RESILIENSI PENGANUT KHONGHUCU PADA RITUAL SEMBAHYANG DI ERA COVID-19 (2020-2021) (STUDI KASUS KELENTENG PONCOWINATAN YOGYAKARTA)

Sitti Anisatur Rofiah, NIM.: 15520035 (2022) RESILIENSI PENGANUT KHONGHUCU PADA RITUAL SEMBAHYANG DI ERA COVID-19 (2020-2021) (STUDI KASUS KELENTENG PONCOWINATAN YOGYAKARTA). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Full text not available from this repository. (Request a copy)

Abstract

Covid-19 di Wuhan China serta merebaknya ke berbagai belahan dunia termasuk Indonesia, sehingga pada Maret 2020 WHO (World Health Organization) menyatakan bahwa penyebaran virus Covid-19 sebagai kesehatan global, secara serempak ada dalam situasi tanggap darurat. Di Indonesia, kebijakan lockdown atau karantina wilayah yang dikeluarkan oleh pemerintah menitikberatkan pada pencegahan penularan di tengah-tengah masyarakat. Pada April 2020 diberlakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) hingga selang tiga bulan mulai adanya kebijakan new normal. Dampak yang diakibatkan oleh Covid-19 salah satunya pada sektor agama, yaitu dibatasinya kerumunan dalam melakukan ritual sembahyang, seperti yang terjadi di Kelenteng Poncowinatan Yogyakarta. Skripsi ini mengkaji resiliensi penganut Khonghucu pada ritual sembahyang di era Covid-19. Fokus penelitian ini adalah: (1) bagaimana dampak Covid-19 pada ritual sembahyang umat Khonghucu di Kelenteng Poncowinatan Yogyakarta, dan (2) bagaimana resiliensi penganut Khonghucu pada ritual sembahyang serta langkah yang dilakukan oleh umat Khonghucu dalam menyikapi Covid-19 di Kelenteng Poncowinatan Yogyakarta. Skripsi ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan Kelenteng Poncowinatan Yogyakarta sebagai lokasi penelitian. Metode yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Teori dimensi agama dari Ninian Smart digunakan untuk menganalisis ritual sembahyang umat Khonghucu di Kelenteng Poncowinatan dan teori resiliensi dari Edith H Grotberg dan Reivich & Shatte digunakan untuk menganalisis resiliensi penganut Khonghucu pada ritual sembahyang di era Covid-19. Hasil dari penelitian ini adalah: pertama, terhambatnya kegiatan yang biasanya dilakukan di kelenteng Poncowinatan Yogyakarta, seperti pada ritual sembahyang umat Khonghucu. Sepi, itulah kata yang menggambarkan Kelenteng Poncowinatan saat pandemi karena mengikuti peraturan pemerintah yang menganjurkan untuk ditutupnya tempat ibadah. Dan kedua, umat Khonghucu tetap melaksanakan ritual sembahyang, akan tetapi tidak di Kelenteng Poncowinatan melainkan di rumah masing-masing. Kemampuan resiliensi individu tidak terlepas dari dukungan para keluarga, teman, tetangga serta kolega.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing: Dr. Roma Ulinnuha, S. S, M. Hum.
Uncontrolled Keywords: peradaban Cina; Agama Khonghucu; ritual sembahyang; resiliensi
Subjects: Agama (Religion)
Studi Agama Agama
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Studi Agama Agama (S1)
Depositing User: Muchti Nurhidaya [muchti.nurhidaya@uin-suka.ac.id]
Date Deposited: 16 Jan 2023 14:55
Last Modified: 16 Jan 2023 14:55
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/55582

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum