KEBIJAKAN POLITIK GAMAL ABDUL NASSER DAN IMPLIKASINYA BAGI GERAKAN IKHWANUL MUSLIMIN DI MESIR (1952-1970 M)

Amin Sudarsono, NIM.00120218 (2006) KEBIJAKAN POLITIK GAMAL ABDUL NASSER DAN IMPLIKASINYA BAGI GERAKAN IKHWANUL MUSLIMIN DI MESIR (1952-1970 M). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (KEBIJAKAN POLITIK GAMAL ABDUL NASSER DAN IMPLIKASINYA BAGI GERAKAN IKHWANUL MUSLIMIN DI MESIR (1952-1970 M))
00120218_Bab I_Bab V_Daftar Pustaka.pdf - Published Version

Download (4MB) | Preview
[img] Text (KEBIJAKAN POLITIK GAMAL ABDUL NASSER DAN IMPLIKASINYA BAGI GERAKAN IKHWANUL MUSLIMIN DI MESIR (1952-1970 M))
00120218_Bab II_Bab IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (9MB)

Abstract

Secara personal, Gamal Abdul Nasser adalah seorang ambisius walau kadang pragmatis. Lahir dari keluarga yang sederhana dan sering berpindah tempat. Kondisi psikologisnya terpengaruh oleh lingkungan hidup dan lembaga pendidikan yang mengasuhnya. Kebijakan politik Nasser memiliki dua dimensi, yaitu kebijakan dalam negeri dan luar negeri. Penataan struktur dan infra struktur republik yang baru lahir dari rahim kolonialisme plus monarki pro Barat membutuhkan ongkos sosial (social cost) yang cukup mahal. Reformasi pertanian sebagai solusi bagi persoalan persediaan logistik dan penyamarataan ekonomi, tidak serta merta menyelesaikan masalah. Kebutuhan air menyebabkan obsesi Nasser untuk mendirikan sebuah bendungan besar yang diperkirakan dapat memenuhi kebutuhan lahan pertanian akan air. Saat itu, Nasser-dengan memanfaatkan politik luar negerinya yang netral-meminta bantuan kepada Barat untuk pembiayaan pembangunan Bendungan Aswan. Untuk menutupi kekurangan dana, Nasser melakukan nasionalisasi Terusan Suez. Terusan yang semula dikelola oleh Inggris dan Perancis itu menghasilkan input cukup besar dari pajak lalu lintas penyeberangan kapal. Setelah dinasionaHsasi, penghasilan yang berasal dari Terusan Suez digunakan untuk proyek pembangunan Bendungan Aswan. Kebijakan politik dalam negen Juga banyak menuai kritik. Penyederhanaan sistem kepartaian dengan cara melakukan peleburan seluruh kekuatan politik dalam satu wadah, menimbulkan dua dampak. Satu sisi, terjadi kestabilan politik dalam negeri. Di sisi lain, kebijakan partai tunggal itu memhungkam demokrasi dan membunuh partisipasi publik dalam proses pengambilan keputusan dan kebijakan negara. Implikasi praktisnya adalah pembubaran seluruh kekuatan oposisi.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing : Dr. M. Abdul Karim, MA
Uncontrolled Keywords: Politik Gamal Abdul Nasser, i Gerakan Ikhwanul Muslimin
Subjects: Sejarah Peradaban / Kebudayaan Islam
Divisions: Fakultas Adab dan Ilmu Budaya > Sejarah Kebudayaan Islam (S1)
Depositing User: Drs. Bambang Heru Nurwoto
Date Deposited: 19 Aug 2022 15:24
Last Modified: 19 Aug 2022 15:24
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/52605

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum