PERLINDUNGAN HAK PENDUDUK SIPIT. DALAM PERANG (STUDI KOMPARATIF ANTARA HUKUM ISLAM DAN HUKUM INTERNASIONAL)

ARIFROHMAN, NIM. 03360180 (2007) PERLINDUNGAN HAK PENDUDUK SIPIT. DALAM PERANG (STUDI KOMPARATIF ANTARA HUKUM ISLAM DAN HUKUM INTERNASIONAL). Skripsi thesis, FAKULTAS SYARIAH UIN SUNAN KALIJAGA.

[img]
Preview
Text
BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (75MB) | Preview
[img] Text
BAB II, III, IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (101MB)

Abstract

Kekerasan terlebih lagi perang yang melibatkan persenjataan canggih dan sifatnya massal, sesungguhnya adalah pilihan terakhir untuk menyelesaikan persoalan. Sebenamya, kekerasan dan perang harus dihindari, namun entah mengapa di berbagai negara di dunia yang serba modem dan beradab, perang sering dianggap sebagai solusi pragmatis untuk keluar dari kebuntuan. Dengan dalih derni keamanan dunia dan keselamatan manusia, perang yang sebenarnya sarat kekerasan dan menyengsarakan manusia justru dianggap sebagai jalan pintas yang menjanjikan. Bagi seorang pemimpin negara adidaya seperti George W Bush, perang tampaknya adalah sebuah pert~ruhan harga diri yan ~ b~rcampur-aduk d~n~an persoalan politik. Tetapi, apakah pemah terbayang di benak elite--elite duniu yang sedang bersengketa itu bahwa perang selalu menimbulkan luka yang menyengsarakan pendudu.k sipil ttruti:lllla Lagi aualv auak? Dalam situasi konflik bersenjata yang terjadi di sebuah negara, masyarakat sipil terutama per~mpuan dan ana.k-a.nak, m~n1paka.n ln':lornpok y11ne pflline rentan menjadi korban. Mereka akan menjadi korban pertama dalam sebuah konflik bersenjata, karena tidak memiliki senjata untuk membela dan melindungi diri dari serangan lawan. Akibatnya, mereka cenderung berada dalam situasi ketakutan, kebingungan dan ketidakmenentuan untuk mengakses informasi keamanan. Tidak hanya itu, di tempat pengungsian pun anak-anak dan perempuan seringkali mengalami berbagai bentuk eksploitasi dan kekerasan, baik fisik, mental maupun seksual. Bagi para pemimpin dunia, mungkin perang dijadikan pertarungan ideologis dan nafsu purbawi yang terpendam. Tetapi, bagi warga sipil dan anakanak yang tidak tahu apa-apa, perang ibarat mimpi buruk yang mengerikan. Bedanya, jika mimpi buruk akan hilang dengan sendiri saat anak-anak terjaga dari tidumya, maim akibat perang sebenamya tak akan pemah usai dan perang selalu meninggalkan luka traumatis, penderitaan psikologis yang jauh lebih menyengsarakan daripada luka fisik atau catat. Sering disaksikan saat perang berkecamuk baik di media massa maupun media elektronik, saat kota terbakar dan saat rudal diluncurkan, seketika itu juga korban akan beijatuhan tanpa kompromi. Penduduk sipil dan anak-anak tak berdosa, tak ubahnya seperti bilangan manusia, yang oleh si penyerang dianggap dan diposisikan sebagai lawan sah untuk dibunuh atau dimusnahkan.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: H. WAWAN GUNAWAN, S.Ag., M.Ag.
Uncontrolled Keywords: perang, perlindungan sipil
Subjects: Perbandingan Madzhab
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Perbandingan Madzab (S1)
Depositing User: Edi Prasetya [edi_hoki]
Date Deposited: 11 Jan 2016 11:20
Last Modified: 11 Jan 2016 11:20
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/18887

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum