(KAWULA - GUSTI DALAM TAFSIR JAWA) KAJIAN TAFSIR AL-QUR’AN SUCI BASA JAWI KARYA MOHAMMAD ADNAN DAN AL-HUDA TAFSIR QUR’AN BASA JAWI KARYA BAKRI SYAHID

Yusuf Pandam Bawono, NIM.: 17205010065 (2022) (KAWULA - GUSTI DALAM TAFSIR JAWA) KAJIAN TAFSIR AL-QUR’AN SUCI BASA JAWI KARYA MOHAMMAD ADNAN DAN AL-HUDA TAFSIR QUR’AN BASA JAWI KARYA BAKRI SYAHID. Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text ((KAWULA - GUSTI DALAM TAFSIR JAWA) KAJIAN TAFSIR AL-QUR’AN SUCI BASA JAWI KARYA MOHAMMAD ADNAN DAN AL-HUDA TAFSIR QUR’AN BASA JAWI KARYA BAKRI SYAHID)
17205010065_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (4MB) | Preview
[img] Text ((KAWULA - GUSTI DALAM TAFSIR JAWA) KAJIAN TAFSIR AL-QUR’AN SUCI BASA JAWI KARYA MOHAMMAD ADNAN DAN AL-HUDA TAFSIR QUR’AN BASA JAWI KARYA BAKRI SYAHID)
17205010065_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (5MB) | Request a copy

Abstract

Tradisi penulisan Tafsir al-Quran Indonesia menggunakan berbagai model penulisan. Keberagaman dan banyaknya kosa kata yang ada dalam bahasa Jawa menjadikan tafsir al-Qur’an Jawa memiliki beragam makna penafsiran. Unsur budaya dan bahasa memiliki pengaruh signifikan terhadap proses penafsiran al-Quran di jawa. Pengaruh tersebut terintegrasi melalui proses penafsiran sehingga dapat memberikan corak dan warna produk tafsir. Tafsir yang identik dengan budaya Jawa adalah Tafsir al-Quran Suci Basa Jawi Karya Mohammad Adnan dan Kitab al-Huda Tafsir Qur’an Basa Jawi karya Bakri Syahid. Ciri khas tafsir ini terletak dalam penerjemahan bahasa Jawa secara keseluruhan salah satunya diksi Kawula - Gusti. Ada kecenderungan konsistensi bahwa Kawula - Gusti banyak digunakan dalam konteks doa yang dilakukan Hamba kepada Tuhannya, namun penelusuran awal penulis, diksi Kawula bukan hanya digunakan dalam konteks doa, dan diksi penyebutan Tuhan bukan hanya menggunakan kata Gusti. Komunikasi bahasa Jawa era kekinian semakin jarang dilakukan orang Jawa sendiri. Penelitian ini memiliki rumusan masalah, makna Kawula - Gusti dalam Tafsir Mohammad Adnan dan Tafsir Bakri Syahid, Diksi Kawula-Gusti kedua tafsir tersebut dalam komunikasi Hamba kepada Tuhan dan relevansi Tafsirnya konteks kekinian. Penelitian library reseach, dengan menggunakan metode kualitatif dan menganalisis data terkait bahasa yang digunakan dalam tafsir Jawa serta tafsir lain yang berkaitan. Penulis memaparkan perioderisasi tafsir Indonesia, perjalanan intelektual Mohammad Adnan dan Bakri Syahid, deskripsi kitab Tafsir al-Qur’an Suci Basa Jawi, dan deskripsi kitab al-Huda Tafsir Qur’an Basa Jawi, memaparkan ayat-ayat yang diterjemahkan Kawula dan ayat-ayat yang diterjemahkan Gusti, konteks terjemahan bahasa jawa untuk diketahui diksi-diksi yang digunakan dalam Komunikasi Hamba kepada Tuhan, memaparkan sistem bahasa Kawula - Gusti dalam kamus bahasa Jawa melalui kaidah Krama halus (Madya), dan krama inggil. Penggunaan makna Kawula - Gusti dalam bahasa dan falsafah Jawa, terakhir mengaitkannya dengan konteks masyarakat Jawa di era kekinian. Hasil penelitian ini, diketahui bahwa Tafsir Mohammad Adnan dan tafsir Bakri Syahid didominasi wacana Qurani dan menggunakan nilai-nilai lokalitas yang terkandung dalam masyarakat Jawa. Nilai tersebut memuat kaidah bahasa serta sikap hormat yang merupakan bagian dari etika masyarakat Jawa. Diksi Kawula - Gusti yang digunakan, hampir semuanya berkaitan dengan masalah teologi. Perbedaan model penafsiran Kawula - Gusti dalam tafsir Mohammad Adnan dan tafsir Bakri syahid terlihat dalam konteks komunikasi hamba dengan Tuhan. Tafsir Bakri Syahid banyak menambahkan penjelasan berupa catatan kaki. Berbeda dengan Mohammad Adnan, konsisten dengan penerjemahan dalam bahasa Jawa saja, jarang ditemukan penjelasan penafsiran dari ayat-ayat yang ditafsirkannya. Kawula - Gusti terkait dengan isu teologis. Dalam kedua tafsir tersebut ditemukan diksi Pangeran, Padhuka, Panjenengan dan Pangeran Pepundhen. Dalam filsafat Jawa, Tuhan adalah realitas tertinggi. Kawula diartikan sebagai “hamba”, “pembantu”, “rakyat biasa”, dan Gusti diartikan sebagai gelar bangsawan, gelar Tuhan, atau yang dianggap Tuhan. Gusti berperingkat paling tinggi daripada Kawula. Tujuan utama penggunaan bahasa Jawa dalam menafsirkan Al-Qur'an di zaman sekarang ini adalah untuk memudahkan orang Jawa dalam memahami Al-Qur'an, agar ajaran dan pesan-pesan dalam Al-Qur'an lebih mudah diserap oleh masyarakat Jawa dan menjadi media yang efektif untuk mencapai tatanan kehidupan yang sejalan dengan ajaran Al-Qur'an dalam era kekinian.

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information: Pembimbing: Prof. Dr. Muhammad Chirzin, M.Ag
Uncontrolled Keywords: Mohammad Adnan, Tafsir al-Qur’an Suci Basa Jawi, Bakri Syahid,
Subjects: Ilmu Alqur’an dan Tafsir
Islam dan Pemikiran
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Aqidah dan Filsafat Islam (S2) > Studi al Qur'an dan Hadits
Depositing User: Muh Khabib, SIP.
Date Deposited: 10 Mar 2022 15:26
Last Modified: 10 Mar 2022 15:26
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/49951

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum