KONSEP KEPEMIMPINAN HASAN AL-BANNA

YARSORI - NIM. 04511707, (2010) KONSEP KEPEMIMPINAN HASAN AL-BANNA. Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

[img]
Preview
Text (KONSEP KEPEMIMPINAN HASAN AL-BANNA)
BAB I,V.pdf - Published Version

Download (847kB) | Preview
[img] Text (KONSEP KEPEMIMPINAN HASAN AL-BANNA)
BAB II,III,IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (239kB)

Abstract

Hasan al-Banna adalah tokoh Islam kontemporer yang mempunyai visi besar terhadap umat Islam khususnya di Mesir. Pada zaman ulama salaf menerangkan sunnah bagaimana bermuamalah dengan pemimpin. Mereka menyebarkan ilmu agama di masjid-masjid, itulah jalan salaf. Ikhwanul Muslimin adalah organisasi yang telah didirikan oleh Hasan al-Banna sebagai wadah kepemimpinannya. Bagi mereka yang membaca kitab-kitab batiniyah niscaya akan menemukan mereka punya wakil-wakil yang diberi nama nuqaba' (naqib-naqib), seperti penamaan organisasinya. Sebelum dinasti Umawiyah jatuh, dai-dai dinasti Abbasiyah mempraktekkan metode ini. Mereka punya wakil-wakil yang tersebar dalam jabatan-jabatan daulah (negara) Umawiyah. Wakil-wakil itu punya tanggung jawab dan harus melaporkan kepada pucuk pimpinan tertinggi. Hasan al-Banna menciptakan prinsip ini, dengan cara bagaimana Hasan al-Banna mengikat pengikutnya dengan tanzhim tersebut. Tanzhim ini tidak melihat alim atau tidaknya sosok orang yang akan dicalonkan menjadi pemimpin. al-Hadhami, pengganti Hasan al-Banna, adalah seorang yang mencukur jenggot, bekerja pada konsultan hakim pemerintahan Mesir, orang yang tidak mempunyai pengetahuan agama yang mendalam. Dia dijadikan pemimpin sepeninggal al-Banna. Anggota-anggota Ikhwanul Muslimin terkejut atas wafatnya Hasan al- Banna karena yang menggantikannya adalah al-Hadhami. Karena pengangkatannya tidak ada hubungannya sama sekali dengan agama, tetapi berhubungan dengan kepemimpinan negara. Menurut Hasan al-Banna kekokohan karakter merupakan bangunan dasar untuk membentuk tatanan kehidupan masyarakat, sehingga menjadi umat yang beradab. Kepemimpinan Hasan al-Banna dalam organisasinya adalah langkah politik praktis yang diketahui kebanyakan orang, sedangkan 'tandzim khusus' adalah sayap militer yang melakukan manuver-manuver yang diperintahkan ketua umum. Jadi menurut al-Banna, dialah yang memberi tugas-tugas kepada As Sindi (pemimpin 'tandzim khusus' yang melaksanakan perintah-perintah Hasan al-Banna) dalam kedudukannya sebagai ketua umum. Al-Banna membentuk kepemimpinan umum dengan sistem kepemimpinan 'ala mursyid' dan dinamakan 'Maktab Al-Irsyad' (bimbingan). Kajian ini merupakan library research dan dilakukan dengan metode historis-filosofis dan penulis menggunakan pemikiran Tokoh Hassan al-Banna, mengingat al-Banna adalah seorang pejuang Islam dan tokoh politik Islam pada masa zaman modern, sehingga pemikiran tentang konsep kepemimpinannya menurut hemat penulis sesuai dengan konteks saat ini yang hangat dalam perpolitikan kepemimpinan masa sekarang. Di akhir-akhir ini sering muncul sebuah perdebatan baik dalam wilayah akademik maupun wilayah masyarakat umum dengan mengusung pan-islamisme maka seolah-olah menjadikan kebangkitan kembali sejarah dahulu yang menginginkan kepemimpinan dalam Islam yang berintelektual tinggi.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing: Drs. H. Abdul Basir Solissa, M.Ag,
Uncontrolled Keywords: Kepemimpinan, Ikhwan al-Muslimin, Agama dan Negara.
Subjects: Aqidah Filsafat
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta > Aqidah Filsafat
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Aqidah Filsafat (S1)
Depositing User: Edi Prasetya [edi_hoki]
Date Deposited: 14 Aug 2012 21:34
Last Modified: 04 Aug 2016 11:28
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/4340

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum