KONTEKSTUALISASI HADIS PEREMPUAN MELAKUKAN PERJALANAN TANPA MAHRAM DALAM PERSPEKTIF QIRA’AH MUBADALAH

Yeni Amalia, NIM.: 18105050092 (2022) KONTEKSTUALISASI HADIS PEREMPUAN MELAKUKAN PERJALANAN TANPA MAHRAM DALAM PERSPEKTIF QIRA’AH MUBADALAH. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (KONTEKSTUALISASI HADIS PEREMPUAN MELAKUKAN PERJALANAN TANPA MAHRAM DALAM PERSPEKTIF QIRA’AH MUBADALAH)
18105050092_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (4MB) | Preview
[img] Text (KONTEKSTUALISASI HADIS PEREMPUAN MELAKUKAN PERJALANAN TANPA MAHRAM DALAM PERSPEKTIF QIRA’AH MUBADALAH)
18105050092_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (6MB) | Request a copy

Abstract

Hadis larangan Perempuan melakukan perjalanan tanpa mahram sering kali dijadikan dalih untuk mendiskreditkan perempuan. menjadikan laki-laki lebih superior dan perempuan sebagai inferior. Penafsiran klasik semacam ini lebih memfokuskan pada teks saja tanpa mempertimbangkan konteks sosio-historis dimasa itu. Akibatnya, semakin ketat larangan perempuan melakukan perjalanan tanpa mahram, maka semakin bodoh anak regenerasi milenial sekarang. Selain itu streotipe perempuan dalam keluarga akan menjadi beban dan menyusahkan lakilaki dalam berbagai hal, dikarenakan tidak mendapatkan pendidikan yang layak dan karir yang memadai untuk mempertahankan hidup yang lebih baik. Hal ini menjadi konflik dikarenakan hadis perempuan melakukan perjalanan tanpa mahram secara normatif dianjurkan untuk diamalkan dan disisi lain menimbulkan ketidak adilan gender. Berangkat dari permasalahan tersebut, penulis ingin mengungkapkan bagaimana pemahaman hadis perempuan melakukan perjalanan tanpa mahram yang terdapat dalam kutubus sittah serta bagaimana pemaknaan yang tepat sesuai kontekstualisasi zaman sekarang dalam perspektif Qira’ah Mubâdalah. Penelitian ini bersifat kualitatif yang masuk dalam kategori Library Research (kajian pustaka). Hasil temuan yang diperoleh ialah terdapat tiga bagian. Pertama, Setelah melakukan uji validitas Takhrij hadis dan I’tibarul hadis. Hadis larangan perempuan melakukan perjalanan tanpa mahram dapat dikatan shahîh secara sanad dan matan karena tidak terdapat unsur yang bertentangan dengan ayat al-qur’an, hadis, sejarah, kebahasaan dan akal sehat. Kedua, Penafsiran dengan menggunakan teori mubadalah dapat menjadi solusi untuk memaknai ulang teks hadis yang hanya menyapa satu subjek saja seperti hadis perempuan melakukan perjalanan tanpa mahram. Gagasan utama yang diperoleh ialah perempuan dimasa sekarang memiliki hak yang sama dalam melakukan perjalanan layaknya seorang laki-laki. Perubahan kondisi dari masa kenabian dengan sekarang menjadikan perubahan hukum dengan mempertimbangkan problem yang ada. Munculnya alat transportasi dan komunikasi dimasa sekarang memberikan kemudahan dan keamanan bagi setiap orang dalam melakukan perjalanan. sehingga dalam konteks sekarang perempuan tidak dapat dikatakan melakukan perjalanan dengan sendirinya dan seorang mahram juga tidak selalu bisa untuk mendampingi perempuan di setiap perjalanan. Penerapan dengan menggunakan metode mubadalah dapat menjadi salah satu pertimbangan dalam memaknai hadis-hadis yang misoginis

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing : Dr. H. Agung Danarta, M.Ag.
Uncontrolled Keywords: Hadis, Perempuan, Perjalanan, Mahram, Qira’ah Mubadalah
Subjects: Ilmu Hadits
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Ilmu Hadis (S1)
Depositing User: S.Sos Sofwan Sofwan
Date Deposited: 07 Jul 2022 10:14
Last Modified: 07 Jul 2022 10:14
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/51717

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum