DOA DAN MANTRAM (Studi Perbandingan Doa Dalam Tradisi Semitis Dengan Mantram dalam Tradisi Hinduisme)

Ahmad Zakky Ghufron, NIM: 02520941 (2007) DOA DAN MANTRAM (Studi Perbandingan Doa Dalam Tradisi Semitis Dengan Mantram dalam Tradisi Hinduisme). Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

[img]
Preview
Text (DOA DAN MANTRAM (Studi Perbandingan Doa Dalam Tradisi Semitis Dengan Mantram dalam Tradisi Hinduisme))
02520941_Bab I_V_Daftar Pustaka.pdf - Published Version

Download (5MB) | Preview
[img] Text (DOA DAN MANTRAM (Studi Perbandingan Doa Dalam Tradisi Semitis Dengan Mantram dalam Tradisi Hinduisme))
02520941_Bab II_Bab III_Bab IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (5MB)

Abstract

Pada abad 11, sesudah Masehi, al-Biruni seorang ahli ensiklopedi muslim, pemah metrtbuat suatu pemyataart bahwa Hindu, agama yang sangat berbeda dengan Semit, sehingga apa yang berlaku dalam tradisi Semitis kerap tidak berlaku dalam tradisi Hindu. Begitu juga dalam hal kepercayaan, apa yang diimani dalam tradisi Semitis akan disadari berbeda dalam tradisi Hindu. Alih-alih hampir seluruh varian keberagarnaan Hindu muncul menjadi varian cukup berbeda dengan Semitis. Ini dibuktikan salah satunya dengan keberadaan mantram. Dalam tradisi Hindu mantram tidak lain adalah doa itu sendiri. Karena itu melakukan jappam mantram sama maknanya dengan melakukan doa. Hanya bagi trtereka para Semitis, kesadaran-kesadaran di atas kerap justru disadari sebaliknya. Sehingga hadir pandangan miring bahwa Hindu tidak lain adalah agama pemujaan tanpa doa. Sebuah pandangan yang meski pun barangkali memiliki pembenaran, akan tetapi tetap saja akan ditolak oleh seluruh penganut Hindu mana pun. Berangkat dari latar belakang masalah itulah, penelitian pada akhimya melakukan telaah terhadap doa dan mantram, dengan pendekatan komparasi, yakni dengan membandingkan, tentang bagaimana doa dalam tradisi Semitis, dan mantratrt dalam tradisi Hindu. Perbandingan tersebut dilakukan dengan dua indikator, antara lain: Pertama, dengan melihat doa clan mantram sebagai kata benda, yakni sebagai materi verbal berdoa dan bermantram, yang berisi ungkapan­ r ungakapan bahasa dengan karakter-kaakter tertentu. Dan yang kedua dengan melihat doa dan rnantram sebagai frase aktif, atau sebagai kata kerja yakni sebagai aktivitas berdoa dan bermantram. Berdasarkan dua parameter tersebut, penelitian menemukan sebuah temuan bahwa mantram sesungguhnya adalah sesuatu yang sungguh-sungguh berbeda dengan kritetia doa dalam tradisi Semitis. Baik secara kebahasaan yakni dengan melihat bentuk ungkapan mantram yang jauh lebih abstrak ketimbang doa, ataupun penghayatan-penghayatan yang menghidupi mantram yang lebih banyak dihayati bukan secara makna melaink:an secara bunyi. Karena itu pengucapan mantran1 kerap dikaitkan dengan tujuan untuk menghadirkan vibrasi ruhaniah dengan menghayati bunyi-bunyi yang keluar dari mantram. Perbedaan yang lain clan khas dari mantram teramati dengan melihat obyek kultus mantram yang lebih mengalami relativitas secara konstan. Ini sangat berbeda dengan doa Semitis yang justru menekafikan konsistensi proyeksi kultus. Namun demikian dalam berbagai perbedaan tersebut mantram memiliki persamaan yang membuatnya bisa kategorisasikan sebagai doa. Ini terlihat paling tidak secara ortodoksial, bahwa mantram dan doa sama-sama lahir dari pengalaman bersentuhan dengan Tuhan, meski Hindu memiliki dan Semitis memiliki konsepsi yang berbeda di dalam membangun konsep ketuhanan. Karenanya doa clan mantram memiliki fungsi mediatif yang sama, sebagai cara manusia berkomunikasi dengan Tuhan, ya

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Prof. Dr. H. Djam'annuri, MA,
Uncontrolled Keywords: Doa, mantram
Subjects: Perbandingan Agama
Depositing User: Drs. Bambang Heru Nurwoto
Date Deposited: 03 Dec 2020 10:33
Last Modified: 03 Dec 2020 10:33
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/41502

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum