PERLINDUNGAN HAK PENGGUNA LAYANAN PINJAMAN ONLINE ILEGAL DALAM PERSPEKTIF MAQASHID SYARIAH DAN HAK ASASI MANUSIA

Iim Maya Sofa, NIM.: 18103060032 (2022) PERLINDUNGAN HAK PENGGUNA LAYANAN PINJAMAN ONLINE ILEGAL DALAM PERSPEKTIF MAQASHID SYARIAH DAN HAK ASASI MANUSIA. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (PERLINDUNGAN HAK PENGGUNA LAYANAN PINJAMAN ONLINE ILEGAL DALAM PERSPEKTIF MAQASHID SYARIAH DAN HAK ASASI MANUSIA) 18103060032_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version Download (3MB) | Preview
	Text (PERLINDUNGAN HAK PENGGUNA LAYANAN PINJAMAN ONLINE ILEGAL DALAM PERSPEKTIF MAQASHID SYARIAH DAN HAK ASASI MANUSIA) 18103060032_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (4MB) | Request a copy

Abstract

Perkembangan teknologi kini dapat kita rasakan dampaknya pada tatanan sosial maupun ekonomi. Seperti pada bidang ekonomi, saat ini terdapat istilah pinjaman online atau yang biasa disebut dengan pinjol. Kehadiran layanan pinjaman online tersebut telah banyak membantu masyarakat dalam menangani masalah perekonomian, terutama pada masa pandemik saat ini. Selain kemudahan yang didapat, hal tersebut tidak terlepas dari permasalahan yang muncul akibat pinjaman online. Kasus ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman masyarakat tentang literasi ekonomi. Masyarakat tidak dapat membedakan mana pinjaman online ilegal dengan yang legal. Dampak ketidaktahuan inilah yang menjadi salah satu sumber terjadinya beberapa kasus pinjol ilegal, seperti data pribadi yang disebarkan oleh layanan pinjol ilegal, pengancaman, teror, suku bunga yang tinggi, hingga hal-hal yang merugikan bagi pengguna layanan pinjol ilegal. Penelitian ini termasuk jenis penelitian pustaka (Library Research), yaitu penelitian yang menjadikan buku-buku sebagai sumber datanya, sedangkan sifat penelitian ini adalah Deskriptif-Analisis. Adapun teori yang digunakan adalah teori Maqashid Syari'ah dan teori Perlindungan Hukum. Dikarenakan penelitian ini adalah penelitian komparatif/ perbandingan, maka dibutuhkan dua teori sebagai pendukung masing-masing perspektif yang digunakan yaitu perspektif HAM dan perspektif Maqashid syariah. Penulis tertarik untuk menjadikan maqashid syari'ah dan Hak Asasi Manusia sebagai perspektif dalam penelitian ini karena keduanya saling berkaitan, yang mana maqashid syari'ah memiliki tujuan kemaslahatan umat dalam ranah hukum Islam dan Hak asasi Manusia yang juga memiliki tujuan kesejahteraan manusia antar umat beragama, maka kesamaan dari keduanya akan memunculkan korelasi yang sejalan untuk menganalisis kasus-kasus tentang perlindungan hak pengguna layanan pijaman online ilegal. Hanya saja yang membedakan dari keduanya yaitu ranah sudut pandangnya. Adapun hasil penelitian secara menyeluruh dapat dikatakan bahwa perlindungan konsumen menurut HAM dan maqashid syari'ah sama-sama menitikberatkan pada prinsip menjaga hak orang lain. Adapun kasus-kasus pinjol ilegal dapat ditarik kesimpulan bahwa dari kedua perspektif tersebut dapat dinilai telah melanggar hak asasi manusia dan melanggar prinsip kemaslahatan bersama. Perbedaan keduanya adalah, jika hak asasi manusia menjelaskan secara jelas tentang bentuk-bentuk perlindungan yang berkaitan dengan hak konsumen tetapi maqashid syari'ah tidak menyebutkan dengan jelas terkait dengan perlindungan konsumen. Maqashid syariah tidak menjelaskan secara gamblang menjelaskan terkait perlindungan konsumen, tetapi maqashid syariah memiliki lima prinsip pokok yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur untuk menilai kemaslahatan bersama. Meskipun cakupannya masih sangat luas jika dibandingkan dengan hak asasi manusia.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item