KONSEP HAK IJBAR WALI PADA PERNIKAHAN GADIS DEWASA DALAM FILM PERJALANAN PEMBUKTIAN CINTA : ANALISIS PEMIKIRAN HUSEIN MUHAMMAD

Azmira Vonna, NIM.: 21103050019 (2025) KONSEP HAK IJBAR WALI PADA PERNIKAHAN GADIS DEWASA DALAM FILM PERJALANAN PEMBUKTIAN CINTA : ANALISIS PEMIKIRAN HUSEIN MUHAMMAD. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (KONSEP HAK IJBAR WALI PADA PERNIKAHAN GADIS DEWASA DALAM FILM PERJALANAN PEMBUKTIAN CINTA : ANALISIS PEMIKIRAN HUSEIN MUHAMMAD)
21103050019_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (3MB) | Preview
[img] Text (KONSEP HAK IJBAR WALI PADA PERNIKAHAN GADIS DEWASA DALAM FILM PERJALANAN PEMBUKTIAN CINTA : ANALISIS PEMIKIRAN HUSEIN MUHAMMAD)
21103050019_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf
Restricted to Registered users only

Download (3MB) | Request a copy

Abstract

Penelitian ini mengkaji konsep hak ijbar wali dalam pernikahan gadis dewasa melalui analisis film Perjalanan Pembuktian Cinta dan ditinjau dari pemikiran KH. Husein Muhammad. Hak ijbar dipahami sebagai wewenang seorang wali, khususnya ayah, untuk menikahkan anak perempuan yang berada di bawah tanggung jawabnya tanpa persetujuan langsung dari anak tersebut. Dalam praktiknya, hak ini sering menimbulkan persoalan, khususnya ketika diterapkan dalam masyarakat yang masih menjunjung tinggi nilai-nilai patriarki. Film yang dianalisis dalam penelitian ini menampilkan realitas sosial tersebut melalui tokoh perempuan yang mengalami pernikahan paksa atas dasar keputusan sepihak dari ayahnya. Penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif dengan pendekatan yuridis-normatif dan jenis penelitian pustaka (library research). Sumber utama yang dianalisis meliputi adegan, dialog, dan narasi dalam film, yang kemudian dikaji dengan teori pemikiran KH. Husein Muhammad. Pemikiran beliau digunakan sebagai landasan dalam menilai konsep hak ijbar wali, khususnya dalam konteks gadis dewasa. Data film diolah secara deduktif untuk melihat bagaimana konsep hak ijbar diterapkan dalam realitas sosial dan hukum, serta dibandingkan dengan pandangan KH. Husein Muhammad. Dalam pandangannya, ijbar tidak dimaknai sebagai hak untuk memaksa, melainkan sebagai tanggung jawab untuk membimbing dan menikahkan dengan pertimbangan maslahat serta persetujuan dari pihak perempuan. KH. Husein Muhammad menolak segala bentuk pemaksaan dalam pernikahan, dan menegaskan bahwa pernikahan yang dilakukan tanpa kerelaan pihak perempuan, terlebih yang sudah dewasa, tidak sah menurut syariat Islam. Hasil penelitian ini menegaskan bahwa penerapan hak ijbar harus dikontekstualisasikan dalam realitas sosial kontemporer agar tidak melanggar prinsip-prinsip keadilan dan hak asasi manusia. Film Perjalanan Pembuktian Cinta menjadi media kritik sosial yang efektif untuk menggambarkan dampak negatif dari penyalahgunaan hak ijbar. Dengan demikian, pemikiran KH. Husein Muhammad memberikan solusi relevan terhadap praktik pernikahan paksa, sekaligus memperkuat pentingnya persetujuan, kebebasan, dan keadilan gender dalam institusi pernikahan.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information / Supervisor: Dr. Siti Muna Hayati, M.H.I.
Uncontrolled Keywords: right of coercion; Wali Mujbir; film; forced marriage
Subjects: 300 Ilmu Sosial > 340 Ilmu Hukum > 346.01 Hukum Keluarga - Hukum Pernikahan
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Hukum Keluarga Islam (S1)
Depositing User: Muchti Nurhidaya edt
Date Deposited: 07 Dec 2021 14:50
Last Modified: 11 Aug 2025 09:35
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/47264

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum