PEMBARUAN ISLAM DI SAMBAS (Studi Pemikiran Muhammad Basuni Imran)

JAMAL SYAIFULLAH NIM: 01510473, (2009) PEMBARUAN ISLAM DI SAMBAS (Studi Pemikiran Muhammad Basuni Imran). Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Full text not available from this repository.

Abstract

ABSTRAK Al-Quran dan Hadis merupakan pedoman hidup umat Islam yang selalu relavan dalam zaman dan waktu. Namun demikian kehadirann agama islam kenusantara ini tidak serta merta dilakukan denga keharusan menjalani perintah Al-Quran dan Hadis secara tekstual. Kehadiran Islam di Indonesia dapat diterima juga tak luput dari fleksibilitas para pembawanya terhadap praktek-praktek kebuaayaan yang telah ada, sehingga kedatangan Islam bukan merupakan suatu ajaran baru yang meniadakan praktek-praktek lama, namun sebaliknya, Islam datang secara perlahan dan turut mewarnai ritus kebudayaan yang telah ada. Perjumpaan Islam dengan kebudayaan yang ada membuat Islam harus menyesuaikan diri agar dapat diterima oleh masyarakat setempat. Hal inilah yang ahirnya membuat kedatangan Islam mampu diterima secara terbuka oleh masyarakat di Nusantara. Hanya saja kemudian proses perjumpaan Islam dengan kultur masyarakat tersebut membuat tercampur aduknya praktek keagamaan dengan praktek budaya yang non agama. Praktek tersebutlah yang kemudian membuat resah sebagian kaum ulama pada abad XX yang merasa khawatir jika penyimpangan tersebut dapat merusak aqidah umat Islam sendiri. Sehingga timbul pemikiran dikalangan banyak ulama bahwa demi menyelamatkan aqidah dan syariah dari praktek bidah dan khurofat maka proses pemurnian Islam harus segera dilakukan. Rupanya persoalan ini turut juga dirasakan oleh Muhammad Basuni Imran (1885-1976) sebagai Maharaja Imam Sambas, yaitu salah satu tokoh agama yang disegani masyarakatnya pada kala itu terhadap masyarakat ditanah kelahirannya. Berdasarkan pemikiran yang diperoleh dari gurunya Rasyid Ridha saat belajar di Mesir, beliau berpendapat bahwa praktek-praktek keagamaan yang menyimpang haruslah segera diluruskan sebelum praktek tersebut semakin mengakar hingga sulit dibedakan dengan ajaran yang betul-betul datang dari Al-Quran dan Hadis, yang nantinya justru akan berimbas kepada lemahnya umat Islam itu sendiri. Pada waktu Muhammad Basuni Imran tiba di Sambas setelah belajar di Mesir, semangat untuk mengadakan pembaruan sangat kuat. Beliau ingin mencetuskan dan membuat pembaruan seperti yang dilakukan oleh gurunya Rasyid Ridha. Kiprah tersebut telah berhasil mewujudkan Sambas sebagai pusat agama ilmu sehingga di gelari Serambi Mekkah. Selain itu pembaharuan juga dilakukan tidak hanya dalam bidang keislaman saa namun juga dalam bidang pendidikan. Muhammad Basuni Imran menginginkan agar pendidkan bagi ummat Islam tidak tertinggal (mundur) dibandingkan dengan model pendidikan Barat. Untuk itu, pengembangan sekolah-sekolah Tarbiatoel Islam berusaha menerapkan sistem pendidikan Barat, di samping sistem pendidikan Islam yang telah ada. Tak lepas dari jasa Muhammad Basuni Imran pulalah jika saat ini umat Islam Sambas dapat merasakan kemajuan pemikiran-pemikiran baik dalam membentengi aqidah mereka dari bid’ah dan khurofat yang dapat menyesatkan mereka, maupun dari kebodohan pengetahuan secara umum, dengan bersekolah dan mempelaari ilmu-ilmu seperti yang dipelajari didunia barat.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing : Drs. Abdul Basir Solissa, M. Ag. Fakhruddin Faiz, M. Ag
Uncontrolled Keywords: Pembaharuan Islam, Sambas
Depositing User: Edi Prasetya [edi_hoki]
Last Modified: 04 May 2012 23:41
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/1922

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum