1)
Depositing User: Miftahul Ulum [IT Staff]
Date Deposited: 17 Nov 2015 10:05
Last Modified: 17 Nov 2015 10:05
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/18204

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum