BAGIAN WARIS LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM ISLAM PERSPEKTIF MUHAMMAD SYAHRUR DAN MUHAMMAD QURAISH SHIHAB

MINANUL IDHOM, NIM. 12360047 (2016) BAGIAN WARIS LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM ISLAM PERSPEKTIF MUHAMMAD SYAHRUR DAN MUHAMMAD QURAISH SHIHAB. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (BAGIAN WARIS LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM ISLAM PERSPEKTIF MUHAMMAD SYAHRUR DAN MUHAMMAD QURAISH SHIHAB)
12360047_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (3MB) | Preview
[img] Text (BAGIAN WARIS LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM ISLAM PERSPEKTIF MUHAMMAD SYAHRUR DAN MUHAMMAD QURAISH SHIHAB)
12360047_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Abstract

Syari’at Islam menetapkan aturan waris dengan bentuk yang sangat teratur dan adil. Di dalamnya ditetapkan hak kepemilikan harta bagi setiap manusia, baik laki-laki maupun perempuan dengan cara yang legal. Dalam hukum Islam masalah kewarisan mendapat perhatian dari tokoh-tokoh masyarakat yang menjadi panutan dan merupakan bagian yang terpenting dalam sistem hukum Islam. Sehingga Islam mengatur pembagian warisan sesuai dengan ayat-ayat kewarisan mengenai ayat-ayat pokok saja, yang langsung mengenai harta warisan atau harta peninggalan. Para ulama dan pemikir Islam memberikan perhatian yang cukup besar terhadap bagian waris laki-laki dan perempuan. Untuk menemukan konsep yang ideal. Permasalahan inilah yang menjadi penelitian yang menarik dua tokoh diantaranya, Muhammad Syahrur dan Muhammad Quraish Shihab. Penelitian ini termasuk jenis penelitian pustaka (library research) dan bersifat deskriptif-analitik-komparatif, yaitu data-data yang ada disusun, digambarkan dan dijelaskan secara rinci lalu dianalisis, kemudian dibandingkan. pendekatan yang digunakan adalah pendekatan normatif, yaitu menekankan kepada kebenaran dan keadilan suatu argumentasi yang dijadikan landasan hukum dengan menganalisis bagian waris laki-laki dan perempuan dalam al-Qur’an surat an-Nisa’ (4) ayat, 11, 12, 13, dan 176. Kemudian dapat diketahui cara pandang masing-masing dalam menentukan kesimpulan. Hasil analisis menunjukkan bahwa dari segi persamaanya, kedua tokoh sama-sama hidup di zaman kontemporer, apabila jumlah perempuan lebih banyak dua kali lipat jumlah laki-laki maka bagianya sama. Objek kajian yang terdapat dalam kedua tokoh menunjukkan hal yang berbeda. Syahrur menerapkan teori limit yang terdapat pada ayat-ayat kewarisan, yaitu 1. liż-żakari miṡlu hażż alunṡayaini, laki-laki dua kali lipat dari yang diterima perempuan hanya dalam satu kasus. 2. a in kunna ni a an a a i hna a ni, Jumlah laki-laki dan perempuan bukan dalam wilayah himpunan, misalnya dua laki-laki dengan lima perempuan. 3. wa in ka na a hi a an a lah an-nisfu, Ahli warisnya satu orang laki-laki dan satu orang perempuan. Sementara Quraish Shihab berpandangan lain, bahwa seorang anak laki-laki sama dengan bagian dua orang anak perempuan yaitu 2:1. Karena Allah telah menciptakan dua jenis manusia yang berbeda antara laki-laki dan perempuan. Perbedaan inilah “alat” (hak) untuk keduanya juga berbeda. Dalam perbedaan itulah laki-laki diwajibkan membayar mahar dan menanggung nafkah istri dan anak-anaknya, berbeda dengan perempuan yang tidak diwajibkan membayar mahar.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: GUSNAM HARIS, S.Ag, M.Ag NIP: 19720812 199803 1004
Uncontrolled Keywords: Nahw Ushul Jadidah li al-Fiqih al-Islami, Tafsir al-Misbah, Muhammad Syahrur dan Muhammad Quraish Shihab
Subjects: Perbandingan Madzhab
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Perbandingan Madzab (S1)
Depositing User: Drs. Bambang Heru Nurwoto
Date Deposited: 22 Dec 2016 09:50
Last Modified: 22 Dec 2016 09:50
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/23170

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum