PRAKTIK SALAT JENAZAH BAGI PEREMPUAN DIKALANGAN NAHDLIYYIN (STUDI KASUS ATAS PRAKTIK SALAT JENAZAH DESA PANGGUNGHARJO KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL DAN DESA KEDUNGLEPER KECAMATAN BANGSRI KABUPATEN JEPARA)

ITSNAATUL LATHIFAH, NIM. 12360066 (2016) PRAKTIK SALAT JENAZAH BAGI PEREMPUAN DIKALANGAN NAHDLIYYIN (STUDI KASUS ATAS PRAKTIK SALAT JENAZAH DESA PANGGUNGHARJO KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL DAN DESA KEDUNGLEPER KECAMATAN BANGSRI KABUPATEN JEPARA). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA.

Preview	Text (PRAKTIK SALAT JENAZAH BAGI PEREMPUAN DIKALANGAN NAHDLIYYIN (STUDI KASUS ATAS PRAKTIK SALAT JENAZAH DESA PANGGUNGHARJO KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL DAN DESA KEDUNGLEPER KECAMATAN BANGSRI KABUPATEN JEPARA)) 12360066_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version Download (19MB) | Preview
	Text (PRAKTIK SALAT JENAZAH BAGI PEREMPUAN DIKALANGAN NAHDLIYYIN (STUDI KASUS ATAS PRAKTIK SALAT JENAZAH DESA PANGGUNGHARJO KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL DAN DESA KEDUNGLEPER KECAMATAN BANGSRI KABUPATEN JEPARA)) 12360066_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (1MB)

Abstract

Salat jenazah merupakan salah satu ritual ibadah yang memiliki status hukum farḍu kifāyah. Idealnya laki-laki dan perempuan boleh melakukan salat jenazah. Akan tetapi realitas menunjukkan bahwa selama ini praktik salat jenazah didominasi oleh laki-laki, tidak banyak perempuan melaksanakannya. Sebagaimana yang terjadi dikalangan Nahdliyin (sebutan yang merujuk pada pengikut organisasi Nahdlatul Ulama). Ada perempuan yang melaksanakan salat jenazah seperti masyarakat Nahdliyin Desa Panggungharjo, ada juga perempuan yang tidak melaksanakan salat jenazah seperti masyarakat Desa Kedungleper. Kenyataan ini menunjukkan bahwa Nahdliyin memiliki variasi dalam urusan merawat jenazah sebagaimana yang terjadi antara masyarakat Desa Panggungharjo dan Desa Kedungleper. Mengapa variasi praktik salat jenazah di kalangan Nahdliyin terjadi? Apa fakor yang menyebabkan terjadinya variasi praktik dikalangan Nahdliyin? Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, studi kasus atas praktik salat jenazah Desa Panggungharjo dan Desa Kedungleper. Penelitian bersifat deskriptif-analitik-komparatif. Pendekatan yang digunkan adalah pendekatan antropologi dengan menggunakan teori tafsir kebudayaan oleh Clifford Geertz guna menelisik lebih lanjut hal-hal yang terkait dengan latar belakang wujudnya simbol kebudayaan. Dalam hal ini adalah wujud dari salat jenazah sebagai simbol kebudayaan. Hasil penelitian sebagai berikut : Sikap NU yang cair berpengaruh pada wujud praktik salat jenazah yang bervariasi dikalangan Nahdliyin sebab tidak semua urusan ritual keagamaan dikontrol oleh NU, semua diserahkan kepada kiyai sebagi pemimpin umat. Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi perempuan dalam melaksanakan atau tidak melaksanakan sholat jenazah : (1) Faktor Internal merupakan faktor yang dipengaruhi dari dalam diri perempuan itu sendiri. (2) Faktor eksternal merupakan faktor penghambat pekasanaan praktik sholat jenazah oleh perempuan dari luar diri perempuan, seperti faktor budaya, politik, agama, dan masyarakat. Di luar faktor internal dan faktor eksternal, ada pula faktor khusus yang mempengaruhi terjadinya perbedaan praktik sholat jenazah dikalangan Nahdliyin: (1) NU sebagai Organisasi yang melingkupi Ritual Keagamaan. Tidak memberi ketentuan khusus untuk masalah salat jenazah bagi perempuan. (2) Kiyai sebagai Pemimpin Kultural Masyarakat berperan sentral dalam terwujudnya praktik salat jenazah oleh perempuan.(3) Kondisi Adat dan Masyarakat yang Berbeda. Masyarakat Desa Kedungleper dan masyarakat Desa Panggungharjo adalah dua entitas masyarakat Nahdliyin namun memiliki tingkat pemahaman agama dan gender yang berbeda. Atas dasar inilah kemudian keduanya memiliki perbedaan praktik salat jenazah bagi perempuan. Kata Kunci : Salat Jenazah, Farḍu Kifāyah, dan Nahdliyin

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item