PRAGMATISME WILLIAM JAMES DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN

IMAM AHMADHI, NIM. 00510286 (2005) PRAGMATISME WILLIAM JAMES DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (PRAGMATISME WILLIAM JAMES DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERILAKU KEAGAMAANIMAM AHMADHI 00510286)
BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (3MB) | Preview
[img] Text (PRAGMATISME WILLIAM JAMES DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN)
BAB II, III, IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (8MB)

Abstract

Pencarian kebenaran adalah suatu usaha filosofis yang tidak pernah berakhir, bahkan setiap pertarungan hidup yang dilakukan oleh manusia hanya dapat dimenangkan oleh mereka yang disebut benar. Kebenaran sendiri merupakan suatu yang abstrak, namun hal ini sangat ditolak olek aliran Pragmatisme yang berkembang di Amerika. Menurut aliran ini, kebenaran harus dapat menyatukan ilmu pengetahuan dan filsafat, agar filsafat dapat menjadi ilmiah dan berguna bagi kehidupan praktis manusia. Salah satu tokoh yang sangat berpengaruh dalam kalangan pragmatisme adalah William James. Untuk memahami filsafat Pragmatisme khususnya pragmatisme William James yakni dengan mengunakan berbagai pendekatan. Adapun pendekatan yang dilakukan dengan menggunakan model pendekatan filosofis Sehingga konsepnya tentang pragmatisme tidak teijadi kesimpang siuran dengan konsep pragmatisme lainnya. Melalui pendekatan ini, Pragmatisme William James yang lebih kepada konsepnya tentang kebenaran, nampak sebagai sebuah metode pencarian tentang kebenaran yang kongkret, yang tentunya bermanfaat bagi manusia. Di mana sebelumnya, kebenaran hanya berkutat pada suatu kebenaran ide-ide (perdebatan filosofis-metafisik) tanpa jawaban konsekuensi praksis yang bermanfaat bagi manusia. Di mana berbagai fenomena perilaku keagamaan yang terjadi di Indonesia hingga saat ini dijadikan sebagai benang merah untuk lebih memahami Aliran Pragmatisme yang dimaksud. Berbagai fenomena perilaku keagamaan yang terjadi di Indonesia bahkan di dunia ini, yang kadang tidak sesuai atau bahkan dilarang oleh aturan agama yang diyakininya bisa terjadi /dilanggar. Bahkan pertikaian antar umat beragama sudah banyak kita saksikan. Lalu apakah arti agama bagi manusia? Apakah hanya pada waktu mengadap-Nya saja, setelah itu (pada waktu) berhadapan dengan sesamanya memperlihatkan kekuatannya untuk menindas seolah olah dialah yang paling benar? Kalau kita melihat konsep Pragmatisme William James, maka agama bagi manusia itu berguna, yakni membuat manusia lebih baik dalam hal moral (humanisme) kalau tidak demikian, tinggalkan saja. Sehingga baginya adanya banyak agama atau keyakinan itu bukanlah sesuatu yang membuat masalah karena manusia memiliki kebutuhan yang berbeda, ilmu pengetahuan dan latar belakang yang berbeda sehingga harus ada banyak bentuk dalam mengungkapkan kepercayaan mereka. Hal ini disebabkan kaum pragmatis menolak kebenaran umum yang ada adalah kebenaran itu banyak (relatif). Untuk itu tidak ada monopoli kebenaran agama sehingga di saat inilah seluruh agama di Indonesia harus kembali kepada norma-norma agamanya masing-masing yang tentunnya mengajak manusia untuk meraih kedamaian, ketentraman, dan keadalian antar sesama. Dengan suasana inilah bangsa Indonesia akan bisa menyatukan visi dan misinya untuk kembali membangun masyarakat Indonesia sehingga cita-cita luhur bangsa Indonesia yang tertuang dalam butir-butir Pancasila.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Dra. Fatimah, MA, Ph.D
Uncontrolled Keywords: WILLIAM JAMES
Subjects: Aqidah Filsafat
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta > Aqidah Filsafat
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Aqidah Filsafat (S1)
Depositing User: Miftahul Ulum [IT Staff]
Date Deposited: 04 Jul 2017 13:59
Last Modified: 04 Jul 2017 13:59
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/25766

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum