LAKON “DAWALA JADI RAJA” DALAM PEMENTASAN WAYANG GOLEK DALANG ASEP SUNANDAR SUNARYA (TELAAH FILOSOFIS)

Reza Robbia Mangunjaya, NIM. 10510038 (2016) LAKON “DAWALA JADI RAJA” DALAM PEMENTASAN WAYANG GOLEK DALANG ASEP SUNANDAR SUNARYA (TELAAH FILOSOFIS). Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga.

[img]
Preview
Text (LAKON “DAWALA JADI RAJA” DALAM PEMENTASAN WAYANG GOLEK DALANG ASEP SUNANDAR SUNARYA (TELAAH FILOSOFIS))
10510038_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (2MB) | Preview
[img] Text (LAKON “DAWALA JADI RAJA” DALAM PEMENTASAN WAYANG GOLEK DALANG ASEP SUNANDAR SUNARYA (TELAAH FILOSOFIS))
10510038_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (975kB)

Abstract

Atas dasar inilah, dalam pembahasan skripsi ini difokuskan untuk memahami bagaimana bentuk lakon “Dawala Jadi Raja” yang dipentaskan oleh Dalang Asep Sunandar Sunarya dan apa nilai-nilai filosofi yang dapat diambil dalam lakon tersebut. Adapun tujuan dan kegunaan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah hendak menjelaskan dan memaparkan lakon bentuk lakon “Dawala Jadi Raja” yang dipentaskan oleh Asep Sunanandar Sunarya serta ingin menjelaskan tentang nilai-nilai filosofis yang terdapat dalam Lakon “Dawala Jadi Raja” yang dipentaskan oleh Asep Sunandar Sunarya. Penelitian ini menggunakan pendekatan filosofis, dengan menalaah dan mencari makna yang terkandung dalam cerita lakon. Di samping itu agar penelitian lebih terfokus dan terarah penulis menggunakan metode analisis kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa cerita dalam lakon “Dawala Jadi Raja: pertama, bentuk lakon yang dikemas dalam bentuk cerita dengan menghadirkan tokoh-tokoh beserta karakteristiknya, dalam lakon ini sosok tokoh yang digunakan oleh Asep Sunandar menggunakan pola dasar baik dan buruk. Tokoh yang buruk diwakili oleh Raja Wijarnaka, dari sisi yang baik terdapat pada Semar dan Dawala. Yang kedua, cerita yang suguhkan dalam pementasan syarat akan makna filosofis, hal-hal yang dapat diambil adalah, syarat-syarat untuk menjadi pemimpin harus memenuhi beberapa keriteria. Setia dan Taat, Memegang teguh tujuan, Menjunjung tinggi yang diajarkan oleh agama, memegang teguh amanah, tidak sombong, disiplin, cerdas, terbuka, Ihklas. Di dalam lakon juga menyiratkan tentang hal-hal yang tidak patut dilakukan oleh seorang pemimpin suatu negara yang diperankan oleh raja Wijarnaka di mana dia memiliki karakter yang tidak sepatutnya dimiliki seorang raja, adalah gampang mengeluh, serakah dan gila harta, tidak sabar, mencuri, ini juga bagian dari kritik terhadap pola dan gaya pememrintah saai ini.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Dr. H. Zuhri S.Ag., M.Ag.
Uncontrolled Keywords: Dawala dadi Raja, wayang golek
Subjects: Aqidah Filsafat
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta > Aqidah Filsafat
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Filsafat Agama (S1)
Depositing User: Sugeng Hariyanto, SIP (sugeng.hariyanto@uin-suka.ac.id)
Date Deposited: 18 Apr 2017 14:02
Last Modified: 18 Apr 2017 14:03
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/25218

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum