PENAFSIRAN QASAM MENURUT HAMKA DALAM TAFSIR AL AZHAR SURAH AL-FAJR AYAT (1-4)

Fajriyaturrohmah, NIM. 18105030095 (2021) PENAFSIRAN QASAM MENURUT HAMKA DALAM TAFSIR AL AZHAR SURAH AL-FAJR AYAT (1-4). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (PENAFSIRAN QASAM MENURUT HAMKA DALAM TAFSIR AL AZHAR SURAH AL-FAJR AYAT (1-4)) 18105030095_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version Download (3MB) | Preview
	Text (PENAFSIRAN QASAM MENURUT HAMKA DALAM TAFSIR AL AZHAR SURAH AL-FAJR AYAT (1-4)) 18105030095_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (4MB)

Abstract

Kesiapan jiwa setiap individu dalam menerima kebenaran dan tunduk terhadap cahayanya, itu berbeda-beda. Qasam (sumpah) merupakan kata yang tidak asing lagi untuk didengar bahkan di ucapkan, qasam atau sering disebut sumpah, merupakan salah satu kebiasaan orang Arab untuk meyakinkan lawan yang diajak berbicara. Kata qasam atau sumpah merupakan kata yang digunakan sebagai penguat atau argumentasi agar lawan bicara mudah menerima apa yang di ucapkan seseorang. Pada saat Rasulullah Saw menyampaikan ayat-ayat al-Qur‟an, sebagian dari kaum kafir Quraisy ingin menandinginya dengan membuat ungkapan-ungkapan yang sengaja dibuat untuk merendahkan keberadaan Nabi Saw. Namun, masih ada sebagian kaum Quraisy menerima kebenaran yang di bawa Nabi. Hal ini menunjukkan bahwa, jika jiwa manusia bersih dari sifat tercela, maka dia akan dengan mudah menerima kebenaran dari siapapun terutama yang kebenaran itu datangnya langsung dari Allah SWT. Secara bahasa aqsam merupakan bentuk jamak dari qasam yang berarti al-hilf dan al-yamin, yakni sumpah. Qasam (sumpah) tentu memiliki tujuan dan faedah yakni untuk mempertegas suatu ucapan yang ditujukan ke seluruh umat manusia dimuka bumi. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan kitab Tafsir Al-Azhar sebagai sumber primer penelitian. Menariknya ialah, dalam tafsir tersebut Hamka tidak memiliki keterikatan pada salah satu madzhab, inilah yang menjadikan Tafsir Al-Azhar bisa dikatakan mempunyai corak penafsiran non-madzhabi, bermaksud menghindari dari adanya perselisihan kemadzhaban, baik madzhab fiqih maupun madzhab kalam. Penelitian ini menjadikan surah al-Fajr sebagai topik bahasan yang akan dikaji. Nama al-Fajr diambil dari ayat pertama yakni kata “fajr” yang artinya waktu fajar. Fokus penelitian ini adalah 1. Bagaimana penafsiran qasam surah al-Fajr ayat 1-4 menurut Hamka? 2. Bagaimana metode dan corak yang digunakan Hamka dalam menafsirkan qasam surah al-Fajr dalam kitab Tafsir al-Azhar?. 3. Apa relevansi interpretasi Hamka pada surah al-Fajr ayat 1-4 dengan konteks kekinian?. Adapun jenis penelitian yang dilakukan bersifat kepustakaan atau Library Research yakni membahas secara konseptual dengan cara menulis, menyajikan data dan menganalisisnya berdasar dari bahan atau sumber-sumber yang tertulis. Model penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan berlandaskan penelitian kepustakaan, tentu semua sumber datanya diperoleh dari buku-buku yang berkaitan dengan topik yang dibahas dan pengumpulan data ini bersumber dari data primer yaitu al-Qur‟an dan kitab Tafsir al-Azhar. Metode yang penulis gunakan adalah metode deskriptif-analitik. Hasil penelitian pada penafsiran qasam surah al-Fajr ayat 1-4 menurut Hamka dalam Tafsir al-Azhar adalah: qasam atau sumpah serupa dengan kata “Ibadah, tunduk, taat”. Qasam dalam surah al-Fajr berisikan tentang Allah yang bersumpah dengan nama waktu dan benda atau makhluk-Nya.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item