PEMIMPIN NON-MUSLIM MENURUT IBNU TAIMIYAH DAN RELEVANSINYA DENGAN KONTROVERSI PILKADA DI DKI JAKARTA TAHUN 2017

LULU NADZIROH, NIM. 13370062 (2017) PEMIMPIN NON-MUSLIM MENURUT IBNU TAIMIYAH DAN RELEVANSINYA DENGAN KONTROVERSI PILKADA DI DKI JAKARTA TAHUN 2017. Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga.

[img]
Preview
Text (PEMIMPIN NON-MUSLIM MENURUT IBNU TAIMIYAH DAN RELEVANSINYA DENGAN KONTROVERSI PILKADA DI DKI JAKARTA TAHUN 2017)
13370062_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (6MB) | Preview
[img] Text (PEMIMPIN NON-MUSLIM MENURUT IBNU TAIMIYAH DAN RELEVANSINYA DENGAN KONTROVERSI PILKADA DI DKI JAKARTA TAHUN 2017)
13370062_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (3MB)

Abstract

Kontroversi mengenai pemimpin non-Muslim di negara Indonesia masih menjadi perbincangan yang hangat hingga sekarang. Terlebih lagi ketika terjadi pemilihan kepala daerah, seperti yang kemarin terjadi ketika adanya pilkada serentak di Indonesia pada bulan Februari 2017. DKI Jakarta tampil sebagai daerah yang mempunyai calon gubernur non-Muslim yaitu Basuki Tjahaya Purnama atau yang biasa di panggil dengan Ahok. Munculnya Ahok sebagai calon gubernur DKI Jakarta menimbulkan reaksi masa yang tidak kunjung berhenti, dikarenakan terjadi beberapa kali demo yang berlangsung di Jakarta oleh sebagian masyarakat Indonesia dengan alasan menolak Ahok atas dugaan penistaan agama yang dilakukannya beberapa waktu yang lalu. Kaitannya dengan pemimpin non- Muslim tersebut agaknya Ibnu Taimiyah memiliki pendapatnya sendiri yaitu “Allah mendukung pemimpin adil meskipun Kafir daripada pemimpin zalim meskipun Mu’min”. dengan mengutip pernyataan Ibnu Taimiyah tersebut, bagaimana jika hal tersebut dikontekskan dengan pilkada DKI Jakarta tahun 2017 kemarin, dan dalam kondisi apa Ibnu Taimiyah membolehkan non-Muslim untuk menjadi pemimpin dalam mayoritas penduduk yang beragama Islam. Berdasarkan pemaparan di atas tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami tentang pandangan Ibnu Taimiyah terhadap pemimpin non-Muslim. Dalam hal ini bagaimana pernyataan Ibnu Taimiyah di atas jika disesuaikan dengan konteks DKI Jakarta saat ini, dan bagaimana jika konteksnya non-Muslim tersebut dalam keadaan darurat. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan, yang bersifat deskriptif analisis, dan menggunakan pendekatan normatif melalui teks dalam al-Qur’an dan pendapat Ibnu Taimiyah dalam kitabnya, lalu secara empiris dikaitkan dengan fenomena pemimpin non- Muslim di DKI Jakarta. Setelah mendapatkan data-data yang dibutuhkan, dapat disimpulkan bahwa, pendapat Ibnu Taimiyah mengenai boleh tidaknya non-Muslim menjadi pemimpin tidak secara rinci dijelaskan, namun Ibnu Taimiyah tetap mengutamakan keadilan. Jika dikontekskan dengan pilkada DKI Jakarta, maka hal tersebut tidak dapat diterapkan, karena menurut Ibnu Taimiyah non-Muslim dapat menjadi pemimpin ketika dalam keadaan darurat serta tidak melihat dari latar belakangnya namun tetap mendahulukan keadilan dan selama kepemimpinannya membawa manfaat. Namun jika dalam keadaan normal non-Muslim tetap tidak boleh menjadi pemimpin selama masih terdapat calon yang dapat dipilih sebagai pemimpin dan memenuhi persyaratan. Kata Kunci: Pemimpin non-Muslim, dalam keadaan darurat, adil, DKI Jakarta.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Dr. OCKTOBERRINSYAH, M.Ag.
Uncontrolled Keywords: Pemimpin non-Muslim, dalam keadaan darurat, adil, DKI Jakarta.
Subjects: Politik Islam
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Siyasah (S1)
Depositing User: Sugeng Hariyanto, SIP (sugeng.hariyanto@uin-suka.ac.id)
Date Deposited: 12 Sep 2017 08:37
Last Modified: 12 Sep 2017 08:37
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/27235

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum